Setelah membaca penjelasan mengenai film Si Manis Jembatan Ancol, sekarang mari kita beralih membahas film Pengabdi Setan. Film yang booming pada tahun 2017 ini sukses mengundang rasa penasaran pecinta film.
Film yang disutradarai oleh Joko Anwar ini menceritakan mengenai kisah sebuah keluarga yang berlatar belakang tahun 1981. Awalnya dikisahkan mengenai Ibu dari Rini yang sudah sakit keras.Â
Ibu dari Rini sering menggunakan lonceng untuk memanggil anggota keluarganya, hal ini dilakukan karena Ibu sedikit kesulitan berjalan. Namun, setelah ibu meninggal, hal-hal mistis mulai terjadi di rumah Rini.
Hal ini diawali dari Tony yang mendengar lonceng berbunyi dari kamar ibu, hingga adiknya yang bernama Bondi dan Ian melihat penampakan di kamar mandi.Â
Kisah ini berlanjut hingga Bondi menemukan neneknya berada di sumur dalam keadaan sudah meninggal, hal ini diketahui juga oleh Rini. Bondi yang mengalami trauma itu menjadi demam dalam beberapa hari, bahkan sering mengalami tidur sambil berbicara untuk membunuh adiknya sendiri yaitu Ian.
Saat kematian neneknya, Rini menemukan surat dan bergegas menemui seseorang yang dituliskan pada surat tersebut bersama anak dari pak Ustaz. Orang tersebut memberi tau mengenai aliran sesat yang diikuti oleh ibu dari Rini, namun Rini tidak percaya.
Waktu berlalu dan Rini berdoa untuk menguatkan kepercayaan dan imannya, namun hantu dari Ibu terus menghantui Rini dan adik-adiknya hingga akhirnya Rini pergi dari rumah dan mengungsi di rumah Pak Ustaz, hal ini terus berlanjut dengan kompleks hingga anak Pak Ustaz yang ingin membantu Rini mengalami kecelakaan dan meninggal, termasuk pak Ustaz pun juga meninggal.Â
Akhir dari film ini adalah Rini dan keluarganya pergi dari rumah tersebut dan pindah ke apartement baru bersama ayah dan adik-adiknya.Â
Setelah mengetahui sinopsis dari film Pengabdi Setan, sekarang akan dibahas mengenai paradigma pada film Pengabdi Setan. Paradigma pada film ini adalah paradigma fungsionalisme.Â
Paradigma
Paradigma fungsionalisme merupakan paradgima yang dikembangkan oleh Robert Merton dan Talcott Parsons. Karena dijelaskan bahwa paradigma ini memandang masyarakat adalah sebuah sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan terus mencari keseimbangan.