Hampir tiap pagi, pos polisi Sarinah itu selalu dirilewati kala ngonthel ataupun naik bus menuju kantor. Pulang pun lewat sana. Dan sore ini pun lewat lagi, usai jalanan dibuka polisi. Lihat apa di sana? Mas-mas penjaja kopi keliling yang sebagian besar ngocek Medure itu jualan di sana. Kupikir foto bapak jualan sate yang ada di Path itu dobol-dobolan. Ternyata betulan. Dalam rupa mas-mas jualan kopi, juga minuman saset lain. Bahkan ada yang memoto seorang tentara membeli dari bapak-bapak cangcimen. Warbyasa selo.
Selain tagar #KamiTidakTakut, ada pula #IndonesiaWorthIt dari pegiat halan-halan. Maksudnya berkabar ke dunia luar bahwa Indonesia oke-oke saja. Indonesia rapapa (oke ini aneh, tapi kaidah basa Jawanya emang gitu, bukan rapopo).
Makjang. Matur nuwun mase.
Dan memang harus begitu. Nggak kaget kalau negara lain bikin travel warning atau lebih halusnya travel advice. Jangan dulu datang ke Indonesia, nggak aman mas-mbak. Apalagi yang kena Jakarta. Simboknya negara.
Maka sudah betul bahwa untuk mengembalikan kepercayaan wisman adalah dengan pengalihan isu. Alihkan saja perhatian mereka dengan terus mencekoki dengan keindahan Wakatobi, Raja Ampat, Pulau Komodo, maupun Pulau Morotai.
Ingatan manusia memang lebih besar kapasitasnya dari hard disk tercanggih saat ini. Tapi tidak ada yang kemampuannya sampai 100%. Maka ingatan tadi bisa ditumpuk dengan yang bagus-bagus sampai tenggelam dan lupa.
Ya seperti sekarang. Banyak orang yang mungkin sedikit lupa sama serutup kopi yang membunuh Mirna. Hari ini ada sidang Jero Wacik. Juga dengan peringatan Malari besok. Nah, maka seharusnya tidak susah untuk membikin para (calon) wisman kalem dan tidak membatalkan niat vakansi ke Indonesia.
Pemerintah dan industri bekerja seperti biasa. Kalem weh. Tapi tetap paralel dengan meningkatkan keamanan dan kewaspadaan. Agresif menyerang gawang lawan tapi lupa menjaga gawang sendiri adalah sebuah aksi dungu. Dibantu masyarakat yang membantu berseru, klop sudah.
Menteri Pariwisata pun sudah kalem dan bilang masa pemulihan bisa tuntas dalam seminggu. Jauh lebih cepat dari waktu yang dibutuhkan jomblowan untuk memikat jomblowati.
Mampir saja ke Morotai bro. Ngaso sebentar lae di Toba. Cobalah kau tengok orang melompati Batu di Nias. Sudah lihat sendiri sapi beradu lari di Madura? Belanjakan tabunganmu untuk berbasah-basahan di Raja Ampat, maka kau tak akan menyesal. Lihat itu kadal terbesar di bumi mencuri ikan yang dijemur penduduk Labuan Bajo, tak ada itu kau jumpai di tanahmu.
©Shesar_Andri