Mohon tunggu...
Shendy Adam
Shendy Adam Mohon Tunggu... Dosen - ASN Pemprov DKI Jakarta

seorang pelayan publik di ibu kota yang akan selalu Berpikir, Bersikap, Bersuara MERDEKA

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pembangunan Stadion BMW Jadi Kado Ultah Persija ke-90

28 November 2018   09:12 Diperbarui: 28 November 2018   13:49 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembiayaan yang akan dibahas di sini dibagi dua. Pertama, fase pembangunan (konstruksi). Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan stadion ini --beserta berbagai fasilitas yang melengkapinya---sangat besar, diperkirakan lebih dari Rp. 1 triliun. Oleh karena itu, agak sulit mengharapkan ada investor swasta yang berminat untuk menggarap proyek ini. Kedua, fase operasional dan perawatan (operation and maintenance/ O&M). 

Skema pembiayaan yang dapat dipertimbangkan adalah Kerja sama Pemerintah dan Swasta (KPS) dengan skema Build, Operate, Transfer (BOT). Namun, jika Internal Rate of Return (IRR) rendah sepertinya tidak akan ada investor yang mau. Sehingga opsi lain dari KPS adalah dengan memberi penugasan kepada BUMD (PT. Jakpro). Untuk memodali PT. Jakpro membangun stadion tersebut bisa dilakukan penyertaan modal kepada BUMD melalui APBD DKI Jakarta.

Dengan memberi penugasan kepada PT. Jakpro, maka pada fase operation dan maintenance juga bisa lebih fleksibel ketimbang dikelola oleh Perangkat Daerah, dalam hal ini Dinas Pemuda dan Olahraga. BUMD yang memiliki tata kelola selayaknya perusahaan swasta seharusnya bisa lebih kreatif dalam mengoptimalkan potensi pendapatan.  

Secara umum, potensi pendapatan dalam pengelolaan stadion bisa dibedakan menjadi dua yaitu konvensional dan non konvensional. Pendapatan konvensional adalah yang didapat dari pemanfaatan fungsi utama stadion yaitu menggelar pertandingan sepak bola. Sedangkan pendapatan non konvensional adalah ekstensifikasi fungsi dan fasilitas stadion.

Pendapatan Konvensional

Fungsi utama stadion adalah menggelar pertandingan sepak bola. Mengacu pada asumsi di atas bahwa pengelolaan stadion diberikan kepada PT. Jakpro yang notabene adalah pemilik saham Persija Jakarta, maka Stadion BMW akan digunakan sebagai homebase klub tersebut. Selain terbebas dari biaya sewa, Jakpro bisa mendapat keuntungan cukup besar dari pendapatan tiket. 

Animo suporter Jakarta (baca: The Jakmania) selama ini terbukti sangat tinggi. Setiap pertandingan Persija, baik di Stadion Gelora Bung Karno maupun Stadion Lebak Bulus selalu dipadati penonton. Hanya saja, buruknya manajemen membuat pemasukan dari tiket tidak signifikan.

Dua faktor yang membuat pendapatan dari tiket penonton tidak maksimal adalah "jebolnya" pintu stadion serta tindakan koruptif panitia pelaksana. Pengelola stadion BMW nantinya harus menaruh perhatian ekstra pada dua hal tersebut agar tidak terjadi lagi. 

Kelemahan lain adalah terletak pada desain stadion di mana tempat duduknya terbuat dari kayu memanjang. Stadion BMW sebaiknya menggunakan kursi satuan yang diberi nomor.

Untuk mengetahui potensi pendapatan dari tiket, dilakukan simulasi dengan asumsi-asumsi tertentu sebagai berikut :

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Berdasarkan Tabel 2 di atas, pengelola stadion bisa mendapatkan pemasukan hingga lebih dari Rp 2 miliar dengan asumsi 40 ribu kursi terisi penuh. Apabila Liga Indonesia (Indonesia Super League/ISL) diikuti 18 klub dengan sistem kompetisi penuh, maka Persija akan menggelar 17 laga kandang. Total pendapatan dari tiket satu musim bisa mencapai Rp. 35 miliar.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun