Mohon tunggu...
Shofia Ramadhani
Shofia Ramadhani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ayo baca, agar menambah pengetahuan!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hidup Damai dengan Hipertensi

28 Oktober 2023   17:52 Diperbarui: 28 Oktober 2023   17:54 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hipertensi tidak memiliki gejala yang spesifik. Secara fisik, penderita darah tinggi tidak menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala darah tinggi cenderung mirip dengan gejala atau gangguan kesehatan lain pada umumnya, sehingga sebagian orang tidak menyadari dirinya mengidap darah tinggi. Gejala umum yang terjadi pada penderita darah tinggi antara lain detak jantung cepat, penglihatan kabur, sakit kepala, disertai rasa berat di leher bagian belakang, kadang disertai mual, muntah, tinitus, gelisah, dan nyeri dada, dada ringan.nyeri. kelelahan, luka merah dan mimisan. Biasanya juga disertai komplikasi dengan beberapa gejala antara lain gangguan penglihatan, gangguan saraf, gangguan jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak). Gangguan otak dapat menyebabkan pendarahan otak, kelumpuhan, perubahan kesadaran, dan koma. Gejala-gejala ini tergantung pada durasi tekanan darah.

4. Pencegahan Hipertensi

Mencegah hipertensi lebih baik daripada mengobatinya. Artikel ini akan memberikan tips dan saran praktis tentang bagaimana menjaga tekanan darah tetap normal melalui gaya hidup sehat, termasuk pola makan yang seimbang, olahraga teratur, dan menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.

Risiko tekanan darah tinggi dapat dikurangi (kecuali bila diperlukan) dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin; menjaga berat badan ideal; mengurangi asupan garam; DILARANG MEROKOK; berolahraga secara teratur; hidup secara teratur; mengurangi stres; Jangan terburu-buru; dan menghindari makanan berlemak. Pencegahan primer meliputi tidur yang cukup, 6 sampai 8 jam sehari;

Mengurangi aktivitas fisik untuk menurunkan berat badan; mengurangi konsumsi alkohol; konsumsi minyak ikan; Menyerap kalsium, meski hanya sedikit menurunkan tekanan darah, juga sangat bermanfaat. Pencegahan sekunder adalah pola makan sehat; kurangi garam dan natrium dalam makanan Anda; Aktivitas fisik; mengurangi konsumsi alkohol; berhenti merokok. Pencegahan tersier, yaitu pemeriksaan darah secara teratur; Berolahragalah secara teratur dan sesuaikan dengan kondisi tubuh Anda.

5. Pengendalian Hipertensi

Bagi mereka yang telah didiagnosa dengan hipertensi, pengobatan yang tepat sangat penting untuk mengendalikan tekanan darah. Menurut (R., Alimin, M., & Anita, A. 2018) Pola hidup sehat merupakan bagian dari pencegahan agar terhindar dari penyakit darah tinggi. Gaya hidup sehat selama minimal 4 hingga 6 bulan terbukti dapat menurunkan tekanan darah dan secara umum dapat menurunkan risiko masalah kardiovaskular. Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan antara lain menurunkan berat badan, mengurangi asupan garam, berolahraga, mengurangi konsumsi alkohol, dan berhenti merokok. Upaya menurunkan tekanan darah dapat dilakukan melalui pemantauan tekanan darah, pengaturan gaya hidup, dan pengobatan anti hipertensi. Terkait perubahan gaya hidup, khususnya mengurangi asupan garam atau menerapkan pola makan rendah garam. Mengontrol hipertensi dan diet rendah garam sangat penting. Membatasi asupan natrium dalam bentuk diet rendah garam merupakan salah satu terapi diet yang digunakan untuk mengontrol tekanan.

Hipertensi dan kualitas hidup mempunyai hubungan timbal balik, hipertensi dapat mempengaruhi kualitas hidup dan sebaliknya kualitas hidup dapat mempengaruhi hipertensi. Aspek psikologis, fisik, sosial, dan lingkungan terhadap kualitas hidup memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan hipertensi.  Sampai saat ini, untuk mengatasi hipertensi, berbagai upaya dapat dilakukan, antara lain pengendalian tekanan darah melalui perubahan gaya hidup (lifestylemodification) dan penggunaan obat antihipertensi dalam terapinya, baik secara tunggal maupun kombinasi. 

Machus et al. (2020)  menjelaskan  bahwa terapi non farmakologi untuk penanganan hipertensi berupa anjuran modifikasi gaya hidup. Pola hidup sehat dapat menurunkan darah tinggi. Pemberian terapi farmakologi dapat ditunda pada pasien hipertensi 1 dengan risiko komplikasi penyakit kardiovaskular rendah. Jika dalam 4-6 bulan tekanan darah belum mencapai target atau terdapat faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya maka pemberian medikamentosa sebaiknya dimulai. Rekomendasi terkait gaya hidup adalah sebagai berikut:

1. Penurunan berat badan, target penurunan berat badan perlahan hingga mencapai berat badan ideal dengan cara terapi nutrisi medis dan peningkatan aktivitas fisik dengan latihan jasmani.

2. Mengurangi asupan garam, diet tinggi garam akan meningkatkan retensi cairan tubuh. Asupan garam sebaiknya tidak melebihi 2 gr/ hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun