Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Aroma dalam Kehidupan Manusia

7 Agustus 2024   13:37 Diperbarui: 9 Agustus 2024   16:07 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serba serbi pengetahuan aroma ini membawaku pada suatu perenungan. Dalam hidup ini, kita pasti akan terpapar dengan banyak sekali jenis aroma, baik yang wangi dan juga yang tidak sedap.

Bila kita terus menerus memaparkan diri dengan aroma yang tidak sedap, maka indra kita pun akan lumpuh. Hal yang seharusnya bau, karena kita terbiasa dengannya maka dapat membuat kita menjadi tidak peka lagi. Lama bergaul dengan "sampah" juga akan membuat kita menormalkan aroma sampah itu. 

Itulah sebabnya kita harus mendekatkan diri dan bergaul dengan lingkungan yang mengeluarkan aroma yang baik. Hal ini supaya ketika kita masuk atau bersentuhan dengan lingkungan yang buruk, apakah itu berupa ide, pengajaran, ataupun kebiasaan, kita akan segera tahu bahwa aromanya berbeda dengan aroma sedap yang biasa kita kenal.

Ibarat bila kita sering berkumpul dengan lalat, maka kita pun akan beraroma sampah. Kalau kita sering berkumpul dengan lebah, maka kita pun akan kecipratan aroma bunga.

Dari pengalaman dokter Djaja juga, saya mengetahui kalau aroma busuk itu bisa melekat hingga ke dalam badan kita. Bagaimana bila suatu aroma itu sudah melekat? Tidak ada cara lain selain kita membersihkan diri secara total. Kita harus mau membersihkan diri. Dan ada produk yang bisa menghilangkan bau yang tidak enak itu. 

Jika pekerjaan kita mengharuskan untuk bersentuhan dengan sesuatu yang beraroma tidak sedap, maka kita harus menggunakan pelindung diri. Kita harus membekali diri dengan ‘perisai’ yang membantu sehingga kita tidak sampai kontak langsung dengan aroma yang tidak enak itu.

Penciuman kita juga bisa terganggu karena adanya penyakit tertentu. Penyakit ini bagaikan penghalang yang membuat kita tidak dapat menikmati aroma yang menyenangkan. Bagaimana supaya penciuman yang baik itu kembali? Maka penyakit atau penghalang itu harus disembuhkan atau ditiadakan. Kita harus menyingkirkan pikiran-pikiran negatif yang tidak membawa keharuman dalam hidup kita. Kita juga harus menyembuhkan diri dari hal-hal beraroma buruk dari masa lalu kita, apakah itu pengalaman yang tidak baik, trauma, dan lain-lain yang menghalangi kita untuk melangkah maju.

Pengetahuan bau ini juga memberi pelajaran kalau sering kali kita tidak sadar dengan aroma yang sudah melekat pada diri kita. Orang-orang di dekat dan sekitar kitalah yang dapat menciumnya.

Bila kita menjaga tubuh fisik kita wangi, maka demikian jugalah seharusnya kita menjaga hati dan pikiran kita bukan? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun