Mohon tunggu...
Sheril Fardiana
Sheril Fardiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Santri Indonesia dan Pancasila

16 Oktober 2022   16:53 Diperbarui: 16 Oktober 2022   16:57 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak adalah amanah yang diberikan Allah kepada orang tua. Sebagai pemegang amanah maka orang tua bertanggung-jawab dalam mendidik, mengasuh serta membekali anak dengan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupannya kelak dikemudian hari, baik itu didunia maupun di akhirat. 

Memberikan anak pengetahuan bahwa kita hidup didunia ini hanyalah untuk beribadah kepada Allah semata. 

Keberadaan anak bagi orang tua merupakan anugerah. Terasa akan lebih indah dan lebih bermakna jika mempunyai anak yang berbakti kepada orang, bertakwa kepada Allah dan berguna bagi masyarakat disekitarnya, bangsa dan negara.

Orang tua harus membekali anak dengan ilmu dunia, karena kita perlu kelangsungan hidup untuk mendapatkan sandang dan pangan. Yang paling utama orang tua harus membekali anak dengan ilmu akhirat, karena dengan ilmu itulah kita akan mengetahui bagaimana cara bertakwa kepada Allah dengan baik dan benar. Karena sebenarnya tujuan akhir kita adalah masuk kedalam surganya Allah. 

Bagaimana seorang anak memiliki akhlah yang baik sehingga bisa berbakti kepada orang tua atau dimanapun ketika anak berinteraksi kepada orang lain. Salah satu hal terpenting dalam mendidik akhlak adalah dengan membentuk karakter. 

Namun kebanyakan orang tua yang lupa menanamkan nilai kerakter pada anak baik karena kesibukan mereka, tidak tahu ilmunya bahkan masih ada orang tua yang beranggapan bahwa yang penting anaknya pintar ilmu dunia saja karena beranggapan bahwa ilmu akhirat bisa dipelajari kapan kapan setelah sukses dalam karirnya. Sehingga yang terjadi adalah banyak anak yang pintar, kaya, dan punya kedudukan, akan tetapi tidak bisa berbakti kepada orang tua. 

Padahal salah satu amal yang tidak akan pernah putus adalah doa anak sholeh yang selalu mendoakan orang tua baik itu masih hidup maupun sudah meninggal dunia.

Pesantren adalah salah satu dunia pendidikan yang banyak menekankan pada pembentukan karakter ahlak . Dan murid didalamnya disebut santri untuk pria dan santriwati untuk wanita. Jadi santri adalah sebutan bagi pencari ilmu yang lebih mendalami ilmu akhirat. 

Mereka akan hidup dilingkungan pesantren yang serba tertutup dan diatur aktivitas hidupnya. Mulai dari pagi sampai malam diharuskan mengikuti kegiatan yang telah ditentukan. Mulai dari bangun tidur, sholat, mengaji, ke sekolah, makan sampai waktu untuk bermain, dan waktu tidur semua waktunya ditentukan oleh pesantren. 

Pada awalnya banyak santri yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan situasi seperti ini. Karena mereka dirumah yang segala keperluannya disediakan oleh orang tua sekarang harus berusaha sendiri. Sebutan santri identik dengan anak yang menuntut ilmu di pondok, pintar mengaji, rajin sholat, menghafal Al Qur'an dan hadist , akhlaknya baik dan sebagainya. 

Untuk itu ada beberapa Perguruan Tinggi Negeri selain pesantren yang mencoba menerapkan pendidikan seperti pesantren terutama yang berbasis islam.   

Selain itu karakter Pancasila juga diterapkan kepada santri dan santriwati. Walupun mereka belajar ilmu agama, tapi bagaimanapun mereka juga tetap warga negara Indonesia yang wajib menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contoh pengamalan Sila dalam Pancasila yang dilakukan oleh para santri :

1.Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa

Indonesia mengharusnya seluruh warganya untuk berketuhanan. Tentu ini sudah sesuai dengan apa yang dilakukan oleh santri. Mereka beragama islam. 

Jadi mereka melakukan ritual atau kegiatan seperti sholat, puasa, dan sebagainya sebagaimana yang dianjurkan oleh Allah dalam Al Qur'an dan Sunnah nabi. 

2. Kemanusiaan yang adil dan beradap.

Negara Indonesia mengharusnya rakyatnya memberlakukan manusia secara adil dan beradab. Demikian juga dengan santri. Walaupun berasal dari latar belakang yang berbeda ada anak orang kaya dan ada anak yang orang tuanya tidak mampu namun mereka tetap merupakan saudara seperjuangan. 

Seperti contohnya Jika ada santri yang terlambat mendapat kiriman dana dari orang tua, temannya dengan sukarela memberikan pinjaman. Dan juga ada beberapa pondok pesantren di Indonesia menerapkan peraturan bahwa santri tidak boleh memakai perhiasan untuk menghargai mereka yang tidak mampu dan juga mereka diajarkan kesederhaan untuk menjaga perasaan temannya yang kekurangan ataupun tidak mampu.

3. Persatuan Indonesia

Nilai ini mengandung arti bahwa bangsa Indonesia harus selalu bersatu dalam Bhineka Tunggal ika. Unsur suku, bahasa, agama dan adat istiadat yang berbeda harus selalu dijaga dalam bentuk tidak saling mengganggu, toleransi dan saling menghargai. 

Contohnya dengan banyaknya  santri dari berbagai wilayah tentu menambah pengetahuan dalam berkomunikasi, mereka saling  belajar bertukar bahasa, saling menceritakan adat didaerahnya dan lain sebagainya. 

Untuk menambah rasa persatuan maka biasanya di pondok pesantren ada hari dimana santrinya  diwajibkan untuk memakai Bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari, atau Bahasa arab yang merupakan Bahasa Al-Qur'an, ataupun bahasa Inggris.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Dalam hal ini musyawarah dan mufakat merupakan unsur utama bagi bangsa Indonesia dalam menyelesaikan masalah. Umumnya santri yang mondok ditempatkan di satu kamar tidur dalam jumlah beberapa orang dengan segala macam karakter dan watak yang berbeda. 

Ada kalanya santri kehilangan barangnya dikamar. Tentu saja teman yang lain merasa tidak enak, maka mereka berkumpul untuk musyawarah sebenarnya hilangnya dimana dan siapa yang mengambil harus mengaku. 

Contoh lain misalnya bermain sepakbola antar kamar, ada kesalahpahaman dan terjadi bentrokan. Mereka akan ditindak tegas oleh pembina dan diharuskan berdamai supaya tidak ditiru oleh santri yang lain.

5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Seluruh bangsa Indonesia harus mendapatkan dan melakukan keadilan dalam segala bidang kehidupannya . Perlakuan hukum yang berkeadilan, mendapatkan pekerjaan yang layak, tidak ada kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin dan sebagainya. 

Demikian juga para santri akan mendapatkan perlakuan yang sama dipondok atau perguruan tinggi yang mengadakan sistem pondok pesantren. Tanpa melihat dari mana dia berasal ataupun anak siapa. Santri akan mendapat hukuman yang sama jika melanggar peraturan kampus, jadi semua aturan harus dipatuhi oleh seluruh santri dan santriwati nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun