Hutan Selelos terletak di Desa Selelos, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara menyimpan keanekaragaman hayati dan atraksi wisata yang dapat dijadikan sebagai potensi ekowisata di Indonesia.
Pencegahan dan pemanfaatan Hutan Selelos harus segera dilakukan untuk mencegah alih fungsi lahan menjadi perkebunan/pertanian. Namun hal ini juga dapat menjadikan atraksi wisata baru dengan sarana edukasi kepada wisatawan mengenai berkebun yang baik.
Terlihat dari kondisi eksisting Hutan Selelos yang masih terjaga keasliannya menjadikan daerah tersebut memiliki banyak objek yang berpotensi menjadi atraksi wisata seperti sumber mata air dan air terjun.
Beberapa air terjun (tiu) juga sudah dibuka menjadi atraksi wisata, seperti tiu saong dan mata air Medjet. Didukung dengan tradisi yang masih terjaga, eksistensi hutan adat Bebekeq juga menjadi salah satu faktor budaya lokal yang dapat menyokong perkembangan ekowisata di Hutan Selelos ini.
Selain itu, keberadaan Pokdarwis di Desa Selelos juga telah terbentuk demi memberikan kontribusi pada lapisan masyarakat.
Didukung dengan keberagaman flora dan fauna yang berkembang di Hutan Selelos menjadikan poin unggul dalam potensi pengembangan ekowisata di Lombok Utara.
Karena keaslian Hutan Selelos yang masih sangat terjaga dan banyak objek yang berpotensi menjadi atraksi wisata, maka Hutan Selelos cocok untuk dijadikan pengembangan kawasan ekowisata baru di Indonesia.
Karena letak Hutan Selelos ada pada Desa Selelos, maka hal ini dapat menjadi tombak sustainable tourism di Lombok Utara dengan menjadikannya sebagai ekowisata berbasis CBT (Community Based Tourism) yang baik.
Dari hal-hal diatas, perkembangan ekowisata di Indonesia memiliki variabel dan nilai lebih menguntungkan menjadi sustainable tourism. Terlebih lagi jika dalam pengelolaan ekowisata yang berlangsung menjunjung tinggi tingkat partisipasi masyarakat melalui Community Based Tourism, maka sektor pariwisata di Indonesia diharapkan mampu bersaing secara unggul di mata dunia dan menjadikannya sebagai destinasi berjangka waktu yang panjang.
I Nyoman Sukma Arida. 2017. Pengembangan, Partisipasi Lokal, dan Tantangan Ekowisata. Bali: Cakra Press.
Kuswara, R. D., & Nurmiati, N. (2020). Potensi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Hutan Selelos Kabupaten Lombok Utara. Bioscientist: Jurnal Ilmiah Biologi, 8(2), 187-204.