Mohon tunggu...
Sheila MustafidaRossandini
Sheila MustafidaRossandini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Negeri Semarang Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Saya memiliki hobi traveling dan membaca hal yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menanamkan Karakter Anak melalui Cerita Rakyat Jawa Tengah di Era Digital

2 Desember 2024   10:10 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:34 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Rawa Pening (Sumber: Liputan6.com)

Timun Mas membuka bungkusan kedua, yang mengubah jarum menjadi bambu runcing, menusuk raksasa. Tapi, raksasa itu tetap mengejar.

Dengan ketakutan, Timun Mas membuka bungkusan ketiga, menaburkan garam. Lautan luas muncul, tetapi raksasa itu terus mengejar.

Akhirnya, Timun Mas membuka bungkusan terakhir, melemparkan terasi. Tanah berubah menjadi lumpur mendidih, dan raksasa terperosok, tewas seketika.

Timun Mas kembali ke rumah dan memeluk ibunya. "Ibu, aku selamat!" serunya.

Mbok Srini menangis bahagia. Sejak itu, mereka hidup bahagia, bebas dari ancaman raksasa. Kisah keberanian Timun Mas pun dikenal di seluruh negeri.

Cerita rakyat Jawa Tengah, seperti Asal Usul Rawa Pening, Kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang, dan Timun Mas, tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai karakter yang penting bagi anak-anak. Dalam dunia yang semakin digital, cerita-cerita ini menjadi media yang efektif dalam pendidikan karakter.

Melalui tokoh protagonis yang menunjukkan keberanian, kebaikan hati, dan keteguhan, serta tokoh antagonis yang menunjukkan akibat dari kesombongan, cerita-cerita ini memberikan pelajaran moral yang berharga. Misalnya, dalam cerita Asal Usul Rawa Pening, nilai kebaikan hati dan balas budi diajarkan melalui perbuatan Baru Klinthing, yang menyelamatkan nenek dan menjadi pelindung desa. Sementara dalam Kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang, kita belajar tentang kecerdikan dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan, meskipun dengan konsekuensi dari ketidakjujuran.

Di sisi lain, Timun Mas mengajarkan tentang keberanian dan kepandaian menghadapi rintangan, serta pentingnya berbuat baik dan menjaga janji. Semua cerita ini menyampaikan pesan bahwa karakter yang kuat dapat dibentuk melalui pendidikan yang melibatkan nilai-nilai kearifan lokal.

Ketiga cerita rakyat tersebut bukan hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga bagi pembaca. Di tengah perkembangan teknologi dan budaya digital saat ini, cerita-cerita seperti ini tetap relevan untuk mengajarkan generasi muda tentang nilai-nilai moral, etika, dan kearifan lokal yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Referensi

Qori'ah, P., Ningsih, R., Nusantara, U., & Kediri, P. (2021). Pembentukan Pendidikan Karakter Pada Siswa SD Dengan Media Cerita Rakyat "Malin Kundang." https://proceeding.unpkediri.ac.id/index.php/kkn/article/download/1390/1087/4965

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun