Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tahun-tahun El Nino, Mengapa Negara Perlu Serius dengan Vaksin Demam Berdarah?

29 Juni 2023   22:43 Diperbarui: 10 Juli 2023   10:02 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nyamuk penyebab demam berdarah. Sumber: Kompas.com

Salah satu penyakit infeksi berbahaya yang masih menjadi momok di Indonesia karena frekuensinya masih sering terjadi adalah demam dengue (DD) atau demam berdarah dengue (DBD). Indonesia masih merupakan negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.   

Sejak April 2023, WHO telah menginformasikan tahun 2023 dan 2024 akan mengalami fenomena El Nino. Selain masalah cuaca yang ekstrem dan berdampak pada pertanian, kekhawatiran akan semakin meningkatnya penyakit tertentu akibat perubahan iklim pun telah diperingatkan oleh WHO. 

"Fenomena [El Nino] akan meningkatkan penularan demam berdarah dan arbovirus lainnya seperti Zika dan chikunguya," demikian dikatakan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers pada Sabtu (24/6/2023). 

Lonjakan beberapa penyakit tropis terjadi karena nyamuk yang menjadi agen pembawa virus dengue berkembang biak pada cuaca yang lebih hangat. Hal ini sudah terjadi di Peru di mana sekitar 150.000 kasus DBD telah dilaporkan sepanjang tahun 2023 dan telah menjadi beban berat pada sistem kesehatan negara. Bahkan menteri kesehatan (Menkes) Peru Rosa Gutierrez mengumumkan dirinya mundur dari jabatannya usai dikritik atas caranya menangani krisis demam berdarah di Peru. 

Dikutip dari AFP, sudah 248 orang tewas dan 147.000 orang terinfeksi virus dengue di Peru. Peru memiliki tingkat kematian akibat DBD tertinggi kedua di Amerika Latin setelah Brasil. 

Thailand juga mencatat kasus DBD tertingginya dalam tiga tahun terakhir ini dengan 19.503 kasus dilaporkan sejak awal 2023 hingga awal Juni 2023 ini. Malaysia dan Kamboja juga telah melaporkan kenaikan kasus demam berdarah. 

Otoritas kesehatan Singapura pun telah memperingatkan warganya sejak awal tahun bahwa ada potensi kenaikan kasus DBD antara bulan Juni dan Oktober 2023 ini. 

Mengapa DBD tidak bisa dianggap remeh?

DBD bisa sembuh bila dirawat segera dan secara tepat. Namun terlambatnya penanganan akan mengakibatkan komplikasi yang berakibat kematian, khususnya anak-anak di bawah usia 15 tahun karena sistem imun mereka masih belum sempurna. 

Oleh karena itu penelitian vaksin dengue sesungguhnya sudah dilakukan sejak tahun 1920-an. Namun produk vaksin dengue belum diluncurkan karena peneliti terus melakukan pengembangan vaksin yang efektif untuk melawan empat jenis (serotipe) virus dengue. 

Perlu diketahui DD dan DBD disebabkan oleh virus dengue melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Ada empat jenis virus dengue, yaitu serotipe 1,2,3, dan 4. 

DD adalah DBD ringan yang belum sampai menyebabkan perdarahan. DD sering kali tidak terdeteksi dan dikira hanya flu dan pilek biasa. Bila sistem imun tidak cukup kuat untuk melawan virus, DD akan bertambah parah dan kondisinya menjadi DBD. 

Selain demam dan sakit kepala, penderita DBD kerap merasa mual dan muntah, lesu. Pada DBD, terkadang muncul ruam atau bintik merah pada kulit, hingga ada yang mengalami perdarahan seperti mimisan atau gusi yang berdarah tanpa sebab. 

DBD yang tidak segera ditangani akan berkomplikasi menjadi dengue shock syndrome (DSS). 

Sebagaimana infeksi lain yang disebabkan oleh virus, salah satu cara yang efektif untuk mencegahnya adalah melakukan vaksinasi. 

Ilustras nyamuk menggigit manusia. (Foto: normanpest.com)
Ilustras nyamuk menggigit manusia. (Foto: normanpest.com)

Mengapa vaksinasi dengue diperlukan?

Vaksinasi dengue bermanfaat untuk mencegah selain risiko kejadian DBD, juga mencegah infeksi tidak sampai menjadi derajat berat yang dapat berisiko kematian. 

"Kalau pun terkena, tidak akan sampai syok, tidak akan masuk ICU, tidak pendarahan," jelas Prof. Dr. dr. Hinky Hindra, Sp.A, Subsp.IPT, M.TropPaed, seperti dilansir dari Antara, pada 23 Februari 2023. 

Komplikasi DBD yang dinamakan dengue shock syndrome (DSS) yang dapat mengakibatkan kematian sangat rentan terjadi pada anak kecil. 

Penderita DBD mengalami demam tinggi yang biasanya disertai dengan sakit kepala hebat dan ngilu badan (sendi dan otot) selama 1-3 hari. Pada beberapa penderita dapat muncul bintik-bintik merah pada kulit (tidak selalu) dan terkadang terjadi mimisan. 

Fase kritis terjadi pada hari ke-4 dan ke-5, di mana pada fase ini demam turun drastis, sehingga penderita mengira dirinya telah sembuh. Namun justru inilah fase kritis yang bila tidak ditangani secara tepat akan mengakibatkan DSS. 

Pada hari ke-6 dan ke-7, penderita akan mengalami demam tinggi kembali sebagai bagian dari fase menuju kesembuhan.

Pemeriksaan kadar trombosit yang menunjukkan angka di bawah 100.000 per milimeter dan nilai hematokrit yang meningkat adalah peringatan keras bahwa penderita tidak dalam keadaan baik dan berisiko mengalami DSS.

Penurunan trombosit yang drastis mengakibatkan kebocoran plasma darah dan perdarahan. Kebocoran plasma adalah adalah salah satu gejala utama yang membedakan DBD dengan DD (Demam Dengue) biasa. Pasien DBD yang memiliki gejala yang parah harus dibantu dengan cairan kristaloid isotonik seperti larutan NaCl 0,9%, Ringer laktat, atau larutan Hartmann sesuai dengan pedoman WHO. 

Sedangkan penderita dengan komplikasi DSS akan memberikan gejala seperti tekanan darah rendah, kulit basah dan terasa dingin, nafas yang sudah tidak beraturan, mulut dingin, denyut nadi lemah, dan volume air kencing yang menurun. Beberapa penderita juga dapat mengalami kejang. 

Pada komplikasi DSS, virus menyerang sistem tubuh sehingga jantung tidak mampu memasok darah yang cukup ke seluruh tubuh, akibatnya terjadi kerusakan berbagai organ vital lainnya, mulai dari otak, jantung, paru-paru, dan hati. 

Tingkat kematian akibat DSS mencapai 40 persen bila terlambat ditangani. Namun bila segera ditangani, tingkat kematiannya sekitar 1-2 persen. Banyak yang baru dilarikan ke rumah sakit, terutama anak-anak, ketika sudah mengalami komplikasi DSS ini. 

Asupan cairan dan gizi yang cukup adalah kunci dalam penanganan DBD dan DSS.

Vaksin Dengue Dengvaxia (Foto: Lianhe Zaobao,The Straits Times)
Vaksin Dengue Dengvaxia (Foto: Lianhe Zaobao,The Straits Times)
Apa saja vaksin dengue yang sudah ada di Indonesia? 

Ada dua jenis vaksin dengue yang sudah tersedia di Indonesia yaitu vaksin CYD-TDV atau Dengvaxia dan vaksin TAK-003 atau Qdenga. Keduanya adalah vaksin tetravalen dari virus yang dilemahkan untuk membentuk kekebalan terhadap virus dengue dari serotipe 1 hingga 4. 

Vaksin  CYD-TDV diperuntukkan bagi individu berusia 9-16 tahun yang tinggal di daerah endemis dan sudah pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya. Istilah medis untuk individu yang sudah pernah terinfeksi ini adalah seropositif, artinya di dalam darahnya terdapat antibodi terhadap virus dengue yang dapat dibuktikan melalui pemeriksaan serologi IgG anti-dengue positif. 

Vaksin CYD-TDV ini direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bagi anak-anak dengan usia tersebut di atas yang dibuktikan dengan adanya riwayat rawat inap dengan diagnosis demam dengue atau pemeriksaan serologi IgG anti dengue positif.

Dengvaxia sudah diizinkan oleh digunakan di Uni Eropa sejak Desember 2018 dan Mei 2019 di Amerika Serikat (AS).  Keamanan dan efektivitas Dengvaxia sudah diteliti pada sekitar 35.000 individu di daerah endemik di Puerto Rico, Amerika Latin dan wilayah Asia Pasifik. Dengvaxia telah diizinkan digunakan di 19 negara dan Uni Eropa. Di Indonesia, Dengvaxia diizinkan digunakan oleh BPOM sejak Agustus 2022. 

Dengvaxia diberikan sebanyak tiga dosis, di mana dosis kedua dan ketiga diberikan setelah 6 dan 12 bulan setelah dosis pertama. 

Vaksin Dengue Qdenga. (Foto:AntaraNews)
Vaksin Dengue Qdenga. (Foto:AntaraNews)
Sedangkan vaksin TAK-003 atau Qdenga diindikasikan untuk individu berusia 6-45 tahun, baik yang seropositif maupun seronegatif (belum memiliki antibodi terhadap virus dengue). 

Qdenga disetujui digunakan di Uni Eropa sejak Desember 2022. Sedangkan Indonesia menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan Qdenga yaitu sejak Agustus 2022. 

Vaksin Qdenga diberikan sebanyak dua dosis dan dosis kedua diberikan dengan jarak tiga bulan setelah dosis pertama. 

Bila ada pertanyaan apakah anak yang sudah pernah terkena DBD masih perlu diberikan vaksin? Maka jawabannya iya. Imunisasi dengue tetap perlu bagi mereka yang sudah pernah terkena DBD karena tidak mungkin seseorang terkena empat jenis serotipe virus dengue sekaligus. 

Biasanya, anak hanya terkena satu jenis serotipe virus dengue ketika terserang DBD. Vaksin dengue yang mengandung 4 serotipe dengue adalah metode pencegahan yang efektif karena tubuh akan membentuk kekebalan terhadap tiga serotipe dengue lainnya yang belum menginfeksi tubuh. 

Bagaimana keefektifan vaksin dengue?

Studi menunjukkan vaksin CYD-TDV memiliki efikasi sekitar 82 persen terhadap gejala dengue terkonfirmasi, 79 persen terhadap risiko rawat inap, dan 84 persen terhadap derajat keparahan penyakit. (2,5). 

Berdasarkan uji klinis, diketahui Qdenga memiliki efikasi 80,2 persen mencegah DBD dan mencegah rawat inap sebesar 95,4 persen. Keduanya memiliki efikasi yang baik bagi individu dengan seropositif maupun seronegatif. 

Bagaimana keamanan vaksin dengue bagi ibu hamil?

Penelitian vaksin dengue pada hewan (uji praklinis) tidak menunjukkan efek berbahaya baik secara langsung ataupun tidak langsung terkait dengan toksisitas reproduksi. Namun data klinis (pada manusia) terkait keamanannya untuk kehamilan, perkembangan embrio, partus, dan setelah melahirkan (postnatal) dinilai belum cukup untuk menyimpulkan hal ini. 

Oleh karena itu maka wanita penerima vaksin dianjurkan untuk menghindari kehamilan selama 4 minggu setelah menerima vaksin dengue. 

Terkait keamanan untuk ibu hamil, badan pengawas makanan dan obat-obatan di Amerika Serikat (AS) yaitu Food and Drug Administration (FDA) dan juga Therapeutic Goods Administration (TGA) Australia mengelompokkan vaksin dengue dalam kategori B2. 

Perhatian dalam penggunaan vaksin dengue

Sebagaimana semua jenis medikasi, pemberian vaksin dengue perlu kehati-hatian terkait risiko reaksi hipersensitivitas, walaupun hal ini jarang terjadi ataupun dilaporkan. Untuk mengawasi reaksi alergi ini, maka setelah pemberian vaksin tenaga kesehatan wajib melakukan observasi selama 15-30 menit. 

Setelah vaksinasi, individu juga perlu mencermati ada tidaknya gejala demam dengue. Bila ada, maka hal ini harus dilaporkan kepada tenaga kesehatan untuk mendapatkan rekomendasi perawatan lebih lanjut. 

Khusus untuk jenis vaksin dengue CYD-TDV atau Dengvaxia, tidak dianjurkan diberikan kepada pasien seronegatif. Hal ini karena ada penelitian yang mengkaitkan pasien seronegatif dengan infeksi dengue yang lebih berat dan meningkatkan kebutuhan rawat inap usai pemberian vaksin. 

Ibu hamil dan menyusui juga adalah kontraindikasi dalam pemberian vaksin dengue. 

3M-Plus tetap penting

Harga vaksin ini masih cukup mahal dan belum ada subsidi dari pemerintah. Melihat tren meningkat dari infeksi DBD akibat perubahan iklim global, maka pemerintah perlu memikirkan secara serius untuk dapat memberikan subsidi untuk vaksin dengue, khususnya di daerah-daerah endemik dan daerah dengan kasus DBD yang tinggi. 

Infeksi DBD yang meningkat tentunya akan menjadi beban bagi BPJS Kesehatan. 

Kita juga perlu mengingat kembali langkah 3M-Plus yang digalakkan pemerintah untuk mencegahnya. 

Langkah 3M-Plus yang dimaksud adalah:

1. Menguras tempat penampungan air minimal 1 minggu sekali

2. Menutup rapat tempat penampungan air

3. Mengubur barang-barang yang berpotensi menampung air untuk mencegah nyamuk bertelur.

Plus dalam gerakan ini adalah upaya pencegahan tambahan seperti:

- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

- Menggunakan obat anti nyamuk

- Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi untuk mencegah masuknya nyamuk

- Gotong royong membersihkan lingkungan

- Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup sehingga tidak menjadi sarang nyamuk

- Memberikan larvasida pada penampungan air yang sulit dikuras

- Menanam tanaman pengusir nyamuk

Nyamuk Aedes aegypti yang menjadi agen penyebar virus dengue bersifat antropofilik yang artinya tertarik pada manusia yang merupakan sumber makanannya.

Nyamuk Aedes aegypti yang menggigit manusia terutama adalah nyamuk betina. Sedangkan nyamuk Aedes aegypti jantan hanya tertarik pada cairan yang mengandung gula seperti pada bunga atau tanaman. Nyamuk betina membutuhkan protein tertentu dalam darah manusia untuk mematangkan telurnya atau untuk dibuahi oleh sperma nyamuk jantan. 

Nyamuk jantan akan segera mati setelah melakukan perkawinan. Rata-rata usia nyamuk jantan adalah 6-7 hari, sedangkan nyamuk betina dapat hidup hingga 10 hari hingga 3 bulan, tergantung pada suhu dan kelembapan udara. Telur nyamuk ini biasanya ada di air jernih dan terlindung dari cahaya. 

Penyakit infeksi DD dan DBD ini masih sedemikian seriusnya sehingga langkah-langkah pencegahan harus senantiasa kita terapkan. Vaksinasi merupakan salah satu upaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga membantu di dalam mencegah keparahan penyakit ini. 

Semoga artikel ini dapat bermanfaat dalam memberikan informasi akan penyakit demam berdarah dan pencegahan yang dapat kita upayakan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun