3. Musa Asy'ari, pendidikan multikultural adalah proses dalam menamakan bagaimana cara menghormati, tulus, dan toleran mengenai keberagaman budaya di tengah masyarakat plural (Amin, 2018).
Menekankan pendidikan multikultural terutamanya di Indonesia tentu sangat perlu, apalagi Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman yang rawan menimbulkan konflik karena perbedaan yang dimiliki. Penanaman pendidikan multikultural bertujuan untuk :
1. Memberikan fungsi peranan bagi sekolah dalam memandang siswa yang beranekaragam
2. Membantu siswa dalam membangun perilaku yang positif akan sebuah perbedaan ras, agama, suku, kelompok, budaya, etnis, agama dan lain sebagainya.
3. Memberikan pengajaran kepada siswa agar dapat menjadi orang yang mampu mengambil keputusan dan memiliki keterampilan sosial.
4. Membantu siswa dalam membangun saling ketergantungan antar budaya dan dapat memberikan gambaran positif kepada mereka dalam perbedaan di suatu kelompok (Ibrahim, 2013).
B. Realitas Sosial dan Etnis di Indonesia
Indonesia memiliki berbagai macam etnis yang tentunya memiliki perbedaan baik dari adat istiadat, budaya, maupun bahasa yang digunakan. Hal ini menjadi ciri khas unik bagi negara Indonesia. Etnis-etnis ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia, contohnya saja seperti etnis Tionghoa, Sunda, Jawa, dan lainnya. Adanya kondisi geografis yang luas membuat masyarakat yang tinggal di dalamnya hidup terpisah-pisah dengan keragaman yang dimiliki oleh kelompoknya. Etnis atau suku merupakan sekumpulan orang yang memiliki bahasa, sejarah, dan kebudayaan yang sama. Mereka tinggal di wilayah yang terpisah dan memiliki tradisi atau kepercayaan yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etnis adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan identitas kebudayaannya terutama pada bahasa. Suku yang tersebar di Indonesia mencapai belasan ribu yang memiliki keunikannya masing-masing.
Keberagaman etnis yang dimiliki oleh Indonesia tentunya memiliki latar belakang yang berbeda beda, ini kerap memunculkan persoalan sehingga menjadi konflik sosial yang berkepanjangan. Dampak yang ditimbulkan pun tidak main-main, mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan harta bagi pihak yang bertikai. Hal seperti ini dapat terjadi dikarenakan adanya kesenjangan status sosial, kepentingan dan keinginan-keinginan yang tidak harmonis lagi antara kelompok etnis satu dengan etnis lain, serta kurang meratanya kemakmuran dan kekuasaan yang tidak seimbang. Keragaman sosio-kultural di dalam suatu bangsa memiliki intensitas konflik yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara yang sifat struktur sosialnya homogen. Sementara Indonesia adalah negara yang tidak dapat di homogenisasikan, ini terkandung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda-beda namun tetap satu jua. Sehingga heterogenitas yang ada pada negara Indonesia sering kali menimbulkan berbagai macam konflik (Harahap, 2018). Ini dapat dibuktikan dari banyaknya kasus konflik sosial yang telah terjadi di Indonesia, contohnya saja seperti konflik etnis yang terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah pada tahun 2001. Konflik ini merupakan salah satu konflik yang terjadi antara dua etnis yakni Madura dan Dayak sehingga banyak memakan korban jiwa, dan menjadi konflik terkelam yang pernah ada di Indonesia.
C. Pendidikan Multikultural sebagai Solusi Konflik Etnis
Multikulturalisme adalah salah satu kenyataan yang tentunya tidak dapat dipungkiri bagi bangsa Indonesia, di mana  kemajemukan yang terbangun karena beragamnya etnis dan budaya yang berkembang. Hal ini sebagai faktor dari pentingnya pendidikan multikultural di Indonesia sehingga begitu strategis jika diterapkan dalam upaya untuk mengendalikan kemajemukan. Keberagaman yang tidak di rangkul dengan baik akan berakibat pada munculnya masalah-masalah sosial contohnya saja seperti konflik sosial yang kerap terjadi di dalam masyarakat. Konflik sosial adalah pertikaian yang terjadi antara individu ataupun kelompok dengan tindakan yang saling mengancam dan juga melakukan kekerasan satu sama lain. Ini tentu saja mengakibatkan dampak yang negatif sehingga dapat meruntuhkan kerukunan etnis.