Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Marak Anak-Anak Keracunan Jajanan La Tiao

2 November 2024   00:00 Diperbarui: 2 November 2024   22:19 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penanganan infeksi Bacillus cereus dengan metode RICE (Foto:Osmosis from Elsevier)

Perlu diketahui pada sebagian besar kasus keracunan akibat B. cereus tidaklah memerlukan antibiotik karena dapat sembuh oleh mekanisme pertahanan alami tubuh. 

Pada kasus keracunan B. cereus sindrom emetik, toksin cereulide sudah ada pada makanan sebelum di makan. Muntah dan diare adalah mekanisme alami tubuh untuk mengeluarkan toksin ini.  Cereulide adalah toksin yang paling banyak berasosiasi dengan nasi yang terlalu lama disimpan pada suhu ruangan. 

Namun pada pasien dengan kondisi imun tubuh tertentu seperti mereka yang pernah menjalani transplantasi organ dan dalam jangka waktu lama menggunakan obat penekan sistem imun tubuh (imunosupresan), maka suntikan antibiotik diperlukan untuk mencegah infeksi bertambah parah. 

Pemberian antibiotik secara injeksi juga diperlukan untuk kasus infeksi B.cereus yang telah mencapai sistem peredararan darah (bakteremia), jantung (endokarditis), sistem saraf pusat (meningitis), dan mata (endophthalmitis). 

Pemberian antibiotik sedini mungkin terbukti berhasil mencegah infeksi B.cereus di luar saluran cerna bertambah parah . 

Secara umum beberapa B. cereus menghasilkan enzim B-laktamase sehingga otomatis resisten (tidak mempan) terhadap antibiotik Beta laktam seperti golongan penisilin dan cephalosporin.

Strain B. cereus secara umum masih sensitif dengan kloramfenikol, tetrasiklin, gentamisin, golongan fluorokuinolon (ciprofloxacin, levofloxacin, moxifloxacin), imipenem, dan golongan aminoglikosida (eritromisin, vankomisin). 

Untuk infeksi B.cereus yang berat, vancomycin adalah antibiotik pilihan utama. Antibiotik alternatifnya adalah carbapenem, golongan fluorokuinolon, dan golongan aminoglikosida lainnya. 

Namun beberapa isolat diketahui telah resisten terhadap eritromisin, tetrasiklin, clindamycin, carbapenem, cefazolin, cefotaxim, dan trimetoprim-sulfamethoxazole. 

C (Cool compresses) adalah tindakan mengompres bila pasien yang terinfeksi mengalami demam. Obat seperti parasetamol atau ibuprofen dapat diberikan untuk membantu. Namun bila tidak ada demam, tentunya bagian ini tidak perlu diberikan. 

E (Electrolyte replacement) adalah pemberian cairan dan elektrolit yang cukup untuk menghindari dehidrasi dan mengganti ion-ion tubuh yang hilang. Bila Anda di rawat di rumah, maka air kelapa adalah salah satu pilihan yang baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun