“Eh, tadi kita ada lihat pengumuman di mading.”
“Pengumuman apa Ndra?”
“Paling-paling pengumuman jadwal ujian”, kata Dani.
“Kalau cuma pengumuman jadwal ujian nggak bakal gue ngomong, males banget bahasnya. Ini itu tentang pentas seni sekolah kita yang lagi open rekrut buat ngisi acaranya”, jelas Zaki sambil agak sewot.
“Dan menurut gue, kita semua harus ikutan”, katanya sambil menyeringai. Dani seketika batuk-batuk tersedak sambal terong–yang pastinya nggak enak banget, aku berhenti mengunyah makananku.
“Emangnya kita mau tampil apaan!?” tanya Dani yang masih shock setelah membasahi kerongkongannya dengan air putih.
“ Ya band lah, apalagi. Lu kan bisa main keyboard, gue sama Rin bisa main gitar, plus Rin kan anak paduan suara pas SMP, dan untungnya pas ujian seni musik SMP Andra kebagian jadi drummer”, jawab Zaki dengan semangat.
“Ini tahun terakhir kita SMK lho, masa kalian nggak pingin bikin kenangan yang nggak bakal pernah kita lupakan seumur hidup kita? Dan, lu pengen Lusi nggak tahu apapun sama sekali tentang perasaan lu? Ini kesempatan terakhir lu buat ngomong ke dia”, tambah Andra.
“Ap..apa!? L..lu ngomong ap..”
“Udah ngaku aja, kita semua udah tahu kok dari gerak-gerik lu selama ini”, kataku sambil tersenyum geli melihat wajahnya yang sudah memerah karena malu.
.