Mohon tunggu...
shinta nurfadilahilahude
shinta nurfadilahilahude Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Angkatan III Prodi KPI STIBA Ar Raayah Sukabumi

saya mahasiswi KPI dari STIBA Ar Raayah sukabumi yang sedang belajar menuntut ilmu untuk menjadi wanita yang membangun peradaban islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aisyah Sang Wanita Teladan

30 Mei 2022   16:15 Diperbarui: 30 Mei 2022   16:21 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ummul mukminin Ummu Abdillah Aisyah binti Abu Bakr, Shiddiqah binti Shiddiqul Akbar, siapa yang tidak kenal beliau? Beliau adalah satu-satunya istri nabi yang dinikahi masih pada usia yang masih kanak-kanak, dimana pernikahan ini dijadikan tombak bagi kaum kafirin untuk menyerang Islam.

Pernikahan keduanya merupakan perintah Allah langsung. Aisyah Radhiyallahu ‘Anha  menuturkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Aku bermimpi selama tiga malam. Malaikat datang kepadaku dengan membawa gambarmu dalam sepotong kain sutra seraya berkata, ‘Inilah istrimu.’ Lalu, aku buka kain penutup wajahmu, ternyata itu adalah gambarmu. 

Saat itu aku bergumam, jika ini kehendak Allah, maka pasti terlaksana.” (Muttafaq ‘Alaih). Aisyah hidup bersama dengan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam setelah 3 tahun pernikahan. Pernikahan di usia dini ini tak membuat Aisyah kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan sang nabi yang penuh tantangan dan rintangan.

Aisyah sang teladan hebat ini memiliki banyak sifat yang dapat diteladani para wanita era milenial. Dimana sekarang ini para wanita lebih mengutamakan penampilan semata tanpa memedulikan ilmu dan akhlak yang dimilikinya. Sebagian besar dari mereka memiliki gaya hidup yang glamor dan konsumtif. 

Para perempuan saling berlomba-lomba mengupload foto di medsos mereka dengan model pakaian terbaru dan terbuka. Keadaan ini begitu memprihatinkan, mengingat bahwa wanita adalah madrasah bagi anak-anaknya kelak. 

Bagaimana dia akan mengajari anak-anaknya ilmu agama jika yang dia ketahui hanya ilmu merias diri. Maka dengan ini, diperlukan sosok ideal untuk dijadikan teladan. Sosok yang tepat adalah Aisyah, istri Rasulullah. Berikut ini beberapa sifat Aisyah yang bisa teladani:

1. Cerdas

Aisyah istri nabi sangatlah cerdas. Beliau meriwayatkan ribuan hadis Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Para perawi hadits  menyebutkan bahwa Aisyah adalah orang ketiga terbanyak setelah Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu  dan Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu. Urwah bin Zubair pernah berkata, ”Aku tidak melihat seorang pun yang memiliki kepandaian dalam ilmu fiqih, kedokteran, dan orasi melebihi Aisyah.”

Berbanding terbalik dengan zaman sekarang, dimana mayoritas wanita malah sibuk main tiktok dan lain sebagainya, bahkan ibu-ibu pun tidak mau kalah. Akhirnya anak-anak terlantar dan terjerumus ke pergaulan bebas.

2. Pemberani

Aisyah adalah sosok yang sangat pemberani. Beliau sering berjalan menuju perkuburan Baqi’ di tengah malam tanpa takut. Hal yang ditakuti banyak orang, tapi tidak dengan Aisyah. 

Ia juga sering ikut terjun ke medan perang, salah satunya perang Uhud, ketika kaum muslimin kocar-kacir, Aisyah dengan keberaniannya justru maju terdepan bersama beberapa kaum perempuan untuk memberi minum kepada para mujahid yang terluka.

Dengan demikian¸ sifat pemberani yang ditunjukkan Aisyah menghancurkan stereotip bahwa wanita adalah makhluk lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa. 

Munculnya Aisyah di medan perang merupakan bukti bahwa  syariat islam tidak mengukung wanita seperti yang dikira oleh sebagian besar orang terutama orang-orang barat yang menganut paham feminisme. Pemahaman mereka tentang islam sangat salah dan tidak mendasar, karena sejatinya syariat islam sangat menjaga dan memuliakan wanita.

3. Keteguhan Jiwa Yang Kuat

Aisyah sang wanita teladan ini selain mempunyai sifat cerdas dan pemberani, beliau juga mempunyai sifat teguh dalam kebenaran. Keteguhannya sangat terlihat ketika fitnah melesat bagai panah kepadanya. 

Ia difitnah telah berselingkuh dengan seorang sahabat yang bernama Shafwan bin Mu’aththal. Fitnah ini dilontarkan oleh pemimpin kaum munafik Abdullah bin Ubay bin Salul kemudian disebarkan oleh beberapa orang, di antaranya Misthah bin Atsatsah, Hassan bin Tsabit, dan Hamnah binti Jahys.

 Meskipun fitnah perselingkuhannya telah tersebar di seluruh Kota Madinah, Aisyah tetap teguh pada pendiriannya bahwa ia berada diatas kebenaran. Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala  membenarkan kesucian Aisyah dalam Al-Qur’an surah An-Nur ayat 12.

4. Dermawan Dan Rendah Hati

Dermawan dan rendah hati, dua sifat yang susah untuk diterapkan, dimana detik ini orang-orang sibuk menumpuk harta dan pelit memberi sedekah. 

Detik dimana orang-orang berbangga diri dengan kekuasaannya. Sebagai seorang muslimah sepatutnya mengambil contoh dari yang sifat-sifat dan kemuliaan akhlak Aisyah yang benar-benar mewarisi sifat ayahnya, Abu Bakr Ash-Shiddiq.

Abdullah bin Zubair berkata “ Aku tidak pernah melihat dua wanita yang lebih dermawan melebihi Aisyah dan Asma binti Abu Bakr Ash-Shiddiq. Aisyah dia mengumpulkan sesuatu dengan sesuatu, ketika sudah terkumpul banyak, dia membagi-bagikannya, adapun Asma, maka sedikitpun dia tidak menyimpan untuk besok.” ( Hadist Riwayat Bukhari).

Pada suatu ketika ada orang miskin menemuinya dan meminta diberi makan, saat itu di hadapan Aisyah terdapat anggur. Lalu dia berkata kepada seseorang, “Ambillah biji gandum dan berikan kepadanya,”. Namun si miskin tersebut terus-menerus memandangi gandum tersebut”. Aisyah pun bertanya “Apakah anda terheran-heran? Menurutmu biji gandum ini berapa mitsqal?” Aisyah seakan menyinggung firman Allah :

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (Quran Surah Az-Zalzalah:7)

Dalam riwayat lain, Muawiyah pernah mengirimkan 100.000 dirham kepada Aisyah, lalu Aisyah membagi-baginya sampai tidak tersisa sedikitpun. Barirah berkata, “Anda sedang berpuasa. Kenapa anda tidak membeli daging untuk kita seharga satu dirham?” 

Lalu Aisyah berkata, “Kalau aku ingat, maka aku akan lakukan”. Aisyah lebih mementingkan orang lain yang lebih membutuhkan dibanding dirinya sendiri dalam masalah berbuka puasa. 

Selain itu, Aisyah tidak tamak terhadap harta. Aisyah pernah menjual rumah kepada Mu’awiyah dengan harga 180.000 dirham, ada yang mengatakan 200.000 dirham. Kemudian uang hasil pembayaran rumah itu diantarkan kepadanya, dia tidak beranjak dari tempatnya sampai uangnya habis ia sedekahkan.

5. Tidak Hobi Ghibah

Ghibah merupakan salah satu akhlak tercela namun sebagian besar wanita menjadikannya rutinitas. Tetapi tidak berlaku bagi Aisyah. Ia tidak mau memperbincangkan kejelekan orang lain. Apalagi membicarakan kejelekan istri Rasul yang lain. Sangat jauh berbeda dengan kebanyakan wanita lain yang tanpa bersalah membicarakan aib sesamanya.

6. Sederhana

Mendapat gelar istri nabi tidak menjadikan Aisyah sombong, justru ia  memiliki pribadi yang sangat sederhana. Terbukti dengan hanya memiliki beberapa potong baju untuk dipakai sehari-hari. Urwah bin Zubair berkata, " Aisyah tidak suka memperbarui bajunya (menggantinya dengan baju baru) melainkan menambalnya atau membaliknya''.

Hal ini berbeda dengan perempuan di zaman ini yang mengatakan tidak punya baju tapi kenyataannya bajunya sangat banyak bahkan lemari pakaiannya sudah tidak mampu untuk menampungnya.

Aisyah tidaklah tinggal di istana  bersama Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Melainkan ia cukup dengan tinggal di sebuah rumah yang sangatlah sederhana bahkan jauh dari kata mewah. Aisyah juga tidak pernah tergoda untuk meminta harta yang lebih. Aisyah  pernah mengatakan, pernah dalam suatu waktu tidak ada makanan untuk dimasak di rumahnya.

 “Suatu ketika, pernah bulan berganti bulan, berganti bulan, berganti bulan tidak pernah ada api di rumah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, atau selama tiga bulan tidak memasak,”katanya “Sesungguhnya Rasulullah tidak pernah kenyang kecuali dengan hanya memakan kurma dan air. Dan menjadi suatu pemborosan jika makan dua kali dalam satu malam,” kata Aisyah dalam sebuah riwayat. Kesederhanaan aisyah tentunya mengikuti cara hidup yang dilakukan oleh suaminya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

 Demikianlah beberapa sifat Aisyah, sebenarnya masih banyak sifat mulia beliau lainnya yang bisa kita jadikan contoh. Bagi kita wanita akhir zaman , sifat-sifat ini sangat membantu kita untuk keluar dari perbudakan dunia, dimana kecantikan dan kekayaan jadi tuannya.

 REFERENSI

http://fsi.fk.ui.ac.id/teladan-dari-aisyah-ra/, diakses pada 2 maret pukul 17:00 WIB.

https://islami.co/7-sifat-yang-bisa-diteladani-dari-aisyah-istri-rasulullah-saw/, diakses pada 2 maret pukul 16:37 WIB.

https://mahluktermulia.wordpress.com/2010/02/15/kesederhanaan-siti-aisyah/, diakses pada 3 maret pukul 16:47 WIB.

https://www.haibunda.com/trending/20200408133406-93-89307/aisyah-istri-rasulullah-jadi-trending-ini-7-sifat-yang-bisa-diteladani, diakses pada 2 maret pukul 16:34 WIB.

*Mahasiswi Angkatan III Prodi KPI STIBA Ar Raayah Sukabumi

**Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Komunikasi Dakwah pada Semester IV

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun