Mohon tunggu...
Shelvanesa Febrianti
Shelvanesa Febrianti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Pendidikan Sosiologi ULM Banjarmasin

Saya mahasiswi dari program studi pendidikan sosiologi di salah satu universitas di Banjarmasin, aktivitas sehari hari saya adalah kuliah dan kegiatan organisasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menekankan Pendidikan Multikultural dalam Menghadapi Konflik Sosial Terhadap Perbedaan Etnis di Indonesia

24 Juni 2024   13:00 Diperbarui: 25 Juni 2024   14:23 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan di Asia Tenggara yang terkenal dengan wilayahnya yang luas. Memiliki berbagai macam budaya serta adat istiadat maupun tradisi yang begitu lekat. Etnis yang beragam menciptakan  keberagaman baik dari suku, agama, budaya, maupun ras. Berkaitan dengan ini, ada ilmu yang mempelajari tentang keberagaman yaitu pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural lahir dari adanya permasalahan yang terjadi karena penindasan terhadap suatu kebudayaan atau pun perbedaan atas keberagaman yang ada.

Pendidikan multikultural menekankan betapa pentingnya menghadapi perbedaan yang ada. Dalam hal ini bertujuan agar tidak adanya konflik atau pecah belah di masyarakat yang terdiri dari berbagai etnis yang beragam. Jika semuanya mampu dalam menghargai keberagaman yang ada, maka secara tidak langsung dapat menciptakan kekayaan budaya sebagai jati diri bangsa yang harus dilestarikan. Pendidikan multikultural sangat penting ditanamkan dalam setiap diri individu, agar tidak sekedar menghargai saja namun juga mampu memahami baik itu etika dalam berpendapat, asas yang dijunjung tinggi, dan sebagainya. Hal ini diharapkan dapat memberikan kebebasan dalam berkehidupan di negara yang kaya ini.

Permasalahan di Indonesia yang dari dulu hingga kini masih perlu diatasi adalah konflik antar etnis atau antar suku. Konflik sosial seperti ini tentu mengakibatkan dampak yang berkepanjangan baik itu dari sisi psikologis orang orang sekitar yang mengalaminya, maupun kerugian kerugian lainnya seperti kerugian material. Bahkan konflik sosial yang terjadi antar etnis kerap memakan korban jiwa, ini sangat memprihatinkan. Terutamanya Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keberagaman budaya yang dimiliki serta berbagai macam etnis yang tersebar, namun fakta dilapangan menunjukkan bahwa perbedaan keberagaman ini masih perlu diatasi. Bahkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2015-2020  menunjukkan bahwa begitu banyak korban yang meninggal akibat konflik sosial yang terjadi yaitu pada tahun 2015, yakni ada 704 korban yang meninggal dunia.

Maka pentingnya permasalahan ini diangkat dan dikupas sebaik mungkin agar semua individu sadar betapa pentingnya hidup dalam kerukunan sehingga tidak mengakibatkan kerugian-kerugian yang timbul akibat konflik sosial. Mengingat negara Indonesia adalah negara yang multikultural karena banyaknya keberagaman yang lahir didalamnya. Begitu indahnya hidup dalam kedamaian dan ketentraman yang tercipta dari saling menghargai dan memahami satu sama lain. Maka dari itu penulisan ini bertujuan untuk mengangkat pembahasan mengenai perlunya menekankan pendidikan multikultural dalam menghadapi perbedaan etnis di Indonesia. Diharapkan dengan ini, bangsa Indonesia mampu menuju negara yang aman dan tentram bagi penghuninya.

PEMBAHASAN

Begitu pentingnya menekankan pendidikan multikultural dalam keragaman di Indonesia ini. Maka dari itu, akan dibahas mengenai beberapa aspek terkait pendidikan multikultural dalam konflik perbedaan etnis. 

A. Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural merupakan pendekatan yang dimana mengajarkan nilai-nilai demokratis dalam mengembangkan pluralisme budaya dalam bentuk komprehensif. Pendidikan multikultural merupakan reformasi dalam pendidikan agar terciptanya pendidikan yang menentang tindakan diskriminasi, menindas seseorang sehingga di dalam kelas dapat memunculkan prinsip demokratis keadilan sosial tanpa membedakan ras, suku, agama, budaya, status sosial di sekitarnya (Ibrahim, 2013). Adapun pengertian pendidikan multikultural dari para ahli seperti :

1. James A. Banks, pendidikan multikultural sekumpulan proses yang dilaksanakan sekolah dalam menentang tindakan penindasan, pendidikan multikultural dapat membuat seseorang agar mampu menerima perbedaan yang ada dengan penuh rasa toleransi.

2. Parsudi Suparlan Sosiolog UI, pendidikan multikultural mampu menjadi pengikat dan jembatan dalam mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang ada termasuk perbedaan suku, ras, agama, budaya, dan status.

3. Musa Asy'ari, pendidikan multikultural adalah proses dalam menamakan bagaimana cara menghormati, tulus, dan toleran mengenai keberagaman budaya di tengah masyarakat plural (Amin, 2018).

Menekankan pendidikan multikultural terutamanya di Indonesia tentu sangat perlu, apalagi Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman yang rawan menimbulkan konflik karena perbedaan yang dimiliki. Penanaman pendidikan multikultural bertujuan untuk :

1. Memberikan fungsi peranan bagi sekolah dalam memandang siswa yang beranekaragam

2. Membantu siswa dalam membangun perilaku yang positif akan sebuah perbedaan ras, agama, suku, kelompok, budaya, etnis, agama dan lain sebagainya.

3. Memberikan pengajaran kepada siswa agar dapat menjadi orang yang mampu mengambil keputusan dan memiliki keterampilan sosial.

4. Membantu siswa dalam membangun saling ketergantungan antar budaya dan dapat memberikan gambaran positif kepada mereka dalam perbedaan di suatu kelompok (Ibrahim, 2013).

B. Realitas Sosial dan Etnis di Indonesia

Indonesia memiliki berbagai macam etnis yang tentunya memiliki perbedaan baik dari adat istiadat, budaya, maupun bahasa yang digunakan. Hal ini menjadi ciri khas unik bagi negara Indonesia. Etnis-etnis ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia, contohnya saja seperti etnis Tionghoa, Sunda, Jawa, dan lainnya. Adanya kondisi geografis yang luas membuat masyarakat yang tinggal di dalamnya hidup terpisah-pisah dengan keragaman yang dimiliki oleh kelompoknya. Etnis atau suku merupakan sekumpulan orang yang memiliki bahasa, sejarah, dan kebudayaan yang sama. Mereka tinggal di wilayah yang terpisah dan memiliki tradisi atau kepercayaan yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etnis adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan identitas kebudayaannya terutama pada bahasa. Suku yang tersebar di Indonesia mencapai belasan ribu yang memiliki keunikannya masing-masing.

Keberagaman etnis yang dimiliki oleh Indonesia tentunya memiliki latar belakang yang berbeda beda, ini kerap memunculkan persoalan sehingga menjadi konflik sosial yang berkepanjangan. Dampak yang ditimbulkan pun tidak main-main, mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan harta bagi pihak yang bertikai. Hal seperti ini dapat terjadi dikarenakan adanya kesenjangan status sosial, kepentingan dan keinginan-keinginan yang tidak harmonis lagi antara kelompok etnis satu dengan etnis lain, serta kurang meratanya kemakmuran dan kekuasaan yang tidak seimbang. Keragaman sosio-kultural di dalam suatu bangsa memiliki intensitas konflik yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara yang sifat struktur sosialnya homogen. Sementara Indonesia adalah negara yang tidak dapat di homogenisasikan, ini terkandung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda-beda namun tetap satu jua. Sehingga heterogenitas yang ada pada negara Indonesia sering kali menimbulkan berbagai macam konflik (Harahap, 2018). Ini dapat dibuktikan dari banyaknya kasus konflik sosial yang telah terjadi di Indonesia, contohnya saja seperti konflik etnis yang terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah pada tahun 2001. Konflik ini merupakan salah satu konflik yang terjadi antara dua etnis yakni Madura dan Dayak sehingga banyak memakan korban jiwa, dan menjadi konflik terkelam yang pernah ada di Indonesia.

