Mohon tunggu...
Shesar
Shesar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pemuja Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kalem Aja, Vakansilah

14 Januari 2016   20:29 Diperbarui: 14 Januari 2016   20:29 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir tiap pagi, pos polisi Sarinah itu selalu dirilewati kala ngonthel ataupun naik bus menuju kantor. Pulang pun lewat sana. Dan sore ini pun lewat lagi, usai jalanan dibuka polisi. Lihat apa di sana? Mas-mas penjaja kopi keliling yang sebagian besar ngocek Medure itu jualan di sana. Kupikir foto bapak jualan sate yang ada di Path itu dobol-dobolan. Ternyata betulan. Dalam rupa mas-mas jualan kopi, juga minuman saset lain. Bahkan ada yang memoto seorang tentara membeli dari bapak-bapak cangcimen. Warbyasa selo.

Selain tagar #KamiTidakTakut, ada pula #IndonesiaWorthIt dari pegiat halan-halan. Maksudnya berkabar ke dunia luar bahwa Indonesia oke-oke saja. Indonesia rapapa (oke ini aneh, tapi kaidah basa Jawanya emang gitu, bukan rapopo).

Makjang. Matur nuwun mase.

Dan memang harus begitu. Nggak kaget kalau negara lain bikin travel warning atau lebih halusnya travel advice. Jangan dulu datang ke Indonesia, nggak aman mas-mbak. Apalagi yang kena Jakarta. Simboknya negara.

Maka sudah betul bahwa untuk mengembalikan kepercayaan wisman adalah dengan pengalihan isu. Alihkan saja perhatian mereka dengan terus mencekoki dengan keindahan Wakatobi, Raja Ampat, Pulau Komodo, maupun Pulau Morotai.

Ingatan manusia memang lebih besar kapasitasnya dari hard disk tercanggih saat ini. Tapi tidak ada yang kemampuannya sampai 100%. Maka ingatan tadi bisa ditumpuk dengan yang bagus-bagus sampai tenggelam dan lupa.

Ya seperti sekarang. Banyak orang yang mungkin sedikit lupa sama serutup kopi yang membunuh Mirna. Hari ini ada sidang Jero Wacik. Juga dengan peringatan Malari besok. Nah, maka seharusnya tidak susah untuk membikin para (calon) wisman kalem dan tidak membatalkan niat vakansi ke Indonesia.

Pemerintah dan industri bekerja seperti biasa. Kalem weh. Tapi tetap paralel dengan meningkatkan keamanan dan kewaspadaan. Agresif menyerang gawang lawan tapi lupa menjaga gawang sendiri adalah sebuah aksi dungu. Dibantu masyarakat yang membantu berseru, klop sudah.

Menteri Pariwisata pun sudah kalem dan bilang masa pemulihan bisa tuntas dalam seminggu. Jauh lebih cepat dari waktu yang dibutuhkan jomblowan untuk memikat jomblowati.

Mampir saja ke Morotai bro. Ngaso sebentar lae di Toba. Cobalah kau tengok orang melompati Batu di Nias. Sudah lihat sendiri sapi beradu lari di Madura? Belanjakan tabunganmu untuk berbasah-basahan di Raja Ampat, maka kau tak akan menyesal. Lihat itu kadal terbesar di bumi mencuri ikan yang dijemur penduduk Labuan Bajo, tak ada itu kau jumpai di tanahmu.

©Shesar_Andri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun