Mohon tunggu...
Sheibasari Sheibasari
Sheibasari Sheibasari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

@ sheibasari\r\n\r\n\r\n\r\ndalam keriuhan hidup, ada sisi lain yang tak terbaca oleh hati yang tak menatap

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jupi dan Dewata dalam Puisi

14 Desember 2015   14:45 Diperbarui: 15 Desember 2015   09:02 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear Jupi,

 

ini kali pertama  untukmu menyusuri jalan berbatu yang tak pernah mengenal aspal, kan?

berpuluh kilometer dalam derai hujan dan dingin yang menusuk

menembus cagar alam gunung Tilu, menuju perkebunan teh Dewata

 ini juga pasti kali pertamamu beriringan dengan teman-temanmu dari jenis yang berbeda kan?

ah, kau pasti sempat tak percaya diri 

betapa gagahnya mereka dalam balutan aksesoris 

dan kau masih sama seperti pertama kali di tahun 2012

 

tak usah cemas, mereka semua baik padamu

mereka tak akan membullymu, percayalah

bahkan beberapa dari mereka menanyaiku, ini kah Jupi yang dulu kubawa menyusuri Sumatera?

tentu aku akan mengangguk, mengiyakan, menjawab semua rasa ingin tahu

 

kau pasti ingin tahu juga kan bagaimana rasanya jadi aku

aku remuk redam, Jupi

tapi aku tahu itu adalah hadiah dari sebuah keindahan perkebunan teh Dewata

berbukit, hijau sempurna, dan kabut yang menebar

keramahan yang tak dibuat

berbagi senyum dengan siapa pun

keluguan dari yang terbaca

bocah-bocah dan pipi yang memerah

sinyal yang menghilang

membuat aku, kamu, kita semua bicara, seperti seharusnya

bukan dengan gadget seperti biasanya

 

hmm, kau pasti ingin aku bercerita tentang teman-teman baruku itu ya

kepo sekali sih kamu

sebagian dari mereka masih belia, Jupi

sebagian lagi mature, hahaha

beberapa dari mereka persis seperti yang kubaca dari cara mereka berbicara di social media, 

sebagian lagi aku salah menduga

ada yang pendiam, yang ramai, dan yang sibuk dengan motornya

kami berbincang apa saja, mengomentari apa pun, tertawa bersama

lalu kami tidur dalam tenda-tenda berwarna cerah melengkapi hijau sekitar

 

 

pagi menyapa

selamat pagi Dewata,

selamat pagi dunia tanpa sesak

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun