Foto itu diberinya nama Galaxy in Her Eyes 'Galaksi di Matanya'. Begitu dekat, begitu indah, begitu menakjubkan.Â
Makhluk itu membiarkan manusia perempuan itu mendekatinya dan memotret matanya dari samping kepalanya. Mata itu terlindung oleh lapisan lemak tebal yang unik ditemukan pada mamalia laut. Lapisan yang membantu meregulasi suhu badannya dan sekaligus memberikannya perlindungan.Â
Ia adalah seekor paus betina. Ia diberi nama "Sweet Girl" oleh sang fotografer. Diperkirakan usianya baru sekitar tiga atau empat tahun.Â
Potret Sweet Girl di ambil pada 6 Oktober 2024 di laut dekat Tahiti.Â
Namun ternyata pertemuan mereka teramat singkat. Sweet Girl tertabrak dan tewas oleh kapal yang melaju cepat. Kejadian itu terjadi dua hari setelah fotonya diambil.Â
"Berenang dengan makhluk-makhluk yang agung ini adalah hak istimewa, dan penting untuk menghormati 'ruang' mereka - tidak ada kebutuhan untuk mengejar atau memaksakan interaksi. Di kesempatan yang jarang terjadi, paus dapat memilih untuk berinteraksi sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Momen kontak mata ini melampaui mimpi terliarku. Saya tidak pernah berjumpa dengan paus seperti ini, ini pengalaman terindah dalam hidupku. Saya merasa istimewa ia mengizinkanku untuk menangkap keindahan dan kehidupan di dalam matanya," tulis sang fotografer di Instagramnya.Â
"Sangat menghancurkan hati, karena hantaman tragis sebuah kapal yang bergerak cepat, kehidupan itu tidak bersama kita lagi. Selama beberapa minggu terakhir, ia menyentuh banyak hidup, dan terima kasih untuk dukunganmu pada foto matanya baru-baru ini. Sekarang cerita tentangnya telah mencapai jutaan. Saya berharap kisahnya yang tragis akan memicu perubahan nyata dan berarti, terutama terkait batas kecepatan kapal di wilayah-wilayah tersebut di mana paus terutama ditemukan selama musimnya," lanjut sang fotografer menuliskan harapannya.Â
Di balik karya yang indah
Rachel Moore adalah seorang fotografer bidang laut. Gairah yang ia tampilkan dalam karyanya melebihi sekedar seni fotografi. Dengan latar belakang pendidikan biologi kelautan dan sains lingkungan hidup, karyanya adalah sintesis kuat antara pengetahuan ilmiah dan ekspresi seni.
Moore menarasikan keindahan laut dan sekaligus buruknya situasi lautan melalui foto-fotonya. Karya-karyanya menginspirasi tindak langkah yang nyata.Â
Lahir dan dibesarkan oleh laut, Rachel Moore bercita-cita menjadi penyelam sejak usianya tujuh tahun. Pada usia 15 tahun, dengan tabungan hasil pekerjaannya yang pertama, ia membiayai sendiri sertifikat menyelamnya di perairan terbuka.Â
Selanjutnya ia terus menyelam dan menyelam hingga mendapatkan PADI Divemaster, yaitu sertifikat untuk penyelam profesional yang diakui di seluruh dunia. Â Sebagai informasi, untuk mendapatkan sertifikat ini usia minimal seseorang adalah 18 tahun dan telah melakukan minimal 40 kali penyelaman. Dan untuk lulus mendapatkan sertifikatnya, Anda harus melakukan minimal 60 kali penyelaman. Hingga kini Moore telah melakukan lebih dari 2000 penyelaman.Â
Moore juga mengantongi lisensi Blue Card Driver termuda dari National Park Service (NPS). NPS adalah sebuah badan federal Amerika Serikat di bawah Kementerian Dalam Negeri, yang mengelola semua taman nasional, sebagian besar monumen nasional, dan tempat-tempat bersejarah, rekreasi, dan properti alam lainnya.Â
Dengan sertifikasi ini, ia mendedikasikan keahliannya dalam program penelitian di Taman Nasional Kepulauan Channel (di Selat Inggris) dan program siaran bawah air selama empat musim sebelum akhirnya ia beralih karir sebagai model profesional.Â
Walaupun ia telah memilih jalan karir yang lain, namun kecintaannya terhadap laut tetap tak tergoyahkan. Beberapa tahun kemudian, Moore akhirnya mengambil keputusan berani untuk meninggalkan karirnya yang gemilang. Ia memutuskan untuk mengarungi dunia dan mendedikasikan sisa waktu hidupnya untuk kecintaannya pada fotografi.Â
Sebagai fotografer pemenang penghargaan dan duta untuk merek Sony, GoPro, PADI, dan Only One, Moore berupaya keras menginspirasi  orang-orang untuk menjaga bumi dan lautannya melalui citra yang ditangkap kamera.Â
Salah satu karyanya menjadi pemenang kategori foto pilihan juri pada kontes foto Ocean Conservancy's 2023. Moore juga menjadi finalis pada kompetisi fotografi bergengsi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) UN World Ocean's Day.Â
Foto mata galaksi Sweet Girl diambil Moore menggunakan kamera Sony Alpha 1 + 16-35mm F2.8 G Master II. 35 mm/F5.0/ISO 500/1/400.Â
Kecepatan kapal
Dua minggu setelah tragedi tewasnya Sweet Girl, Moore masih mencurahkan kekecewaannya di Instagramnya. Hatinya hancur mengingat paus yang malang itu. Moore mengatakan kecelakaan ini bisa dihindari bila kapal mengurangi kecepatannya dalam 2 kilometer dari pulau-pulau.Â
Moore menjelaskan bahwa Polinesia Prancis adalah tempat perlindungan paus dan paus-paus di tempat ini secara pribadi memiliki status hukum. "Tempat ini adalah rumah mereka [paus], mereka lahir dan besar di sini, dan kembali setiap tahun," tulis Moore.Â
Polinesia Prancis (French Polynesia) adalah kumpulan pulau-pulau dengan status otonomi milik Prancis yang berada di seberang lautan. Polinesia Prancis terdiri dari 121 pulau dan atol yang membentang sepanjang lebih dari 2.000 kilometer di Samudra Pasifik Selatan. Pulau utamanya adalah Tahiti.Â
"Bila kecelakaan terjadi pada manusia karena mengemudi dengan sembrono, ada konsekuensi yang berat. Saya percaya apa yang terjadi pada Sweet Girl pada 8 Oktober adalah kecelakaan. Saya tidak berpikir orang yang menabraknya bertindak dengan sengaja. Namun adalah kesembronoan bagi kapal manapun yang melaju dengan kecepatan 30 knot dalam 2 kilometer dari terumbu karang atau atau di dalam celah tersebut. Penelitian telah menunjukkan bahwa dengan mengurangi laju kapal menjadi 12 knot atau kurang dapat secara signifikan menurunkan resiko tabrakan, dan paus-paus memiliki harapan hidup yang lebih baik bila tertabrak kendaraan yang melaju lebih pelan," jelas Moore.Â
Pada 21 Oktober 2024, Moore pun mengajukan petisi di change.org yang mendesak Presiden Polinesia Prancis Moetai Brotherson dan jajaran pemerintahannya untuk segera mengambil aksi cepat untuk mengimplementasikan kewajiban membatasi kecepatan semua kapal berukuran besar menjadi 12 knot atau kurang bila beroperasi dalam 2 kilometer dari Pulau Tahiti dan Pulau Mo'orea selama musim Paus punggung bungkuk (Juli hingga November).Â
"Kita harus berbuat lebih baik untuk melindungi mereka," seru Moore. "Sedihnya, Sweet Girl tidak sendiri. Setiap tahun, 20.000 paus mati akibat tabrakan kapal. Setiap dari mereka adalah makhluk hidup. Bukan sekedar angka, ia adalah jiwa yang luar biasa yang menghubungkan banyak hal."Â
Paus punggung bungkuk
Sweet Girl adalah jenis paus punggung bungkuk. Walaupun ukurannya luar biasa besar, paus punggung bungkuk bukanlah predator. Mereka adalah omnivora yang menyaring air lautan untuk mendapatkan krill kecil (sejenis udang kecil) dan kelompok ikan-ikan kecil yang hidup di lapisan atas dan tengah lautan. Mereka juga adalah pemakan plankton.Â
Nama Latin paus punggung bungkuk adalah Megaptera novaeangliae mempunyai arti "sayap besar New England", mengacu pada sirip dadanya yang besar yang dapat tumbuh hingga 16 kaki (4,8 meter) dan paus ini ditemukan oleh pemburu paus Eropa pertama kali di lepas pantai New England (wilayah yang berada di timur laut Amerika Serikat).Â
Seperti paus lainnya, paus punggung bungkuk adalah mamalia yang melahirkan anaknya. Dinamakan paus bungkuk karena mereka memiliki punuk kecil khas di depan sirip punggung.
Paus punggung bungkuk dapat mencapai ukuran hingga 18,3 meter dan berat 36,3 Â ton. Usianya dapat mencapai 80 hingga 90 tahun. Â
Paus bungkuk sama sekali tidak berbahaya bagi kehidupan manusia, kecuali bila terjadi tabrakan di lautan.Â
Paus bungkuk terkenal dengan 'nyanyian'nya. Selama masa pendekatan dengan betina, pejantan membuat lagu yang rumit untuk menarik betina. Nyanyian paus bungkuk jantan ini dapat didengar hingga lebih dari 20 mil (32 km). Durasi lagunya dapat mencapai hingga 30 menit.Â
Induk paus dan anaknya biasanya berenang berdekatan. Sering kali mereka saling menyentuh satu sama lain dengan siripnya sebagai tanda kasih sayang. Anak paus bungkuk diasuh oleh induk betina hingga hampir satu tahun. Anak paus ini akan terus bertumbuh hingga mereka berusia 10 tahun.Â
Paus pembunuh adalah satu-satunya spesies yang diketahui menyerang dan memakan paus bungkuk, khususnya paus bungkuk remaja.Â
Dilansir dari oceana.org, setiap tahun paus bungkuk melakukan perjalanan migrasi luar biasa antara tempatnya mencari makan dan tempat untuk berkembang biak. Mereka mencari makan di dekat kutub dan melahirkan di daerah tropis. Setiap tahun seekor paus bungkuk melakukan perjalanan sejauh enam belas ribu mil (25.000 km) antara kedua wilayah tersebut.Â
Paus bungkuk hanya makan di wilayahnya mencari makan selama musim dingin dan bertahan hidup dari cadangan lemaknya sepanjang tahun, termasuk saat migrasi.
Selama masa puncak perburuan komersial, paus bungkuk pernah diburu hingga hampir punah. Populasi globalnya turun lebih dari 90% sebelum diberlakukan moratorium perburuan di seluruh dunia pada tahun 1966.Â
Untungnya, populasinya berhasil pulih kembali. Berkat berbagai upaya, statusnya dari yang sudah berada di ambang kepunahan, kini menjadi 'least concern' atau 'tidak mengkhawatirkan'.Â
Pentingnya paus
Cara paus mencari makan, membuang kotoran, bermigrasi, dan menyelam di antara permukaan dan kedalaman laut (dikenal dengan ‘pompa paus’), berperan dalam mengurangi perubahan iklim global. Bagaimana paus melakukan hal ini?
Lautan memerangkap sekitar 31 persen dari seluruh emisi karbon dioksida dengan beberapa mekanisme yang dikenal dengan karbon biru, yaitu:Â
- Karbon diserap oleh tanaman air, alga, dan fitoplankton
- Karbon disimpan dalam tubuh binatang-binatang air yang hidup
- Karbon diserap dalam sedimen di lautan dalam
Para ilmuwan meyakini paus berperan dalam tiga mekanisme karbon biru ini. Seperti pohon di hutan atau alga di laut, paus sangat efisien dalam memerangkap dan menyimpan karbon atmosfer secara langsung dalam tubuhnya yang besar sepanjang hidup mereka.Â
Paus adalah salah satu binatang dengan ukuran tubuh terbesar dan hidup terlama di bumi. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyimpan karbon dalam jumlah yang lebih besar dalam tubuhnya dibandingkan binatang-binatang yang ukurannya lebih kecil.Â
Paus secara efisien mencerna dan menyimpan mangsanya yang kaya karbon dalam jumlah besar, serta melepas sangat sedikit karbon dioksida kembali ke atmosfer.Â
Paus menyimpan karbon lebih banyak dalam tubuhnya dibandingkan dengan sebatang pohon. Seekor paus dapat memerangkap sekitar 33 ton karbon dioksida sepanjang waktu hidupnya. Sebagai perbandingan, pohon ek (oak), salah satu jenis pohon penangkap karbon paling efisien, menangkap sekitar 12 ton karbon dioksida selama umur maksimumnya 500 tahun.
Ketika paus mati, bangkainya yang kaya karbon sering kali tenggelam hingga ke dasar laut, dan tidak kembali lagi ke atmosfer sebagai karbon dioksida. Bangkai paus dapat menyimpan karbon ratusan hingga ribuan tahun.Â
Banyak organisme di lautan dalam telah berevolusi mengandalkan nutrisi dari bangkai-bangkai yang tenggelam. Bangkai paus yang ukurannya sangat besar berperan dalam skala besar untuk nutrisi organisme-organisme ini.Â
Bangkai terurai dan dimakan oleh binatang-binatang di laut dalam. Demikianlah karbon diserap di endapan dan beredar di ekosistem laut dalam, mencegahnya kembali ke atmosfer sebagai karbon dioksida.Â
Namun diperkirakan, peran paus sebagai penyimpan karbon biru berkurang akibat perburuan komersial besar-besaran pada pada tahun 1800-an. Pembantaian paus secara massal di abad 19 dan 20 kemungkinan telah mempercepat dampak perubahan iklim.Â
Paus juga secara tidak langsung berperan memerangkap karbon dengan menyediakan kotoran yang kaya akan nutrisi untuk fitoplankton. Â
Beberapa jenis paus, seperti paus sperma, menyelam sangat dalam untuk memangsa binatang yang kaya nutrisi baginya. Namun sebagai mamalia, mereka harus kembali ke permukaan untuk bernafas. Saat kembali ke permukaan, paus melepaskan kotoran (feses dan urin) yang kaya nutrisi. Mekanisme yang dikenal dengan 'whale pump' atau pompa paus ini adalah pupuk bagi fitoplankton yang hidup di permukaan laut.Â
Hal ini karena gerakan 'pompa' paus yang kaya akan unsur nitrogen, fosfor, dan besi dari lautan dalam mencapai hingga permukaan laut. Unsur-unsur ini bersama dengan sinar matahari merangsang pertumbuhan fitoplankton.Â
Fitoplankton berfotosintesis, artinya menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Secara global, fitoplankton laut menyerap jumlah karbon dioksida yang setara dengan empat hutan Amazon setiap tahun. Fitoplankton adalah penghasil utama oksigen di lautan dan berkontribusi menghasilkan 50 persen dari oksigen yang kita hirup. Fitoplankton juga adalah makanan bagi banyak jenis makhluk laut.Â
Selain gerakan vertikal mereka dalam ruang lautan, sebagian besar jenis paus bermigrasi musiman dari wilayah yang kaya nutrisi menuju wilayah yang miskin nutrisi untuk berkembang biak dan melahirkan.Â
Nutrisi yang dimakan oleh paus di wilayah makannya dilepaskan kembali dalam bentuk feses dan urin di sepanjang rute migrasinya dan juga di wilayah mereka kawin dan berkembang biak. Nutrisi inilah yang menstimulasi pertumbuhan fitoplankton dan meningkatkan penyerapan karbon melalui fotosintesis fitoplankton.Â
Paus yang memakan krill, ikan-ikan kecil, dan cumi-cumi juga menyeimbangkan rantai makanan di laut. Seekor paus biru dapat memakan hingga 40 juta ekor krill setiap hari.
Pemanasan global yang cepat diperkirakan menjadi penyebab utama kepunahan massal banyak makhluk hidup pada abad 21 ini, termasuk paus, lumba-lumba, dan porpois (ambu/gondal, - mirip lumba-lumba).
Tanpa aksi yang radikal, beberapa populasi paus dan lumba-lumba tidak akan mampu beradaptasi cepat untuk bertahan. Ketika perairan di sisi selatan menjadi lebih hangat, salah satu hal yang membatasi bagi spesies-spesies ini untuk berpindah ke utara yang habitatnya lebih dingin adalah batas daratan di utara Samudera Hindia.
Semakin banyak paus, laut akan semakin sehat karena semakin sedikit karbon dioksida yang ada di atmosfer. Â Melestarikan dan memulihkan populasi paus adalah salah satu langkah mitigasi perubahan iklim global.
Galaksi di mata Sweet Girl adalah lautan yang penuh keindahan dan kehidupan. Sweet Girl dan teman-temannya mengarungi galaksi di kedalaman samudera, menjaga lautan, dan menaburkan benih kebaikan dan kehidupan sepanjang hidup mereka.Â
Dalam potret 'Galaxy in Her Eyes' ada kisah indah seekor paus dan seorang manusia yang penuh makna. Menjaga lautan galaksi Sweet Girl adalah menjaga Sweet Girl. Menjaga Sweet Girl adalah menjaga kita semua. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Kamu pikir bisa?Â
(Shir untuk Kompasiana)
Sumber:
https://www.nationalgeographic.com/animals/mammals/facts/humpback-whale
https://oceana.org/marine-life/humpback-whale/
https://uk.whales.org/our-goals/create-healthy-seas/climate-change
https://www.fisheries.noaa.gov/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H