Mohon tunggu...
shelvyfmlh
shelvyfmlh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1998 (Krisis Moneter) dan Tahun 2020 (Covid-19) Menggunakan Endogenous Growth Theory

13 Januari 2025   09:45 Diperbarui: 13 Januari 2025   09:43 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


III.Metode Penelitian


Pada penelitian ini menggunakan Metode penelitian deskriptif, Metode penelitian deskriptif sering digunakan dalam studi ekonomi karena kemampuannya untuk menggambarkan fenomena secara detail tanpa berfokus pada hubungan sebab-akibat. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan sistematis mengenai karakteristik fenomena tertentu. Dalam hal ini, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana Krisis Moneter 1998 dan Pandemi Covid-19 2020 memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta bagaimana kebijakan internal, seperti inovasi, modal manusia, dan kebijakan pemerintah, berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi.


Menurut Kothari (2004) dalam bukunya yang berjudul Research Methodology: Methods and Techniques, penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena yang ada saat penelitian dilakukan tanpa berusaha menjelaskan hubungan kausalitas secara langsung. Kothari menjelaskan bahwa metode ini sering digunakan dalam penelitian sosial dan ekonomi untuk menggali keadaan atau peristiwa yang terjadi dalam suatu masyarakat, negara, atau organisasi tertentu. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mendokumentasikan fakta secara objektif dan menyeluruh.


Dalam konteks Krisis Moneter 1998 dan Pandemi Covid-19 2020, penelitian deskriptif membantu menggambarkan dampak ekonomi, perubahan dalam kebijakan pemerintah, serta adaptasi sektor ekonomi, tanpa perlu memfokuskan diri pada pembuktian hubungan sebab-akibat secara rinci. Penelitian ini bisa menggali berbagai elemen penting yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, seperti penurunan aktivitas ekonomi selama krisis, perubahan dalam sektor pekerjaan, dan adaptasi terhadap teknologi digital pada masa pandemi.

IV.Hasil dan Pembahasan

Table 4.1 adalah data yang saya dapatkan pada website World Development Indicatiors mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Table 4.1 adalah data yang saya dapatkan pada website World Development Indicatiors mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Figure  4.1 adalah Grafik Pertumbuhan Ekonomi
Figure  4.1 adalah Grafik Pertumbuhan Ekonomi

Melalui grafik (figure 4.1) tersebut saya mengunakan indicator pertumbuhan ekonomi dengan Gross Domestic Product (GDP) per capita untuk melihat rata – rata GDP Indonesia dari tahun 1998–2021, semakin terlihat jelas trend pertumbuhan ekonomi Indonesia pada grafik tersebut. Pada tahun 1997-1998, Indonesia menghadapi Krisis Moneter Asia yang berdampak sangat signifikan pada perekonomian. Pertumbuhan GDP per kapita mengalami kontraksi tajam hingga angka negatif (-14.49), seperti yang tergambar dalam grafik. Penyebab utama krisis ini adalah melemahnya nilai tukar rupiah akibat spekulasi, tingginya ketergantungan pada utang luar negeri, serta lemahnya sistem perbankan. Dalam kerangka Endogenous Growth Theory, krisis ini menunjukkan kurangnya investasi dalam modal manusia dan inovasi domestik yang membuat Indonesia rentan terhadap guncangan eksternal. Pada masa itu, pengelolaan sumber daya manusia tidak optimal, dan ada keterbatasan dalam mengembangkan teknologi serta meningkatkan produktivitas. Ketergantungan pada sumber daya alam dan sektor-sektor tradisional juga menambah kerentanan ekonomi Indonesia terhadap fluktuasi global.


Pemulihan ekonomi pasca-krisis tahun 1998 didorong oleh reformasi besar-besaran di sektor keuangan dan kebijakan pemerintah yang lebih terfokus pada pembangunan jangka panjang. Salah satu langkah signifikan adalah restrukturisasi perbankan untuk meningkatkan stabilitas keuangan domestik. Selain itu, investasi dalam infrastruktur publik mulai digenjot untuk memperbaiki konektivitas nasional. Contoh nyata adalah pembangunan jalan tol Trans-Jawa yang mendukung efisiensi logistik dan distribusi barang. Dalam konteks teori endogen, investasi ini mencerminkan upaya untuk meningkatkan produktivitas melalui modal fisik dan modal publik yang berkualitas. Selain itu, kebijakan reformasi yang mendukung pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) juga menjadi pendorong penting dalam pemulihan ekonomi, karena sektor ini memiliki peran signifikan dalam penciptaan lapangan kerja dan inovasi lokal.


Pada awal tahun 2000 pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai menunjukkan kestabilan yang lebih baik, meskipun sempat terganggu oleh krisis global pada tahun 2008. Namun, dampak krisis global ini terhadap Indonesia relatif lebih ringan dibandingkan krisis tahun 1998. Salah satu faktor yang mendukung adalah diversifikasi ekonomi dan penguatan institusi ekonomi. Program pemerintah, seperti Wajib Belajar 9 Tahun, mencerminkan perhatian terhadap pembangunan modal manusia, yang merupakan elemen kunci dalam Endogenous Growth Theory. Peningkatan pendidikan dasar secara luas berkontribusi pada peningkatan produktivitas tenaga kerja dalam jangka panjang, yang mendukung inovasi dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Selain itu, sektor industri pengolahan dan manufaktur mulai berkembang, meskipun kontribusinya terhadap PDB masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.


Memasuki tahun 2010, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas utama pemerintah, seperti yang terlihat dalam peluncuran Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) pada tahun 2011. Program ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, meningkatkan konektivitas antarpulau, serta mendorong efisiensi ekonomi. Contoh penting adalah pembangunan pelabuhan internasional, seperti Pelabuhan Tanjung Priok, yang meningkatkan daya saing Indonesia dalam perdagangan internasional. Dalam Endogenous Growth Theory, langkah ini merupakan strategi penting untuk mendorong pertumbuhan melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi logistik. Selain itu, investasi dalam sektor energi terbarukan juga mulai mendapat perhatian, meskipun belum signifikan. Namun, pada tahun 2020, pandemi Covid-19 memberikan tantangan baru yang signifikan terhadap ekonomi Indonesia. Pandemi ini menyebabkan kontraksi ekonomi yang tajam, seperti yang terlihat dari pertumbuhan GDP per kapita yang kembali masuk ke zona negative (-2.89). Penurunan ini mencerminkan dampak luas pandemi terhadap sektor-sektor utama seperti pariwisata, perdagangan, dan manufaktur. Dalam konteks Endogenous Growth Theory , pandemi menguji kapasitas domestik untuk beradaptasi dan berinovasi. Respon pemerintah berupa percepatan transformasi digital dan pengembangan ekonomi berbasis teknologi menjadi salah satu solusi strategis. Program seperti Kartu Prakerja mencerminkan upaya untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja melalui pelatihan digital, yang sesuai dengan prinsip Endogenous Growth Theory bahwa investasi dalam modal manusia sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun