Mohon tunggu...
muthiyah shinfalafroh
muthiyah shinfalafroh Mohon Tunggu... Duta Besar - Al-Faqiir

Saya hanyalah, bukan adalah☕

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tafsir Ulama Nusantara

24 Desember 2021   23:16 Diperbarui: 24 Desember 2021   23:25 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Susunan tafsir pada edisi penyempurnaan tidak berbeda dari tafsir yang sudah ada, yaitu terdiri dari mukadimah yang berisi tentang: nama surah, tempat diturunkannya, banyaknya ayat, dan pokok-pokok isinya. Mukadimah akan dihadirkan setelah penyempurnaan atas ke 30 juz tafsir selesai dilaksanakan.

Dilihat dari segi metode yang digunakan, secara umum Tafsir Kementerian Agama RI ini menggunakan metode tahlili. Walaupun disisi lain juga tafsir ini menggunakan metode maudhu'i. sekalipun sifatnya sederhana yaitu dengan memberikan tema-tema tertentu pada surat yang dibahas.

Kemudian, mengenai tafsir Audiovisual (penafsiran alquran yang disampaikan dengan menggunakan audio-visual untuk memudahkan si penerima dalam memahami materi). 

Dengan penafsiran metode audio-visual ini, sang penafsir/penyampai tafsir dapat mengendalikan isi, arah, juga kecepatan pembelajaran. selain itu, metode seperti ini sangat efektif digunakan terutama dengan kondisi manusia saat ini yang sebagian besar menyukai hal-hal yang singkat, padat, mudah, serta instan. Sama seperti halnya dengan sistem pembelajaran metode audiovisual pada umumnya, kekurangan-kekurangan yang ada antara lain:

  • Media audio yang lebih banyak menggunakan suara dan bahasa verbal, hanya mungkin dapat dipahami oleh pendengar yang mempunyai tingkat penguasaan kata dan bahasa yang baik.
  • Penyajian materi melalui media audio dapat menimbulkan verbalisme bagi pendengar.
  • Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.

sedangkan kelebihan dari tafsir audio-visual antara lain:

  1. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para penerima, dan memungkinkan penerima menguasai isi penafsiran lebih baik.
  2. penafsiran akan lebih bervariasi, tidak sematamata komunikasi verbal melalui penuturan katakata oleh mufassir. Sehingga penerima tidak bosan dan mufassir tidak akan kehabisan tenaga.
  3. sang penerima akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian dari mufassir, tapi juga aktifitas mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
  4. sistem penafsiran akan lebih menarik perhatian para penerima sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

Sumber:

https://pptqimamhafsh.com/kitab-kitab-tafsir-al-quran-karangan-ulama-nusantara/

https://nu.or.id/nasional/inilah-tafsir-al-quran-karya-ulama-ulama-nusantara-aKQau

https://media.neliti.com/media/publications/266128-tafsir-al-quran-di-indonesia-sejarah-dan-a98ffc76.pdf

http://repository.uin-suska.ac.id/3910/4/BAB%20III.pdf

http://repository.iiq.ac.id/handle/123456789/688

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun