Artikel ini adalah sebagian dari isi buku saya yang berjudul "The Great Marriage" (Terobosan 3: Menikmati Keromantisan dan Seks dalam Pernikahan) yang telah saya singkat dan saya sesuaikan, khusus untuk dibaca bagi Anda yang telah menikah saja. Bagi yang belum menikah, sabar sebentar ya, setelah menikah boleh, malah harus dipraktekkan.
Tunggu dulu, apa pun yang ada dalam pikiran Anda, saya ingin mengatakan "BUKAN", tentu saja ini bukan mengenai 101 gaya yang dapat digunakan untuk bercinta ala kamasutra. Kegiatan hubungan seks itu sendiri hanya merupakan satu bagian puncak dari apa yang kita sebut dengan bercinta.
Kita perlu mengetahui kebenarannya bahwa frekuensi berhubungan intim memang berhubungan dengan tingkat kesehatan pernikahan (Yabiku & Gager, 2009). Meskipun demikian, melakukan hubungan intim sebanyak mungkin, tidak serta-merta membuat hubungan bertambah baik, tetapi hubungan yang dekat, akrab dan menyenangkan dengan pasangan pasti membuat mereka sering melakukan hubungan intim.
Untuk menikmati hubungan intim yang indah dan memuaskan kedua pihak, pasutri perlu 5 P: Planning, Prepare, Pursue, Pleasure dan Pain (Perencanaan, Persiapan, Pengejaran, Kenikmatan dan Penderitaan).5 P ini diajarkan oleh guru saya Clifford Penner, seorang pakar, terapis healthy sexuality. Ia bersama istrinya menulis buku The Gift of Sex.
Planning (Perencanaan)
Perencanaan berarti memutuskan kapan waktu untuk melakukan hubungan intim secara rutin. Penelitian yang dipublikasikan di Social Psychological and Personality Science (Luscombe, 2015) memberi petunjuk bahwa hubungan intim perlu dilakukan paling tidak seminggu sekali. Lebih dari itu baik, tapi tidak menambah kebahagiaan.
Rencanakanlah hari dan waktu untuk melakukan hubungan intim yang dipersiapkan dengan baik secara rutin setiap minggunya.
Prepare (Persiapan)
3 hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan hubungan intim adalah fisik, psikologis dan waktu:
Fisik: baik pria maupun wanita perlu mempersiapkan diri dengan mandi, sikat gigi, menggunakan parfum, pakaian yang berbeda dan menarik bagi pasangan (misalnya lingerie bagi wanita) dan kemudian berdandanlah. Minimalkan hal-hal yang mengganggu seperti bulu. Untuk kaum wanita perlu mengerti bahwa pria itu tertarik dengan dan terangsang oleh kecantian fisik secara visual.Â
Jadi terutama bagi istri-istri, Anda perlu mempercantik tampilan visual Anda bagi suami Anda. Dan dalam urusan daya tarif fisik tersebut, pada masa kini memang tidak dapat dipungkiri bahwa tubuh yang ramping adalah juaranya. Karena itu para wanita yang berhasil menjaga berat tubuh yang seimbang perlu diberi apresiasi oleh suaminya.
Karena itu, saat Anda meluangkan waktu, mengajak bicara dari hati-ke-hati, membantu pekerjaan rumah tangga dari istri Anda, itu akan membuat istri Anda turn ON. Perhatian kecil sehari-hari lebih romantis daripada liburan besar berhari-hari di pulau eksotis.
Waktu: Luangkan waktu, bahkan prioritaskan waktu khusus yang sakral ini. Jangan biarkan ada kendala atau alasan yang membuat kita melewati hari itu tanpa hubungan intim. Seringkali kendala yang muncul berasal dari anak. Karena itu carilah waktu di mana anak-anak sudah tidur, dan korbankan waktu lembur Anda, waktu nonton atau sosmed atau kegiatan lain Anda. Anda akan memperoleh hasil yang sepadan.
Pursue (Pengejaran)
Pursue adalah tentang siapa yang memulai duluan. Pria pada umumnya mempunyai hasrat seksual yang lebih tinggi dari wanita. Karena itu biasanya prialah yang mengajak istrinya untuk berhubungan intim. Walaupun demikian para pria sebenarnya mengharapkan istrinya memiliki inisiatif untuk menjadi yang duluan mengajak mereka melakukan hubungan intim.
Namun kita perlu mengetahui bahwa wanita berbeda dengan pria. Wanita menerima dan menginginkan hubungan seks jikalau mereka merasa dicintai dan merasa intim dengan suaminya. Sedangkan pria justru merasa dicintai dan intim dengan istrinya melalui hubungan seks.
Maka dari itu untuk menikmati hubungan intim yang memuaskan kedua pihak, perlu ada inisiatif untuk merubah pola hubungan intim baik di sisi suami maupun di sisi istri. Suami-suami perlu terkoneksi dulu, intim dulu dengan istrinya, baru kemudian ia mengundang istrinya melakukan hubungan intim.Â
Undangan ini harus dilakukan agar sang istri merasa dihormati dan dihargai oleh suaminya, bukan sekedar pemuas nafsu belaka. Suami belum berhak membuka baju istrinya sebelum istrinya memberikan lampu hijau.
Perubahan pola hubungan intim juga harus terjadi pada sisi istri. Istri-istri perlu menerima seks dan mulai memimpin dalam hal seksual. Para istri perlu menyadari bahwa ia layak dan berhak untuk menikmati hubungan intim.
Suatu bukti nyata mengapa wanita juga berhak untuk menikmati hubungan intim adalah keberadaan klitoris pada organ kelamin wanita. Hingga kini tidak ditemukan adanya guna lain dari klitoris selain untuk kepuasan seksual (Penner & Penner, 2003). Tuhan menciptakan klitoris spesifik untuk tujuan tersebut. Ini artinya kepuasan seksual bagi seorang wanita direstui oleh Tuhan.
Pleasure (Kenikmatan)
Hubungan intim jangan dipandang sebagai suatu cara reproduksi belaka. Hubungan intim juga jangan dipandang semata-mata sebagai suatu kewajiban seorang istri/suami kepada pasangannya. Kedua pihak perlu memikirkan kenikmatan bersama sebagai goal dari suatu hubungan intim. Ini berarti waktu melakukan hubungan, kita lupakan saja target-target seperti ingin bisa hamil, ingin orgasme, atau malah sekedar memenuhi kuota seminggu sekali. Nikmati saja prosesnya tanpa tergesa-gesa dan tanpa ada tuntutan/beban apa pun.
Gunakan teknik apa pun yang menyenangkan bagi kedua belah pihak, cobalah hal-hal baru, baik dari sisi gaya, tempat bercinta, termasuk bila diperlukan menggunakan alat bantu seks. Tuntun pasangan kita menikmati titik-titik yang menyenangkan bagi kita, dan demikian juga sebaliknya, nikmati titik-titik yang menyenangkan bagi pasangan kita. Anda adalah orang yang paling bertanggung jawab untuk kepuasan seksual Anda, bukan pasangan Anda.
Kejar dan usahakan kenikmatan bagi Anda sendiri tanpa membuat pasangannya merasa tersiksa. Dalam hal hubungan intim, Anda membantu pasangan Anda dengan memuaskan diri sendiri.
Setelah selesai, jangan lupa memeluknya, menciumnya dan mengucapkan terima kasih pada pasangan kita untuk pelayanannya (ini lagi-lagi menambahkan saldo tabungan cinta Anda)
Pain (Penderitaan)
Pain berbicara mengenai hal-hal yang menghalangi pasutri untuk bisa menikmati hubungan intim. Hal ini bisa jadi merupakan masalah fisik (penyakit, keterbatasan fisik, dan lainnya). Tetapi biasanya hal-hal ini lebih disebabkan oleh masalah-masalah psikologis dari pada yang murni masalah fisik.Â
Misalnya terkadang wanita yang kurang siap melakukan hubungan intim (karena berbagai hal psikologis) akan mengalami kesakitan saat penetrasi karena tegang ataupun cairan pelumas alami yang tidak keluar. Jika hal ini terjadi maka sang suami harus mengalah dan tidak melanjutkan hubungan intim tersebut.
Bilamana hal-hal seperti ini terjadi, Anda membutuhkan bantuan seorang psikolog/konselor.
Masalah-masalah psikologis lainnya seperti rendahnya gambar diri (poor self image), insecurity, rasa tidak percaya (mistrust) bisa membuat suami/istri sulit intim dengan suami/istri yang pada akhirnya mengganggu hubungan intim pasutri. Tetapi musuh terbesar pasutri untuk melakukan hubungan intim sebenarnya adalah hubungan antara suami dan istri yang buruk.
Bahkan sekalipun seorang pria cuma tertarik pada fisik istrinya yang cantik saja, ia pun bisa ilfil bila ia bermasalah dengan istrinya. Gairah mereka berdua bisa padam. Tak heran jika kita pernah mendengar ada suami yang istrinya cantik luar biasa, ternyata selingkuh dengan pembantunya yang mempunyai muka dan perawakan tidak menarik. Ini juga yang terjadi pada aktor laga yang kemudian menjadi salah satu Gubernur di negara bagian di Amerika yaitu Arnold Schwarzenegger.
Semoga artikel ini dapat membantu Anda pasangan suami istri untuk dapat menikmati kebahagiaan bersama kekasih permanen dan teman hidup belahan jiwa Anda, dalam pernikahan yang hebat!
Saya Deny Hen, salam pembelajar!
NB: 5 kunci hubungan seks yang memuaskan dengan pasangan halal Anda selengkapnya dapat dibaca pada buku The Great Marriage.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H