Mohon tunggu...
Shella Elvina
Shella Elvina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Halo! Saya Mahasiswa program studi ilmu komunikasi, artikel-artikel yang saya tuliskan disini masih dalam seputar ranah ilmu komunikasi. Semoga artikel ini dapat membantu anda menambah pengetahuan nantinya.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Horor Indonesia 1970-an VS 2010-an, Apa Bedanya?

14 September 2022   20:37 Diperbarui: 14 September 2022   20:58 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Si Manis Jembatan Ancol (1973)/imdb.com

Film horror Indonesia menjadi sangat populer belakangan ini, terlebih setelah film Pengabdi Setan 2 yang disutradarai oleh Joko Anwar memikat rasa penasaran kepada film-lovers. 

Rupanya, dalam perkembangan perfilman Indonesia, untuk mencapai titik kepopuleran saat ini membutuhkan banyak sekali perjuangan. Selain kemajuan teknologi, kualitas alur cerita juga dikembangkan dan dikaji lebih dalam lagi pada era ini oleh ahli-ahli perfilman Indonesia. 

Kemudian, apa saja perbedaan film horror pada tahun 1990-an dan 2010-an ini? apakah memiliki sub-genre yang berbeda juga? Pada artikel ini akan dibahas mengenai dua film horror Indonesia yang cukup populer. Pembahasan akan dilihat dari sisi Paradigma dan sub-genre dari film. Sudah tidak sabar? yuk disimak artikelnya!

Si Manis Jembatan Ancol (1973)

Poster film Si Manis Jembatan Ancol (1973)/imdb.com
Poster film Si Manis Jembatan Ancol (1973)/imdb.com

Hampir seluruh orang Indonesia sudah familiar dan tidak asing lagi saat mendengar cerita tentang si manis jembatan ancol ini. Film yang mengisahkan mengenai legenda yang cukup populer di Betawi ini sukses menarik perhatian penonton pada zamannya. 

Film ini menceritakan mengenai H. Acim yang memiliki sakit keras dan ingin sekali untuk melihat anaknya Mariah yang akan menikah. Sebelumnya Mariah sudah memiliki pasangan bernama John, namun ayah Mariah tidak setuju dengan hubungan tersebut. Untuk membahagiakan Ayahnya yang sedang sakit keras, Mariah akhirnya menjalin hubungan dengan Husin dan  menikah dengannya. 

Pada acara pernikahan ini, Maria memberi syarat pada Husin bahwa hubungan yang mereka jalin hanya pura-pura saja untuk membahagiakan ayah Mariah. Namun, seiring waktu berjalan rupanya kondisi ayah Mariah membaik. Seiring waktu itu pula, Husin benar-benar merasa jatuh cinta dengan Mariah. Hal ini membuat John menjadi marah, dan kemarahan John membuat Mariah diculik dan menghilang. 

Berselang beberapa hari, Mariah ditemukan tidak bernyawa di Sungai Ancol. Pada saat tahlilan, Arwah dari Mariah muncul dan menggemparkan banyak orang. Setelah kemunculan itu, pada bulan purnama Arwah Mariah muncul kembali dan  ini yang membuat orang-orang percaya bahwa Mariah menjadi penunggu jembatan Ancol. 

Setelah membaca sedikit mengenai sinopsis dari film tersebut, mari kita sedikit membedah film Si Manis Jembatan Ancol dari segi paradigma film. 

Paradigma

Film ini diangkat berdasarkan legenda yang cukup populer di masyarakat. Keyakinan yang kuat pada kejadian yang muncul di film ini menguatkan paradigma yang terdapat di film ini adalah paradigma fenomenologi. 

Sebelumnya, paradigma fenomenologi itu apa sih? Jadi, paradigma fenomenologi adalah paradigma yang mengkaji dan mengeksplorasi pengalaman manusia untuk melihat presepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan.

Lalu, kenapa film Si Manis Jembatan Ancol ini memiliki paradigma fenomenologi? Seperti yang sudah di artikan sebelumnya mengenai bagaimana kajian yang dilakukan pada fenomenologi mengenai kepercayaan manusia. Dalam Pengkajian ini, manusia dianggap aktif menginterpretasikan pengalamannya dengan memberikan makna atas sesuatu yang dialaminya. 

Pada film Si Manis Jembatan Ancol ini di malam tahlilan, orang-orang percaya bahwa mereka melihat arwah dari Mariah yang membuat orang-orang akhirnya percaya mengenai fenomena kehadiran Mariah di Jembatan Ancol menjadikan Mariah sebagai salah penjaga dari Jembatan Ancol. 

SubGenre

Setelah membahas sedikit mengenai paradigma dalam film Si Manis Jembatan Ancol, sekarang beralih untuk sedikit mengulas mengenai subgenre dari film ini. 

Seperti yang kita ketahui bahwa ini adalah film yang bergenre horror, namun dalam dunia perfilman ada juga yang disebut sebagai subgenre. Lalu, apa sih sebenarnya subgenre itu?

SubGenre adalah bentuk dari perkembangan dari tiga Genre utama dalam dunia film. Tiga genre tersebut merupakan Drama, horror, dan laga. Pada film ini memiliki subgenre sebagai film noir. 

Film noir adalah film yang memiliki suasana suram dan gelap. tone dari film ini banyk menggunakan abu-abu dan gelap untuk menambah kesan horror dan misterius. 

Pengabdi Setan (2017)

Poster film Pengabdi Setan/imdb.com
Poster film Pengabdi Setan/imdb.com
Setelah membaca penjelasan mengenai film Si Manis Jembatan Ancol, sekarang mari kita beralih membahas film Pengabdi Setan. Film yang booming pada tahun 2017 ini sukses mengundang rasa penasaran pecinta film.

Film yang disutradarai oleh Joko Anwar ini menceritakan mengenai kisah sebuah keluarga yang berlatar belakang tahun 1981. Awalnya dikisahkan mengenai Ibu dari Rini yang sudah sakit keras. 

Ibu dari Rini sering menggunakan lonceng untuk memanggil anggota keluarganya, hal ini dilakukan karena Ibu sedikit kesulitan berjalan. Namun, setelah ibu meninggal, hal-hal mistis mulai terjadi di rumah Rini.

Hal ini diawali dari Tony yang mendengar lonceng berbunyi dari kamar ibu, hingga adiknya yang bernama Bondi dan Ian melihat penampakan di kamar mandi. 

Kisah ini berlanjut hingga Bondi menemukan neneknya berada di sumur dalam keadaan sudah meninggal, hal ini diketahui juga oleh Rini. Bondi yang mengalami trauma itu menjadi demam dalam beberapa hari, bahkan sering mengalami tidur sambil berbicara untuk membunuh adiknya sendiri yaitu Ian.

Saat kematian neneknya, Rini menemukan surat dan bergegas menemui seseorang yang dituliskan pada surat tersebut bersama anak dari pak Ustaz. Orang tersebut memberi tau mengenai aliran sesat yang diikuti oleh ibu dari Rini, namun Rini tidak percaya.

Waktu berlalu dan Rini berdoa untuk menguatkan kepercayaan dan imannya, namun hantu dari Ibu terus menghantui Rini dan adik-adiknya hingga akhirnya Rini pergi dari rumah dan mengungsi di rumah Pak Ustaz, hal ini terus berlanjut dengan kompleks hingga anak Pak Ustaz yang ingin membantu Rini mengalami kecelakaan dan meninggal, termasuk pak Ustaz pun juga meninggal. 

Akhir dari film ini adalah Rini dan keluarganya pergi dari rumah tersebut dan pindah ke apartement baru bersama ayah dan adik-adiknya. 

Setelah mengetahui sinopsis dari film Pengabdi Setan, sekarang akan dibahas mengenai paradigma pada film Pengabdi Setan. Paradigma pada film ini adalah paradigma fungsionalisme. 

Paradigma

Paradigma fungsionalisme merupakan paradgima yang dikembangkan oleh Robert Merton dan Talcott Parsons. Karena dijelaskan bahwa paradigma ini memandang masyarakat adalah sebuah sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan terus mencari keseimbangan.

Pada film Pengabdi Setan, keluarga Rini memanfaatkan konektivitas dengan orang lain untuk membantu dalam permasalahan yang dialaminya. Tidak hanya dari segi kemanusiaan saja, tapi dalam film ini Rini juga melakukan doa yang dapat disimpulkan bahwa hal ini berkaitan dengan agama. Selain doa juga dari prosedur pemakaman dan tahlilan juga termasuk dalam hal ini. 

SubGenre

Untuk subgenre, kedua film ini memiliki kesamaan yaitu noir. Hal ini didukung karena kesamaan genre utama yang dimiliki oleh kedua film mengenai film horor yang mendukung tone warna gelap pada film untuk menambah kesan misterius dan juga menyeramkan. 

Jadi gimana? sudah mulai paham kan perbedaan kedua film ini, tentu saja perubahan zaman mempengaruhi paradigma yang dibawa oleh perfilman tersebut. Semoga sobat filmologi paham yaa setelah membaca artikel ini! terima kasih sudah membaca. 

Daftar Pustaka:

Astuti. (2022). Buku Ajaran: Filmologi Kajian Film. Yogyakarta: UNY PRESS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun