Mohon tunggu...
sheila adelia mustika az zahra
sheila adelia mustika az zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - pendidikan sejarah

hi, welcome!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Doa dan Perjuangan

12 Mei 2022   09:04 Diperbarui: 12 Mei 2022   09:17 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"ayah , kata ibu kalo ibu lagi gaada , sufin harus menjadi anak yang kuat dan pemberani. Ayah juga harus gitu! Ayo kita ke ibuk yah , biar ayah gak nangis lagi" sufin menggandeng tangan sufyan menuju kamar. Tetapi sufyan dengan cepat menahan sufin dan menggendongnya "upin , ibuk lagi bobo. Nanti ya jangan di ganggu dulu" sufin mengangguk polos.

Tak lama kemudian datang keluarga ningsih dan sufyan. "suf? Gimana?" bapak ningsih terkejut melihat mata sufyan yang merah. "maafin sufyan pah , maafin sufyan. Sufyan gagal jagain ningsih. Sufyan gagal pah" sufyan menangis di pelukan ayah ningsih. Mendengar pernyataan sufyan , ibu ningsih langsung duduk sambil di papah oleh ibunda sufyan. "suf , suf , kamu bohong kan?" ucap ibu ningsih sambil duduk dan hampir tak sadarkan diri.

Sufyan duduk jongkok di depan ibu ningsih. "buk , maafin sufyan , buk sufyan minta maaf. Sufyan minta maaf buk" ibu ningsih mengelus puncak kepala sufyan. "dapapa ndo, ini sudah takdir tuhan, sebaiknya kita doakan ningsih di tempatkan di tempat terbaik. Sudah , sekarang kamu urus semuanya sama bapak sana , dah dah bangun" ibu ningsih berusaha tegar.

Sementara sufin sudah dibawa oleh bapaknya sufyan keluar rumah sakit.

Setelah mengurus semuanya , dan ningsih pun sudah di makamkan. Rumah pun tinggal ayah ibu ningsih , sufyan , sufin , ayah ibu sufyan. Sufyan istirahat di kamarnya karena seharian ia mengurus pemakaman ningsih.

Sufyan memandangi foto di bingkai yang menampakkan foto ningsih saat ia menggendong sufin di rumah sakit. "ning , cepat sekali kamu meninggalkan mas.. mas gak tahu apa penyakitmu ning. Kenapa kamu gak bilang sama mas? Atau mas yang gak peka sama kamu? Maafin mas ya ning.. mas belum bisa jadi suami yang baik.. ning , seandainya kamu masih bisa denger ucapan mas , mas akan bilang 'mas mencintai kamu sangat sangat kamu wanita terbaik bagi mas setelah ibu mas.. mas sayang banget sama kamu ning." Sufyan mendekap foto itu.

Sufin memasuki kamar sufyan dan menghampiri sufyan. "ayah , ayah , upin tau ayah sedih ibu mau pergi lama. Tapi ayah harus contoh upin , upin kuat , upin pemberani, upin ga sedih , karena upin tau ibuk masi sama upin sampai kapan pun. Ayah jangan nangis lagi ya ayah! Upin sayang ayah sama ibu." sufyan yang mendengar perkataan sufin itu tersenyum dan mengelus kepala upin. "ayah gak sedih kok! Ayah kuat kaya upin." Sufyan mencium kening sufin.

Sufin mengeluarkan sebuah kotak. "ayah , ini waktu itu upin liat ibu nyembunyiin ini di laci upin." Sufyan mengambil kotak itu. Sufyan kaget saat melihat isi kotak itu. Ada surat dokter yang  menyatakan bahwa ningsih mengidap penyakit lemah jantung. Sufyan sangat terkejut. Lalu di bawahnya ada foto saat ia menikah dengan sufyan. Ada foto sufin saat masih baru lahir. Sufyan menangis sejadi-jadinya. Sufin sudah keluar sejak tadi. Dan paling bawah sekali ada surat yang bertuliskan untuk mas sufyan dan anakku sufin.

Untuk :
Mas sufyan dan anakku sufin sayang.

Mas , nak. Maafin ibuk yang selama ini belum menjadi istri dan ibuk yang baik. Ibuk
Bahagia sekali punya kalian berdua.. maaf ibuk menyenmbunyikan penyakit yang
Sebenarnya sudah dari melahirkan sufin ibu rasakan. Ndak.. ini bukan salah sufin atau
Mas sufyan.. ini kesalahan ibu .. ibu yang tak bisa menjaga kesehatan ibu sendiri..
Mas sufyan , maafin aku yang harus pergi duluan.. mas harus janji mas bisa urus
Sufin.. sampai sufin menjadi anak yang dapat membawa nama baik kita berdua..
Mas, mungkin segitu aja dari aku , aku sayang sama kalian.. oh iya , jagain juga ayah
Ibuku ya mas.. kalau mas mau cari penggantiku , aku sudah izinkan mas.. aku ikhlas
karena bagaimanapun juga sufin masih butuh ibu.. mas , aku sayang sama mas sangat2
Semoga kita bertemu di surganya Allah ya mas..
Salam sayang
Ningsih yang sayang sekali sama sufyan  dan ibuk yang sangat sayang pada sufin

Sufyan yang membaca itu langsung menangis lagi , memang hari ini hari tersedih yang dialami sufyan dan keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun