PT Industri Jamu Sido Muncul merupakan perusahaan yang cukup besar dalam industry jamu dan obat-obatan tradisonal.dan merupakan perusahaan herbal bertaraf modern yang selalu berupaya untuk memberikan produk-produk terbaik dan menyehatkan bagi konsumennya.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,ruang lingkup kegiatan SIDO antara lain menjalankan usaha dalam bidang industri jamu yang meliputi industri obat-obatan (farmasi), jamu, kosmetika, minuman dan makanan yang berkaitan dengan kesehatan, perdagangan, pengangkutan darat dan jasa. Kegiatan utama Sido Muncul adalah produksi dan distribusi jamu herbal, minuman energi, minuman dan permen serta minuman kesehatan, seperti Sidomuncul, Tolak Angin dan Kuku Bima.
PT Industri Jamu Sido Muncul baru saja menjadi perusahaan Go Publik pada tahun 2013 lalu. Dalam Bursa Efek Indonesia terdapat perusahaan yang tergolong “good company bad stock” yang akan menjadi topik pembahasan dalam artikel ini. Saya memilih PT Industri Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO) sebagai ‘’good company bad stock” didasarkan pada harga saham perusahaan yang cenderung mengalami penurunan disertai dengan nilai PER dan PBV perusahaan yang cukup rendah akan tetapi memiliki ROA dan ROE yang tergolong tinggi diantara perusahaan lainnya dalam sub industry yang sama.
Dengan begitu saham yang dimiliki perusahaan berada pada posisi undervalued sehingga perusahaan tergolong “good company bad stock”. Untuk analisis mengenai SIDO dapat dilihat pada penjelasan berikut.
Analisis Makro Ekonomi
Menurut data dari woldbank, PDB Indonesia meningkat sebesar 5,0% tahun ke tahun pada triwulan ke 2 tahun 2017 dan tidak berubah dari triwulan ke 1. Tingkat pertumbuhan telah stabil sebesar 5% sejak triwulan ke 1 tahun 2014. Seperti yang dicatatkan oleh Badan Pusat Statistik bahwa pada kuartal III 2017 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,06%. Fundamental ekonomi makro Indonesia pun tergolong baik dan telah meningkat, dikarenakan pemerintah terus menerapkan reformasi struktural yang penting.
Pada September 2017 pun Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate menjadi 4,25%. Hal ini tentu merupakan suatu hal yang baik dalam pasar modal Indonesia, dikarenakan hubungan yang terbalik antara harga saham dan dengan tingkat suku bunga. Dengan adanya penurunan suku bunga, maka akan banyak investor yang melakukan investasi dibandingkan dengan melakukan deposito di Bank.
Tingkat inflasi di Indonesia pun terkendali pada level yang lebih rendah dari perkiraan semula. Berdasarkan data dari BI inflasi indeks harga konsumen pada Agustus 2017 tercatat 2,5% atau secara tahunan mencapai 3,82%. Hal ini merupakan dampak dari membaiknya pasokan serta kontribusi positif berbagai kebijakan yang ditempuh Pemerintah. Inflasi inti pada periode ini terbilang cukup rendah dan bahkan lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi inti Agustus tiga tahun terakhir.
Menurut Bank Indonesia, inflasi ke depannya diperkirakan akan tetap rendah dan berada dalam kisaran sasaran inflasi. Hal ini merupakan sinyal baik dalam investasi pasar modal. Selain itu, BI juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 berada pada kisaran 5,1 persen – 5,5 persen, dengan permintaan domestic sebagai penggerakan utamanya. BI pun optimis pertumbhan ekonomi tersebut akan tercapai.
Kondisi pasar modal Indonesia terus mengalami pertumbuhan selama tiga tahun ke belakang. Pertumbuhan IHSG tercatat mencapai 17,02% per Oktober 2017 dan berkali-kali menyentuh rekor tertingginya sepanjang tahun ini. Kondisi pasar modal yang kian membaik ini tentu membuat banyak orang tertarik untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Analisis Industri
Konsumsi dalam negeri menjadi salah satu faktor terpenting dalam upaya mempertahankan perekonomian pasar untuk terus meningkat. Hal ini didorong oleh perluasan kelas menengah yang mempunyai kesanggupan membayar demi mutu dan nilai sehingga mempercepat terbukanya peluang pada sektor consumer goods. Indsutri consumer goods di Indonesia semakin tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang terlihat dari nilai pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 16,6%.
Selain itu, misalnya pada periode 4 Desember 2017--8 Desember 2017, indeks sektor consumer goods mencapai 2.663,71 atau menjadi titik tertinggi dari sepekan, tumbuh 4,04% sepanjang pekan tersebut. Selain itu seiring dengan banyaknya jumlah penduduk Indonesia, maka kebutuhan akan barang konsumi pun semakin meningkat, sehingga dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang, pasar barang konsumsi masih dinilai prospektif.
Sektor industry pengolahan hingga saat ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Pada triwulan I tahun 2017 sub sektor industry dengan pertumbuhan tinggi adalah sub sektor kimia,farmasi, dan obat tradisional sebesar 8,34%, industry makanan dan minuman sebesar 8,15%.
Selain itu sub sektor farmasi juga memiliki prospek yang baik dan sangat menarik untuk dikoleksi dikarenakan emiten dalam sub sektor ini memiliki omset penjualan yang besar akibat tingginya harga jual produk farmasi di dalam negeri. Hal lainnya yang menarik ialah pemerintah telah menjanjikan adanya insetif kepada industry farmasi nasioanl, dimana pemerintah akan memberikan fasilitas bea masuk, tax holiday, dan tax allowance serta industry bahan baku farmasi akan dibuka tanpa batas bagi investor asing sehingga bisnis emiten farmasi akan semakin bergairah.
Analisis Mikro Perusahaan
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk telah berhasil memiliki market share tertinggi dan reputasi yang baik sebagai industry jamu terbesar di Indonesia. Bidang usaha Sido Muncul pada mulanya hanya berkonsentrasi di bidang jamu (herbal), namun kini Sido Muncul telah merambah bidang ‘food’ dengan produk-produk lebih dari 250 jenis produk yang telah telah diproduksi dan telah berhasil di eskpor ke beberapa negara Asia Tenggara, Australia, Korea, Nigeria, Algria, Hongkong, USA, Arab Saudi, Mongolio, dan Rusia.
Seperti dilansir dalam investasi.kontan.co.id menurut Nafan, Analis Binaartha Paraman Sekuritas, emiten SIDO memiliki propek yang terbilang bagus ke depannya terlebih SIDO emiten yang sedang melakukan peningkatan produksi dan ekspansi ke luar negeri, serta menganggarkan CAPEX sebesar Rp 200 milyar. SIDO juga sedang melaksanakan proyek perluasan pabrik sehingga diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksinya dalam meningkatkan volume penjualan. Prospek kinerja perusahaan dapat dilihat dari laba komprehensif yang diperolehnya dimana dalam hal ini SIDO memiliki income statement yang terus meningkat setiap tahun tahunnya seperti yang terlihat pada grafik dibawah dibawah ini
Melihat tabel diatas, SIDO memiliki angka ROE dan ROA yang termasuk tinggi bila dibandingkan dengan para pesaingannya dalam sub sektor farmasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam menghasilkan keuntungan baik dari modal sendiri maupun dari operasi perusahaan dibandingkan dengan emiten lainnya dalam sub sektor yang sama. Selain itu SIDO juga terbilang baik dari pesaingnya dalam kemampuan memenuhi kewajibannya. Berikut merupakan rasio keuangan yang dimiliki SIDO dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satu komponen dari rasio solvabilitas ialah debt to equity ratio yang merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Dengan demikian, semakin besar rasio, maka perusahaan semakin banyak dibantu dengan pembiayaan utang. DER yang dimiliki oleh SIDO dari tahun ke tahun jumlahnya tetap sama artinya perusahaan memiliki hutang yang stabil.
Selain DER rasio dalam solvabilitas ialah debt to asset ratio, yang merupakan perbandingan antara hutang lancara dan hutang jangka panjang dari seluruh aktiva. Rasio DAR yang dimiliki oleh SIDO jumlahnya meningkat setiap tahunnya, namun jumlahnya tidak besar artinya perusahaan memiliki hutang yang tidak besar dalam pembiayaan aktiva perusahaan, dengan nilai rata-rata 0,23 kali atau 23% berarti perusahaan hanya memiliki pembiayaan dari yang berasal dari hutang sebesar 23% dan sisanya dari asset yang dimilikinya.
Rasio Profitabilitas
Return on asset (ROA). Emiten SIDO memiliki ROA sebesar 15,79% . ROA merupakan laba bersih yang didapatkan dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. ROA menunjukkan besarnya pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan dari seluruh asset yang dimilikinya. Semakin besar nilai rasionya, maka semakin besar dana yang dapat dikembalikan dari total asset perusahaan menjadi laba. Terlihat dalam tabel tersebut bahwa ROA yang dimiliki SIDO terus meningkat jumlahnya sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan terus semakin baik.
Return on equity (ROE). Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi nilai ROE, maka semakin tinggi pula keuntungan investor karena modal perusahaan akan semakin efisien. ROE yang dimiliki perusahaan juga terus meningkat setiap tahunnya dari 15,87% pada 2014 meningkat menjadi 16,85% hingga pada 2016 bernilai 17,10% yang berarti bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal yang dimiliki terbilang baik.
Earning Per Share
Earning Per Share yang dimiliki oleh SIDO sebesar 32. Angka ini menjukkan bahwa SIDO berada pada posisi ke 7 dari 10 emiten. EPS akan memberikan gambaran mengenai tingkat laba perusahaan yang akan investor terima. Meskipun masih rasio EPS SIDO masih terbilang kecil namun pertumbuhan laba selalu diperlihatkan oleh emiten ini dimana investor akan tertarik dengan perusahaan yang dapat memperoleh peningkatan laba yang baik.
Disisi lain, kondisi saham SIDO masih tergolong bad meskipun dari rasio keuangan perusahaan sudah memiliki nilai yang cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari nilai PER dan PBV yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Dengan demikian, harga saham SIDO tergolong undervalued yang berarti harga dibawah nilai yang seharusnya. Undervaluednya suatu saham, maka dapat menjadi salah satu indikator bahwa saham tersebut termasuk dalam “bad stock”. Selain itu ROA yang dimiliki perusahaan dalam 5 tahun terakhir sebesar 16,64 lebih besar dari industry yang hanya sebesar 12,86 serta nilai ROE dalam 5 tahun terakhir sebesar 19.71 lebih besar dari ROE industry sebesar 17.82.
Dengan demikian perusahaan dikatakan good company berdasarkan dari rasio keuangan yang dimiliki dan perusahaan tergolong ‘”good company bad stock”. Bad stock dalam hal ini juga juga didukung dengan pergerakan harga sahamnya yang cenderung menurun seperti yang diperlihatkan dalam gambar dibawah ini
Dalam menghitung harga wajar akan digunakan proyeksi EPS 5 tahun ke depan dengan pertumbuhan sebesar 15%, yang didasarkan dengan nilai pertumbuhan SIDO selama 5 tahun terakhir lebih dari 15%.
Proyeksi EPS 5 tahun mendatang
Proyeksi PER selama 5 tahun mendatang
Proyeksi PER dilakukan dengan mengkalikan EPS terakhir dengan 12 dikarenakan PER yang dimiliki SIDO sebesar 16,62 yang artinya <20. Maka untuk melihat harga saham tahun ke 5 emiten SIDO ialah
Harga saham tahun ke 5 = Proyeksi EPS tahun 2021 x Proyeksi PER
= 64 x 12 = 768
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka harga saham pada tahun ke 5 sebesar 768
Proyeksi Dividen Tahun ke 5
Proyeksi dividien dapat dihitung dengan mengkalikan total EPS dengan dividend payout ratio yaitu
= Total EPS x DPR = 248 x 81,25% = 201,5
Dari hasil tersebut menjukkan bahwa investor emiten SIDO akan memperoleh dividen sebesar Rp 201,5 per lembar saham selama 5 tahun mendatang.
Total Harga Saham
Harga saham dapat dihitung dengan menambahkan harga saham tahun ke 5 dengan proyeksi dividen yaitu sebesar
Total Harga Saham = Harga saham tahun ke 5 + Proyeksi Dividen
= 768 + 201,5 = 969,5
Dengan demikian, total harga saham pada tahun ke 5 SIDO sebesar 969,5
Harga Wajar Saham
Untuk menghitung harga wajar saham, maka dapat membagi nilai proyeksi harga saham tota pada 5 tahun mendatang dengan nilai risk premium. Untuk Indoneisa, return yang layak untuk investasi saham sebesar 18,61% per tahun. Dengan demikian harga wajar saham SIDO ialah
Rekomendasi Bagi Investor
Untuk para calon investor yang akan berinvestasi pada pasar modal Indonesia, maka saya dapat merokemendasikan berinvestasi pada saham SIDO yaitu saham yang dimiliki oleh PT Industri Jamu Sido Muncul Tbk. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil analisis fundamental SIDO dapat menjadi salah satu perusahaan yang berprospek baik untuk sub sektor farmasi meskipun saat ini saham tersebut masih dinilai bad stock akan tetapi memiliki potensi untuk terus naik. Analis Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji juga merekomendasikan akumulasi beli untuk saham SIDO dengan target harga Rp 585.
Nama : Shifa Rauda Rachmawati
**Artikel ini dibuat sebagai pemenuhan Ujian Akhir Semester Ganjil 7 Mata Kuliah Manajemen Investasi dan Portofolio, Ilmu Administrasi Niaga, Universitas Indonesia.
Daftar Referensi
sidomuncul.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H