C. Pendidikan Multikultural sebagai Solusi Konflik Etnis

Multikulturalisme adalah salah satu kenyataan yang tentunya tidak dapat dipungkiri bagi bangsa Indonesia, di mana  kemajemukan yang terbangun karena beragamnya etnis dan budaya yang berkembang. Hal ini sebagai faktor dari pentingnya pendidikan multikultural di Indonesia sehingga begitu strategis jika diterapkan dalam upaya untuk mengendalikan kemajemukan. Keberagaman yang tidak di rangkul dengan baik akan berakibat pada munculnya masalah-masalah sosial contohnya saja seperti konflik sosial yang kerap terjadi di dalam masyarakat. Konflik sosial adalah pertikaian yang terjadi antara individu ataupun kelompok dengan tindakan yang saling mengancam dan juga melakukan kekerasan satu sama lain. Ini tentu saja mengakibatkan dampak yang negatif sehingga dapat meruntuhkan kerukunan etnis.

Pendidikan multikultural merupakan konsep pemahaman mengenai pentingnya menghormati dan menghargai, serta toleran atas keberagaman masyarakat sehingga dapat meredam bentrokan yang terjadi dikarenakan perbedaan setiap individu sehingga konflik yang terjadi pun dapat dikelola dengan baik. Solusi alternatif atas permasalahan konflik sosial ialah pendidikan multikultural, konflik-konflik terjadi dikarenakan perbedaan persepsi pada setiap individu atau kelompok yang berakibat terhambatnya potensi setiap individu (Lestari & Sa, 2021). Pendidikan multikultural bertujuan agar berkembangnya karakter individu menjadi lebih baik dalam mengedepankan rasa sikap toleransi antar etnis, menghargai setiap perbedaan yang ada. Keberhasilan dari pendidikan multikultural dalam solusi konflik etnis dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang tidak melecehkan atau meremehkan etnis lain sehingga tumbuhnya sikap toleransi terhadap keberagaman. Pendidikan multikultural adalah alat untuk menjembatani perdamaian atas konflik sosial yang terjadi karena diskriminasi dan intoleransi. Pentingnya keterlibatan semua pihak dalam menyerukan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan multikultural agar semua pihak yang terlibat dapat menanamkan rasa kesadaran dan juga berkembangnya sikap toleransi atas perbedaan yang ada.

D. Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi Pendidikan Multikultural 

Dalam melaksanakan pendidikan multikultural terdapat beberapa kendala yang setring ditemui dan dapat menghambat upaya dalam menghargai kebaragaman kebudaayan. Beberapa kendala dalam pelaksaan pendidikan multikultural adalah :

1. Kurangnya persiapan lembaga pendidikan, kurangnya persiapan lembaga pendidikan ini disebabkan karena faktor kurangnya SDM dalam mengajarkan dan memahami keanekaragaman budaya, kurangnya sumber materi (buku dan alat peraga pendidikan multikultural) dan kurangnya dukungan dari negara atau masyarakat sekitar.

2. Prasangka dan stereotip, prasangka dan stereotip ini merupakan kendala penting dalam implementasi pendidikan multikultural. Permasalahan tersebut dapat menghambat terlaksanakanya pendidikan multikultural karena dapat membuat individu atau kelompok dapat menolak dalam mempelajari keragaman budaya, tentu hal tersebut dapat menjadi ketidak adilan dan diskriminasi terhadadap kelompok sosial tertentu.

3. Tidak mampu beradaptasi, individu atau kelompok dapat beradaptasi dengan budaya dan praktik berbeda, sehingga dapat menghalangi pemahaman dan penghormatan terhadap budaya. Tidak mampu beradaptasi ini tentu menjadi masalah dalam beradaptasi dalam keberagaman budaya yang menjadi kendala dalam menerapkan pendidikan multikultural.

4. Kurangnya dukungan orang tua dan keluarga, orang tua dan keluarga mungkin tidak mendukung pendidikan multikultural karena kurangnya pemahaman mengenai keberagaman budaya. Apabila orang tua dan keluarga tidak mendukung pendidikan multultural, tentu anak-anak akan kesulitan dalam memahami dan menghargai nilai kebudayaan.

5. Konflik budaya, konflik budaya antara individu atau kelompok dapat menghambat pelaksanaan pendidikan multikultural. Dalam konflik budaya dapat memunculkan perselisihan, ketegangan bahkan konflik budaya dapat mempengaruhi individu atau kelompok dalam memahami keberagaman kebudayaan.

6. Kurangnya dukungan pemerintah, pemerintah mungkin kurang mendukung pendidikan multikultural dengan alasan kurangnya alokasi anggaran dan kebijakan dalam mendukung pendidikan multikultural. Kurangnya dukungan negara ini menjadi kendala besar dalam implementasi pendidikan multikultural. Kurangnya alokasi anggaran dapat mempersulit lembaga pendidikan dalam memperoleh sumber daya dalam mengajarkan pendidikan multikultural seperti buku, teknologi, dan guru (Didin, Waang, & Supriyadi, 2024).

E. Dampak Pendidikan Multikultural dalam Menghadapi Konflik Etnis

Pendidikan multikultural memberikan dampak yang signifikan dalam menghadapi konflik etnis, yakni:

1. Peningkatan Toleransi dan Rasa Menghargai

Pendidikan multikultural membantu meningkatkan baik dari segi pemahaman maupun toleransi akan perbedaan agama, budaya, dan etnis. Ketika sudah mengenal dan paham akan keberagaman, maka individu cenderung lebih terbuka dan menghargai setiap perbedaan yang dapat mengurangi rasa prasangka serta stereotip negatif.

2. Pengurangan Konflik

Dengan adanya pemahaman dan toleransi maka pendidikan multikultural dapat menjadi faktor yang dapat mengurangi potensi konflik etnis. Individu yang dididik dalam lingkungan multikultural akan lebih mampu berkomunikasi dan menyelesaikan perbedaan secara damai.

3. Peningkatan Kesadaran Sosial

Pendidikan multikultural mengajarkan tentang penanaman kesadaran sosial terkait isu-isu keadilan, kesadaran, serta hak asasi manusia. Hal ini menjadi pendorong siswa untuk menjadi agen perubahan yang aktif dalam ajang mempromosikan perdamaian dan keadilan sosial.

4. Pengembangan Identitas yang Inklusif

Dalam hal ini, pendidikan multikultural membantu individu dalam mengembangkan identitas secara inklusif yang di mana mereka melihat diri sendiri sebagai bagian dari masyarakat global yang beragam. Tentu ini membantu memperkuat solidaritas dan kohesi sosial.

5. Pengembangan Keterampilan Antar Budaya

Individu dapat mengembangkan keterampilan antar budaya melalui pendidikan multikultural. Contohnya seperti komunikasi lintas budaya, resolusi konflik, dan kerja sama. Keterampilan yang seperti ini sangat berharga dalam masyarakat yang majemuk.

6. Pemberdayaan Komunitas Minoritas

Pendidikan multikultural adalah ruang atau tempat bagi mereka-mereka yang mengalami minoritas untuk menyuarakan pengalaman serta pandangan mereka. Hal ini membantu mereka dalam pemberdayaan dan dapat mengurangi marginalisasi yang dapat menjadi sumber konflik.

7. Pemupukan Nilai-Nilai Demokrasi

Dalam pendidikan multikultural mengajarkan akan penanaman nilai-nilai demokrasi contohnya seperti penghormatan akan hak-hak individu, partisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan politik, dan juga penghargaan terhadap keanekaragaman. Ini mendukung pembentukan masyarakat yang lebih demokratis dan damai.

Secara keseluruhan, pendidikan multikultural merupakan aktor penting yang memainkan perannya dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan berkeadilan sehingga dapat menciptakan lingkungan yang di mana konflik etnis dapat diatasi dan dikelola secara konstruktif.

KESIMPULAN 

Begitu pentingnya menekankan pendidikan multikultural di Indonesia, dikarenakan negara Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari berbagai etnis dan budaya yang berbeda-beda. Dengan banyaknya keberagaman ini tentunya tidak mudah dikelola, ada saja tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam menjaga keharmonisan antar masyarakat yang secara etnis berbeda. Latar belakang etnis yang berbeda pada setiap individu dapat menjadi sebuah ancaman terjadinya konflik bila tidak dipahami sebaik mungkin. Apalagi banyaknya kasus-kasus konflik sosial sehingga terjadinya bentrokan antar etnis di Indonesia yang menjadi renungan kembali bahwasanya rasa menghargai dan toleransi di Indonesia masih perlu dibenahi.Oleh karena itu, dalam hal ini pendidikan multikultural berperan penting dalam membantu masyarakat dengan menanamkan nilai-nilai toleransi atas perbedaan yang ada.

Pendidikan multikultural mengajarkan kita betapa pentingnya hidup dalam harmonisasi, membangun rasa menghargai dan menghormati. Dengan adanya pendidikan multikultural diharapkan dapat menjadi elemen yang dapat menekan terjadinya konflik etnis sehingga tidak terjadinya konflik-konflik yang tidak diinginkan yang tentunya merugikan bagi individu, masyarakat, dan bangsa. Semua kalangan masyarakat dapat menjadi penggerak dalam menyuarakan perdamaian dalam nilai-nilai pendidikan multikulutural.

SARAN

Keberagaman yang ada tentu menjadi sebuah kekhawatiran jika tidak dikelola dengan baik. Semakin banyaknya perbedaan, maka semakin banyak pemicu konflik yang timbul. Maka dari itu kita sebagai warga Indonesia harus ada kesadaran tentang penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural, mengingat Indonesia adalah negara yang masyarakatnya hidup dalam perbedaan-perbedaan dari segi budaya maupun etnis. Sehingga sangat rawan sekali terjadinya konflik sosial. Pendidikan multikultural perlu ditekankan sedini mungkin sehingga terbangunnya pondasi toleransi di dalam diri. Maka dari itu, semua masyarakat harus bergerak dalam mempromosikan nilai-nilai multikultural untuk bangsa yang lebih damai dan harmonis.

DAFTAR PUSTAKA

 

Amin, M. (2018). Pendidikan Multikultrual. Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 09(1).

Didin, S., Waang, S., & Supriyadi. (2024). Membangun Jembatan Pendidikan Multikultural: Merayakan Suasana Sekolah Yang Menerima Keberagaman. Jurnal Multidisiplin Ilmu, 1(2).

Harahap, S. (2018). Konflik Etnis Dan Agama Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (Jisa), 1(2).

Ibrahim, R. (2013). PENDIDIKAN MULTIKULTURAL: Pengertian , Prinsip , dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam. Addin, 7(1), 1--26.

Lestari, T. D., & Sa, N. (2021). Pendidikan Multikultural Solusi Atas Konflik Sosial: Indikasi Intoleran dalam Keberagaman. Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis, 6(2).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun