“Iya nih, nggak setia kawan.” Timpal Zaki.
“Hehe, maap deh. Gue tadi ngelamun sampai lupa mau nyamperin kalian.”
Kami berjalan beriringan menuju sekolah layaknya boyband yang memasang wajah cool dan kece (padahal malah kayak rombongan topeng monyet). Tiba-tiba kami menemui jalan buntu, yaitu genangan air sejauh lima meter yang tidak bisa mengalir atau merembes keluar dikarenakan tidak adanya got untuk saluran air, sebut saja “Sungai Amazon”.
“Yaelah, gini nih kalo mulai musim hujan, jadi membentuk sungai amazon.” Celetuk Andra
“Tau nih, nggak bosen apa ni kampung selalu ada sungainya. Kita sebagai pejalan kaki kan terganggu.” Omelku sambil jalan jinjit-jinjit, karena kalau nggak sepatuku yang sudah bolong ini bakalan jadi perahu bocor.
“Kenapa warganya nggak ngusulin buat got di sekitar sini ya?” Dani yang sedari tadi diam mulai bicara.
Tiba-tiba Zaki berbicara,“Eh, gue dapat ilham gombalan baru nih. Tapi gue praktekin ke siapa ya?”
“Emang buaya lu Jek, cewek satu sekolah lu gombalin semua.” Andra merasa iri pada Zaki yang punya tampang lumayan.
“Nggak semuanya, buktinya gue belum digombalin.”
“Emang lu cewek?”ucap Dani dengan wajah tanpa dosa.
“Iya, emang lu cewek? Cewek tuh nggak manjat pohon buat nyolong mangga tetangga.” Andra menambahi ucapan Dani.