Mohon tunggu...
sheila adelia mustika az zahra
sheila adelia mustika az zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - pendidikan sejarah

hi, welcome!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Doa dan Perjuangan

12 Mei 2022   09:04 Diperbarui: 12 Mei 2022   09:17 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi-pagi , ningsih harus masak untuk suaminya. Ibu ningsih dan mertuanya sudah pulang sejak pagi tadi. Ia juga harus menyiapkan air hangat untuk sufin. " mas , sarapanmu di meja ya.. aku mau masak air hangat buat sufin dulu mas hehe" ningsih menuju dapur. Baru seminggu pasca melahirkan , ningsih sudah melakukan banyak pekerjaan rumah.

Kalau mas sufyan bilang ia akan cuti untuk membantu ningsih , ia akan segera menolak tawaran itu. Ningsih bilang 'ini sudah menjadi tugas seorang ibu mas' sangat manis kata-kata itu di dengar di telinga sufyan.

"dedek sufin namanya ini , anaknya ayah sufyan inini, utukutuk , tayang ibu" itu lah celotehan ningsih saat memandikan sufin. "eh jagoan ayah lagi mandii"  ucap Sufyan yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya. "mas berangkat dulu ya ning, kamu hati-hati dirumah. kalo butuh apa-apa hubungin mas aja ya" setelah menaruh sufin di kasur, ningsih menyalami mas sufyan. dan mengantarkan sampai pintu. sufyan melambaikan tangannya dari dalam mobil , ningsih melambaikan tangannya pula dan tersenyum.

setelah sufin selesai di mandikan, disusui sampai sufin tertidur. lalu ningsih merapihkan ruang tengah nya yang sedikit berantakan. lalu ia menemukan foto keluarganya saat ia masih sangat kecil. ningsih melihat itu tersenyum haru. "aku bener-bener ga nyangka buk, pak. aku udah punya anak sekarang. dan tugasku sebagai ibu harus bisa mengurus nya hingga ia sukses.." ningsih memeluk foto itu sebentar lalu memasukkan lagi ke dalam album.

tak terasa, sufin beranjak besar.  sufin sekarang sudah di bangku sekolah dasar.

"gimana sufin tadi di sekolah?" tanya ningsih pada anaknya. "upin udah dapet banyak temen bu, upin seneng banget di sekolah. upin paling jago, soalnya upin sekolahnya ga ditemenin ibu. upin pemberani!" upin berkata sambil memajukan dada nya seolah-olah pahlawan. ningsih tersenyum melihat perkembangan upin. "iya dong, upin kan pemberani, baik hati, dan pintar! nah sekarang waktunya upin mandi terus belajar! oke?" ningsih mengacungkan jempolnya. lalu upin mengangguk dan pergi ke kamarnya.

upin tengah belajar di kamarnya,  lalu ningsih menghampiri upin. ningsih mengelus kepala upin. "belajar yang rajin ya upin, supaya bisa jadi juara di sekolah upin. tapi hal terpenting adalah kejujuran pin. apapun yang upin lakukan harus?" upin dengan semangat menjawab "jujur buk!" ningsih tersenyum. "anak ibuk pinter banget nih, yaudah ibu mau ke kamar dulu ya upin.. kamu jangan tidur malem-malem ok?" upin mengangguk mendengar perkataan ibunya.
tiba-tiba ningsih merasa sesak nafas , ia tidak ingin upin melihatnya sedang sesak napas. ningsih langsung meminum obatnya ,setelah tenang ia kembali tidur.

(pagi hari nya)

seperti biasa ningsih menyiapkan sarapan untuk mas sufyan dan sufin. "mas, maaf ya semalem aku ketiduran.. aku tiba-tiba pusing mas, jadi aku tidur hehe" ucap ningsih sambil menuangkan nasi di piring mas sufyan. "iya gapapa ning , mas ngerti ko" mas sufyan tersenyum. "ibuk, ambilin nasi upin dong , masa ayah aja yang di ambilin. Males" sufyan dan ningsih tertawa melihat itu. "iya bawel , nih nasi nya" ningsih mengelus puncak kepala sufin.

Setelah keduanya sarapan , sufyan dan sufin berangkat bersama.

Ningsih langsung bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit. "pak , buruan ya pak" ucap ningsih kepada supir di rumahnya. "njeh buk" jawab sang supir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun