Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"No More Bets", Upaya Pemerintah China Perangi Judi Online Lewat Film

22 November 2024   00:16 Diperbarui: 22 November 2024   13:11 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
No More Bets, film yang membongkar kejahatan siber terkait judi online. (Sumber: IG mmcineplexes)

Film "No More Bets" adalah film sukses China yang dirilis pada Agustus tahun 2023. Versi aslinya yaitu dalam bahasa Mandarin adalah 孤 注 一 擲 (Gu Zhu Yi Zhi), yang arti harafiahnya adalah "Pertaruhkan Semua dalam Satu Lemparan".

Hanya butuh waktu 3 hari film ini telah berhasil menghasilkan 69.3 juta dolar. Setelah akhir pekan pembukaan, No More Bets menjadi box office nomor 1 di dunia dengan pendapatan kotor 88 juta dolar, dan setelah lima minggu pertama film ini meraup 505 juta dolar. 

Film yang disutradarai oleh Shen Ao ini sukses mendapat berbagai penghargaan antara lain memenangkan kategori Weibo's Most Influential Movie of The Year dalam acara Weibo Night 2023. Film ini kemudian kembali dirilis pada Agustus dan Oktober 2024 dan kembali memenangkan kategori Film of The Year di acara 2024 Youth Film Week Zhejiang. 

The Japan Times menyatakan film ini berhasil memberikan gambaran yang belum pernah terjadi sebelumnya mengenai rumitnya kejahatan dunia maya di Asia Tenggara. 

Pemerintah China berharap film ini dapat mengedukasi masyarakatnya untuk meninggalkan judi online dan tidak terlibat dalam industri kejahatan siber. Film dengan durasi kurang lebih 2 jam ini berdasarkan banyak kasus kriminal kejahatan siber yang terjadi di China. 

Dalam proses pembuatannya, tim produksi banyak melakukan riset dan wawancara kepada para korban penipuan siber, mantan pelaku, dan pihak polisi. Shen Ao mendapatkan cerita dari seorang temannya pada tahun 2020 mengenai kasus bunuh diri karena penipuan siber dan judi online. Shen Ao pun memutuskan untuk membuat film tentang hal ini. 

Tim Shen Ao, didukung oleh kepolisian dan pusat anti-penipuan di China mengumpulkan kasus-kasus penipuan siber di luar negeri dalam waktu tiga tahun terakhir sebelum film dibuat. Mereka mengumpulkan gambar-gambar, artikel, audio, dan video hingga mencapai ukuran perangkat keras sebesar 1 TB. 

Penulisan naskah film ini memakan waktu 1,5 tahun. Puluhan ribu kasus dianalisa dan disaring. 

Dilarang di Kamboja dan Thailand

Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja resmi melarang pemutaran No More Bets di bioskop pada 27 September 2023. Hal ini karena film tersebut dinilai dapat mencoreng reputasi Kamboja di dunia internasional. Mereka juga khawatir investor asing dan turis asing tidak lagi berminat datang ke Kamboja.

Walaupun film ini tidak menyebut secara langsung nama negara tertentu, namun tulisan Khmer dapat dilihat di sepanjang alur film. 

Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja pun bekerja sama dengan lembaga pemerintah lainnya untuk membatasi akses kepada film ini di Kamboja. Khususnya, Kementerian Pos dan Telekomunikasi ditugaskan untuk menyensor klip film secara online dan menghentikan penyebarannya di media sosial. 

Bahkan juru bicara Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Song Man mengirimkan surat ke Kedutaan Besar Tiongkok di Phnom Penh yang isinya meminta agar kedutaan bekerja sama dengan pihak berwenang Kamboja untuk meminta pihak berwenang Tiongkok menghentikan pemutaran No More Bets di Tiongkok.

Japan Times melaporkan jajak pendapat terbaru di Weibo menemukan bahwa 92 persen dari 54.000 responden yang disurvei memutuskan untuk menghindari perjalanan ke Myanmar dan 5 persennya memberikan alasan kekuatiran akan keamanan sebagai alasannya. Hal ini karena film ini memang memberikan gambaran bagaimana lingkungan kejahatan siber Asia Tenggara bekerja. 

Plot film menceritakan secara mendalam penipuan mengerikan di dunia maya, perdagangan manusia untuk menjadi penipu siber, dan aksi penipuan yang melibatkan skenario cinta hingga penipuan investasi mata uang kripto serta judi online.  

Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang dirilis pada 29 Agustus 2023, setidaknya ada 100.000 orang di Kamboja dan 120.000 orang di Myanmar yang dijebak menjadi korban kerja paksa penipuan siber.

Dalam beberapa tahun terakhir ini juga terdengar banyak laporan mengenai korban, terutama dari China, Singapura, Malaysia, Taiwan dan tentunya tidak ketinggalan Indonesia di mana warga negaranya menjadi budak di industri penipuan siber yang beroperasi di negara-negara seperti Kamboja dan Myanmar. 

Thailand juga mengkhawatirkan film No More Bets dapat merusak kepercayaan wisatawan Tiongkok yang selama ini mengunjungi Thailand. China memang menjadi sumber utama asal wisatawan Thailand. 

Dilansir dari Todayonline.com, negara-negara seperti Laos, Filipina, dan Thailand terlibat sebagai pusat transit perdagangan manusia ataupun tujuan utama perdagangan puluhan ribu orang.

Pihak Thailand mengatakan kejahatan dalam film No More Bets tidak terjadi di negaranya. Memang ada beberapa bagian klip dalam film yang menampilkan pesan dalam bahasa Thailand. 

Bisnis Judi Online Nyata di Kamboja

Maraknya berita terkait judi online di Indonesia tentu membuat saya tidak percaya dengan pernyataan pemerintah Kamboja dan beberapa negara lain, namun khususnya Kamboja. 

Bahkan kini diberitakan warganet menyoroti banyaknya makanan khas Indonesia seperti warung pecel lele di Kamboja terlihat di Google Maps. Nama warung pecel lelenya juga khas Indonesia, seperti Pecel Lele Srikandi, Arena Angkringan, dan Gultik Blok M. Bahkan ada warga platform X yang membagikan foto "Warkop Aceh Multatuli" di Kamboja. Kedai-kedai lain di berbagai kawasan Kamboja juga menyediakan aneka masakan Indonesia seperti ayam goreng dan tempe goreng.

Hal ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan karena investigasi wartawan Kompas tahun lalu ke jantung pusat judi online di Kamboja juga telah diberitakan dan juga dipodcastkan di Youtube. Faktanya situs judi online di Kamboja banyak dioperasikan oleh orang Indonesia. 

Kawasan perjudian Sihanoukville di Kamboja. (Sumber:TribunBanten)
Kawasan perjudian Sihanoukville di Kamboja. (Sumber:TribunBanten)
Salah satu yang dikenal adalah kota Sihanoukville yang sudah dijuluki kampung judi online di Kamboja. Wilayah Sihanoukville diresmikan pada 1994 sebagai resor kasino terbesar. Di sebuah gedung bertingkat lima dengan aksen merah, tidak asing lagi terlihat pekerja dari Indonesia hilir mudik keluar masuk gedung. 

Saat malam hari, dari jendela kaca yang memanjang di lantai tiga dari dasar gedung Sadewa dapat terlihat para pekerja yang tetap siaga di depan komputer. Akses ke lantai atas gedung tentunya tertutup untuk umum. 

Juga diketahui di Poipet, kota perbatasan Kamboja Thailand, terdapat warung makan Indonesia, baik angkringan, rumah makan padang, pecel lele, dan warung bakso. Terdapat beberapa kasino di Poipet. 

Pada Maret 2024 lalu, Kemenlu RI merilis data peningkatan pesat Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di sektor judi berbasis teknologi daring di Kamboja. 

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) melaporkan ada 17.121 WNI yang aktif melaporkan diri di Kamboja per 3 Maret 2024. Namun, otoritas Kamboja sendiri mempunyai catatan yang lebih besar yaitu sebanyak 73.724 WNI yang memiliki izin tinggal di Kamboja. Saat menuliskan hal ini, sungguh hati ini merasa sedih, namun tidak bisa berkata-kata. 

Data ini selain menunjukkan betapa rendahnya kesadaran para WNI Kamboja untuk melakukan lapor diri, juga menunjukkan betapa banyaknya warga kita sendiri yang terlibat pekerjaan penipuan ini. Ya, judi online adalah penipuan bukan sekedar permainan taruhan. Salah satu perkataan bos judi online di film No More Bets, "Kamu [admin judi online] yang membuat mereka menang dan kamu juga yang membuat mereka kalah."

Beberapa WNI yang menjadi bandar judol di Kamboja juga telah teridentifikasi melalui nama-nama penerima ribuan rekening di Kamboja yang dikirim oleh sindikat jual beli rekening di Cengkareng, Jakarta Barat. Sindikat ini diketahui telah menampung 4.324 rekening selama 30 bulan beroperasi sejak tahun 2022. 

Dilansir dari Espos, lowongan pekerjaan untuk menjadi admin judo di Poipet, Kamboja, terang-terangan diposting di sebuah media sosial.

Staf divisi Bantuan Hukum Migrant Care Arina Widda Faradis mengatakan orang-orang yang direkrut ini rawan menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Mereka direkrut untuk bekerja di Kamboja, namun keberangkatannya tidak "langsung", melainkan transit dahulu ke negara lain. Mereka diajari berbohong kepada petugas imigrasi bahwa tujuannya bukan bekerja, tetapi berlibur. 

Arina mengatakan banyak dari pekerja di judol ini dijanjikan gaji yang besar. Namun untuk judol, korban banyak mengaku ada yang mendapatkan gaji dan ada yang tidak. Ada yang menjadi utang karena mereka dikenakan denda yang nilainya jauh lebih besar daripada gaji. Mereka didenda bila melakukan kesalahan dalam pekerjaan. 

PPATK juga mendeteksi adanya aliran uang judol dari Indonesia ke selain Kamboja, juga ke Thailand dan Filipina. 

Dilansir dari Detik, pada Kamis (21/11/2024) saat tulisan ini dibuat, polisi menggerebek markas pemasaran judol di sebuah perumahan di Bandung, Jawa Barat. Rumah yang dijadikan tempat telemarketing judol ini membuat kamuflase sebagai toko baju dan kain. Para pelaku yang ditangkap mengaku server judolnya berada di luar negeri yaitu di Kamboja. 

Jadi perusahaan bisnis judi online seperti yang diceritakan di film No More Bets adalah hal yang nyata. 

Para pemeran film No More Bets. (Sumber: IG jiuzyoung)
Para pemeran film No More Bets. (Sumber: IG jiuzyoung)

Sinopsis Film

Film ini bercerita tentang dua orang korban warga negara China yang sedang membutuhkan pekerjaan namun kemudian terjerat sindikat penipuan siber internasional. Penipuan siber ini adalah sindikat kejahatan yang terorganisasi dengan baik sehingga menjadi suatu industri. Industri penipuan siber ini mencakup investasi saham, tambang bitcoin, e-commerce, game online, dan judi online. 

Tokoh utama Pan Sheng (diperankan oleh Lay Zhang, mantan personil boy band korea terkenal EXO) adalah seorang programmer yang tengah naik daun, namun ia tidak dipromosikan oleh perusahaannya. Ia kemudian keluar di satu rapat perusahaan dan singkat cerita ia menerima sebuah tawaran pekerjaan di luar negeri.

Tokoh utama lainnya adalah Anna Liang (diperankan Gina Jin) yang adalah seorang model asal China daratan. Fotonya muncul di sebuah situs yang penuh skandal. Namun perusahaan tidak menggugat para penjahatnya malah berpikir Anna Liang yang bersalah dan ia dipecat. Seorang teman kemudian memberi saran kepada Anna untuk bekerja di luar negeri. 

Kedua orang yang membutuhkan pekerjaan ini kemudian berakhir dengan menerima sebuah lowongan di luar negeri yang menawarkan gaji menggiurkan. Namun ternyata mereka malah dipekerjakan di sebuah "pabrik penipuan". Tidak ada apartemen bertingkat seperti yang dijanjikan. Mereka berakhir di sebuah tempat yang seperti campuran antara camp penjara dengan kawat berduri dan tempat tidur tipis dan perusahaan modern. 

Di tempat ini mereka melihat orang-orang sering kali disiksa bila tidak mematuhi aturan. Mereka juga harus menghadiri pertemuan-pertemuan di mana mereka dipuji-puji untuk melakukan yang terbaik yang mereka bisa karena mereka berada dalam satu tim yang sama yaitu tim menipu korban-korban di berbagai negara. 

Tokoh lainnya di film ini adalah Gu Tianzhi (diperankan oleh Darren Wang), seorang mahasiswa pascasarjana yang kecanduan judi online (judol) hingga menghabiskan seluruh harta orang tuanya. Tianzhi adalah salah satu korban kecanduan judol akibat aksi Pan Sheng. Kecanduannya ini membuat kekasihnya Song (Zhou Ye) khawatir.

Pan Sheng dan Anna yang memutuskan untuk melarikan diri berhasil menipu Tianzhi habis-habisan. Hal ini karena mereka tidak memiliki uang untuk kabur. Paspor dan ponsel mereka juga disita selama bekerja.  

Pada suatu saat, gangster muncul di apartemen keluarga Tianzhi untuk menuntutnya membayar utang utang. Untuk menunjukkan keseriusannya, mereka melemparkan kucing Tianzhi dari balkon gedung tinggi. 

Kondisi Tianzhi semakin memburuk karena depresi. Ia melakukan bunuh diri melompat dari balkon dan menjadi koma.

Kekasihnya Song pun akhirnya berhasil menemukan orang-orang yang bertanggung jawab atas kecanduan Tianzhi. Ia melaporkan sindikat siber ini kepada polisi. 

Sementara Pan dan Anna Liang berjuang untuk melewati pemeriksaan di perbatasan negara sementara mereka juga dalam pengejaran polisi karena kejahatan yang telah mereka lakukan. Manajer sindikat penipuan tersebut pun ikut turun tangan agar keduanya dapat ditangkap dan dipekerjakan kembali. 

Perangi Judol Bersama

Salah satu penyebab terpuruknya ekonomi Indonesia adalah maraknya warga yang bermain judol. Menko Polkan Budi Gunawan mengatakan pemain judol Indonesia sudah mencapai 8,8 juta orang, di mana sebanyak 80 ribu berusia di bawah 10 tahun.  

Pemerintah sendiri melalui Desk Pemberantasan Judi Online telah menyatakan Indonesia darurat judi online. Bahkan masa depan Indonesia terancam karena sampai kaum intelektual seperti pelajar dan mahasiswa pun bermain judol. 

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri mengatakan dalam konferensi pers Kamis (21/11/2024) ada total 960 ribu pelajar dan mahasiswa yang terkait judol. 

Perputaran uang di judi online juga sudah menyentuh angka Rp 900 triliun di tahun 2024. Perputaran atau sesungguhnya larinya uang ke para penipu dan ke luar negeri? Uang yang harusnya berputar di ekonomi rakyat bawah dan menengah banyak yang menguap sia-sia. 

Penting sekali kita menyatakan perang terhadap judol ini karena telah membuat banyak keluarga terpuruk dan bahkan merenggut nyawa banyak orang. Menyembuhkan kecanduan bukanlah perkara yang mudah dan cepat. 

Perlu semakin banyak orang yang memberikan edukasi untuk mencegah agar tidak menyentuh judi online. Pemerintah bertanggung jawab untuk secara tuntas dan tidak main-main menutup semua situs judol. 

Perlu diketahui bahwa baik judi (darat) maupun online adalah aktivitas terlarang untuk orang Kamboja. Namun pekerjaan ini boleh disediakan untuk orang asing, baik pekerja maupun pelanggannya. Investornya juga diperbolehkan untuk orang asing. 

Dilansir dari Tribun, Dubes RI untuk Kerajaan Kamboja Santo Darmosumarto mengatakan bisnis judi milik WNI terkonsentrasi besar di kota Sihanoukville. Pihak regulator Kamboja memberikan lisensi kepada pebisnis judi dengan syarat yang bersangkutan juga harus mendirikan kasino darat. 

Jadi bisnis judi online memakmurkan warga negara lain, namun menyengsarakan warga negara kita sendiri dan berpotensi besar menghancurkan generasi penerus bangsa.

Sineas Indonesia juga patut mempertimbangkan untuk membuat film edukasi terkait judol ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun