Singkat cerita, setelah membaca buku itu, kembali ke Palu, saya menjadi orang yang berbeda.
Rumah bersih, kamar mandi berkilat, makanan hasil tangan sendiri tersedia di meja pada waktunya.
Saya mulai produktif. Setiap hari bikin nastar setengah kilo mentega untuk dijual. Waktu saya sudah mulai diisi dengan hal yang berguna.
Ada tiga amplop putih yang saya taruh di atas meja, bertuliskan: Modal, Keuntungan, dan Perpuluhan.
Meskipun sedikit, karena saya hanya mampu membuat setengah kilo sehari, penjualannya berjalan lancar. Semakin hari semakin baik.
Kemudian saya mengalami peristiwa yang mengubah seluruh kehidupan saya secara drastis.
Karena di masa lalu saya hidup dalam kegelapan dosa, ketika saya mulai berpaling kepada Tuhan dan berkeinginan kuat menata hidup baru, seseorang tersakiti dan hendak mencelakakan saya dengan sengaja (Puji Tuhan, saya sudah mengampuninya).
Saya dan anak perempuan saya harus lari meninggalkan kampung halaman, meninggalkan rumah, pekerjaan dan sekolah.
Saat itulah saya mengalami Tuhan secara nyata.
Tuhan ada. Tuhan hidup!
Dengan cara yang ajaib saya diselamatkan.