Mohon tunggu...
Sheila Syalsabilla
Sheila Syalsabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia

Saat mulut terkunci rapat, biarkan tangan yang berbicara.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

RESENSI ANTOLOGI PUISI "IKAN ADALAH PERTAPA": MENYELAMI KEHIDUPAN DENGAN RENUNGAN

19 Juni 2023   20:48 Diperbarui: 19 Juni 2023   21:05 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bepergian ke berbagai tempat

Negeri rumput dan batu

Kehidupan yang memiliki banyak masalah dan rintangan

     Penanda pada "Awan Putih dan Rumput" ini menggunakan diksi-diksi alam yang dekat dengan kehidupan manusia, sehingga pembaca akan mudah terkoneksi dengan suasana yang digambarkan secara kias dalam puisi tersebut. Pada larik pertama, letak 'batu' yang berada di bawah, di antara rumput-rumput yang panjang, mendambakan posisi awan yang berada di atas langit luas nan indah mempresentasikan keadaan seseorang yang ingin menjadi orang sukses sebab ia bosan hanya berdiam diri dalam keadaan hidup yang dikelilingi masalah tanpa bisa melakukan apa pun seperti si 'awan' pada larik kedua. 'Meski awan bertiup' menandakan seseorang yang sukses itu dapat bepergian ke berbagai tempat, dapat merasakan berbagai macam suasana yang  tidak bisa dirasakan oleh 'batu'. Meski dapat pergi ke mana pun yang diinginkan, 'awan' tetap tidak akan mengunjungi 'batu di negeri yang dipenuhi rumput dan batu', kalimat tersebut mengartikan bahwa sejauh apa pun seseorang yang sukses, ia tidak mengunjungi seseorang yang hidup dalam masalah yang dipenuhi banyak rintangan.

     Puisi ini mengambil sudut pandang dari 'batu' yang berada di bawah tanpa tahu seperti apa keadaan sebenarnya yang dialami oleh 'awan' di atas sana. Namun hal ini relate dengan keadaan banyak orang khususnya pembaca yang pernah merasakan di posisi si 'batu', ketika hidup kita sedang mengalami banyak masalah kita sering menganggap bahwa orang-orang sukses di atas sana itu hidup senang tidak ada beban, tanpa kita tahu seperti apa keadaan sebenarnya yang dialami oleh orang-orang sukses tersebut.

     Puisi ini berhasil membangunkan imaji pembaca yang membuatnya merenungi kehidupan seperti apa saja yang telah dilalui sebelumnya. Puisi ini juga sejalan dengan tema umum pada antologi puisi, yaitu pendewasaan dan mencari tujuan hidup. Sosok si 'batu' yang mendambakan hidup seperti 'awan' pasti akan mencari cara agar bisa mencapai keinginannya tersebut untuk tujuan hidup yang lebih baik.

     Kelebihan pada antologi puisi ini ialah pengarang mampu membawa pembaca hanyut merenungi berbagai fenomena rasa dalam kehidupan. Pemilihan diksi sebagai penanda atas makna kias yang ditandai, menghadirkan nilai estetika dalam puisi dan membuat rasa pembaca semakin dalam untuk merenungi. Selain itu, pemilihan judul yang unik menarik perhatian pembaca untuk ingin segera mengetahui isi puisi tersebut. Meski begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa dengan penggunaan diksi-diksi tersebut juga menjadi PR tersendiri bagi pembaca awam dalam memahami makna yang tersembunyi, sehingga perlu mengulang beberapa kali bacaan agar paham makna dan maksud dari kumpulan puisi tersebut.

Sheila Syalsabilla

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun