Ingatanmu berakhir di sana.
Kamu mengingatnya dengan baik, seperti ingatan barista akan aroma kopi terakhir yang dibuat sesaat sebelum jam kerja usai. Pada setiap takaran, pada setiap tetesan air yang dituangkan, ada kerinduan yang sering kali gagal kamu utarakan. Kamu menyukainya melalui diam, umpama segelas kopi yang tandas tanpa menyisakan ampas. Sebab lagi-lagi ingatan tentangnya masih selalu berbekas, seperti jejak lipstik di bibir cangkir; kopi terakhir sebelum jam kerja usai.
Malam itu kamu terjaga lama sekali.
Makassar, September 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!