Mohon tunggu...
shinta ayu aini
shinta ayu aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student of Communication

Islamic Communication and Broadcasting. Hello my name shinta, im a student in Walisongo Islamic University. Interested in journalism, thats why i love to write. Im recently working as a reporter in amanat.id, as a reporter. My instagram @edelweis_garrison, or contact me at my email @ainisinta26@gmail.com. I have job experience too, as a waitress.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sebutir Klepon, Segudang Filosofi!

29 Desember 2021   23:58 Diperbarui: 30 Desember 2021   00:06 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada umumnya yang sering kita jumpai, klepon memiliki warna hijau. Menurut merdeka.com ,hijau seringkali dihubungkan sebagai   simbol harmoni,pertumbuhan,kesegaran,kemakmuran. Manusia seharusnya menjaga hati untuk senantiasa hidup,dalam konteks ini,tidak lain adalah bagaimana memiliki hati yang baik untuk tetap hidup. Dengan hati yang hidup itulah,manusia akan melakukan kebaikan pada orang lain,dan menjalin kehamornisan ketika hidup bermasyarakat.

Setelah mengulas sedikit tentang filosofi kue klepon, kita sudah mengetahui makna apa saja yang tersembunyi dibalik jajanan pasar sederhana ini. Disamping itu harganya juga jauh lebih murah dibandingkan jajanan modern, dan tentunya menyehatkan,sebab pengolahannya dengan direbus dan tidak menggunakan bahan pengawet,bahannya juga alami.Menurut situs www.alodokter.com ,tepung beras sebagai bahan pembuatan klepon, memiliki kandungan asam fenolik, dimana berfungsi sebagai antioksidan,dan berguna mencegah kanker payudara hingga kanker usus besar. Wahhhh... sangat menarik bukan?

Jadi teman, ayo mulai mencintai kuliner lokal yang begitu spesial !

 Jika tidak dilestarikan,dikhawatirkan akan semakin memudar bahkan bisa saja menghilang. Jika bukan kita,siapa lagi yang hendak mewariskan ke generasi berikutnya?

Semoga bermanfaat Kompasianer!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun