Mohon tunggu...
Shela Nuraini
Shela Nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D4 Pengobat Tradisional Universitas Airlangga

Halo!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Hustle Culture pada Generasi Millenial Saat Ini

13 Juni 2022   11:28 Diperbarui: 13 Juni 2022   12:05 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemicu Budaya Hustle Culture

Glorifikasi dan rasa bangga terkait produktivitas jam kerja yang panjang dan budaya kompetitif menjadi salah satu pemicu Hustle Culture. Selain itu, di masa pandemi ini dengan maraknya seruan agar tetap produktif di rumah, harus bisa menghasilkan sesuatu, atau mempelajari skill baru yang memunculkan adanya Hustle Culture yang perlu disikapi dengan bijak. 

Seperti mahasiswa yang aktif berorganisasi, kritis dan memiliki akademik yang bagus harus bekerja keras untuk menggapai apa yang dicapai. Orientasinya pun terkadang berubah, yang awalnya sebagai sarana pengisi kegiatan selama pandemi dan sekedar memanfaatkan waktu luang menjadi mindset bahwa hal ini harus dilakukan sebagai bentuk aktualisasi diri dan ajang perlombaan produktivitas antar individu

Media sosial memperparah adanya budaya Hustle Culture, dimana orang-orang yang terjebak di dalamnya dengan mudah mempertontonkan image Hustle, dan dianggap sebagai sosok ideal teladan. Munculnya slogan-slogan seperti "jangan berhenti sebelum sukses" mendorong semakin banyak orang terjebak dalam budaya ini. 

Media sosial turut ambil bagian dalam amplifikasi Hustle Culture. Kegiatan menayangkan dan juga menuliskan pencapaian di media sosial dianggap sudah menjadi paket yang tidak bisa dipisahkan setelah melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini turut dijadikan kunci pembuktian dan validasi individu terhadap lingkungan terkait dengan pencapaian yang telah ia lakukan. 

Menurut komunitas skala krisis keluarga besar mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Airlangga, Hustle Culture memiliki dampak negatif baik secara fisik maupun mental. Secara fisik, Hustle Culture membuat penderitanya kurang istirahat, kurang makanan bergizi, dan kurang olahraga. 

Secara mental, Hustle culture dapat menyebabkan seseorang mengorbankan banyak hal bahkan sampai mengorbankan hal yang disukainya. Hal ini bisa berdampak pada terenggutnya sumber kebahagiaan. 

Sedangkan kebahagiaan juga bisa mendorong seseorang senang untuk beraktivitas. Hustle Culture ditandai juga dengan produktivitas yang panjang dan tuntutan multitasking. Dalam jangka panjang, hal ini justru bisa membuat kualitas diri menurun. Adapun dampak positif dari Hustle Culture yaitu mendorong dan memotivasi seseorang untuk mengejar cita-cita dan impian mereka. 

Untuk mengatasi adanya Hustle Culture, berikut yang dapat dilakukan :

1. Menyadari bahwa mengalami Hustle Culture

    Sadar bahwa sedang mengalami Hustle Culture dan mengubah pola pikir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun