Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Marak Anak-Anak Keracunan Jajanan La Tiao

2 November 2024   00:00 Diperbarui: 2 November 2024   22:19 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penanganan infeksi Bacillus cereus dengan metode RICE (Foto:Osmosis from Elsevier)

Pencegahan keracunan

Hal yang terpenting adalah bagaimana kita menghindari makanan yang tercemar bakteri ini. 

Tips menghindari keracunan makanan akibat kontaminasi bakteri B. cereus antara lain:

  • Periksa tanggal kedaluarsa makanan. Jangan mengonsumsi produk yang sudah kedaluarsa.
  • Makanan harus disimpan pada suhu dan kondisi yang sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. 
  • Jangan biarkan makanan mentah atau yang seharusnya disimpan di kulkas berada terlalu lama di suhu ruangan karena hal ini dapat memicu pertumbuhan bakteri. 
  • Makanan harus diolah dengan bersih dan suhu yang tepat sebelum dikonsumsi. Bila memanaskan ulang makanan, pastikan suhunya mencapai paling sedikit 74°C . 
  • Jangan mengonsumsi makanan yang secara fisik sudah berubah seperti warnanya berubah, adanya tampilan seperti jamur, ataupun tercium aroma yang tidak sedap.
  • Senantiasa cuci tangan menggunakan sabun sebelum menangani atau mengonsumsi suatu makanan.

Dengan kejadian ini, kita juga berharap BPOM lebih memperhatikan pengawasan terhadap penyimpanan produk makanan oleh para importir. 

Menjadi pertanyaan apakah gudang para importir telah memenuhi kualifikasi untuk menyimpan produk-produk makanan impor ini sesuai dengan persyaratannya, mengingat suhu panas di berbagai daerah di Indonesia yang ekstrim sering terjadi karena pemanasan global.

Selain itu patut diduga bakteri-bakteri yang mungkin sudah ada pada produk pangan dapat berkembang ketika suatu produk disimpan oleh penjualnya dalam keadaan temperatur yang tinggi, misalnya terpapar sinar matahari langsung dalam waktu yang lama. Ataupun bakteri dan toksinnya telah ada dan kemudian bertumbuh selama produk melewati berbagai rantai distribusi.  

Menjadi pertanyaan juga mengapa tidak semua orang yang mengkonsumsi la tiao kemasan ini mengalami keluhan. Penulis melihat cukup banyak orang yang telah melakukan review terhadap aneka merek camilan kemasan ini. Apakah faktor usia anak-anak yang masih muda membuat mereka lebih rentan?

Apakah produk camilan yang di-review oleh berbagai influencer disimpan pada suhu kamar yang sesuai sehingga kualitasnya masih terjaga sehingga mereka tidak mengalami keracunan setelah memakannya? 

Ataukah produk yang menyebabkan para siswa keracunan tersebut memang sudah terkontaminasi sejak semula atau baru mengalami kerusakan dalam proses distribusi dan penjualannya? 

Penulis juga menghimbau sebaiknya anak-anak tidak diberikan camilan berupa ultra processed food (UPF) seperti la tiao yang tidak baik bagi kesehatan. UPF adalah makanan yang telah diproses secara industri dengan berbagai macam bahan tambahan, seperti pewarna, pengawet, dan perasa. 

UPF biasanya mengandung garam, gula, dan lemak yang tinggi. UPF bila rutin dikonsumsi akan memicu terjadinya kenaikan gula darah, tekanan darah, dan penimbunan lemak dalam tubuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun