Mohon tunggu...
shandy permana
shandy permana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa unimal

mahasiswa universitas malikussaleh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lima Pilar Sejarah Kemalikussalehan, Fondasi Kesalehan dalam Peradaban Islam Nusantara

7 Desember 2024   11:21 Diperbarui: 7 Desember 2024   11:29 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: (https://images.app.goo.gl/b2EtDJnFioWyWMTq8)

5. Kesabaran dan Tawakkal: Pilar Penghadapi Ujian Hidup

Pilar terakhir adalah kesabaran dan tawakkal---dua sikap yang sangat penting dalam menghadapi ujian hidup. Dalam sejarah peradaban Islam Nusantara, kesabaran dan tawakkal merupakan prinsip yang memandu masyarakat untuk terus berusaha dan bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan.

Kesabaran menjadi sangat penting dalam konteks sosial dan politik di mana terdapat ketegangan, baik di dalam negeri maupun dalam hubungan dengan kerajaan lain. Masyarakat yang saleh dan pemimpin yang tawakkal akan lebih mudah menghadapi kesulitan dan berfokus pada solusi yang didasari oleh nilai-nilai agama. Tawakkal, atau menyerahkan hasil akhir kepada Allah setelah berusaha, adalah bentuk keimanan yang tinggi, yang menumbuhkan ketenangan batin dalam menghadapi segala cobaan.

"Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS. Al-Anfal: 46)

Kesimpulan: Lima Pilar yang Membentuk Peradaban Islam Nusantara

Lima pilar kemalikussalehan---taqwa, ilmu, akhlak, amal saleh, dan kesabaran/tawakkal---merupakan fondasi utama yang membentuk peradaban Islam di Nusantara. Pilar-pilar ini tidak hanya membentuk individu yang saleh, tetapi juga menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan penuh kedamaian. Penerapan nilai-nilai ini di tingkat pemerintahan dan kehidupan sosial membuktikan bahwa kesalehan dalam Islam bukan hanya terbatas pada ibadah pribadi, tetapi juga mencakup tanggung jawab sosial yang besar.

Melalui penerapan lima pilar ini, kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara, seperti Samudra Pasai, Aceh, dan Malaka, berhasil mengembangkan peradaban yang kuat secara spiritual dan sosial. Mereka menunjukkan bahwa sebuah peradaban yang benar-benar maju adalah yang dapat mengharmoniskan aspek duniawi dan ukhrawi.

Keseimbangan ini tercermin dalam bagaimana mereka memimpin dengan penuh kebijaksanaan, mengedepankan pendidikan yang memadai, menegakkan keadilan, serta mendukung keberagaman dan persaudaraan antar umat manusia.

Warisan lima pilar kemalikussalehan ini terus hidup dalam kehidupan masyarakat Islam di Nusantara hingga saat ini. Pilar-pilar ini menjadi panduan bagi umat Islam untuk tidak hanya mengejar kemajuan material, tetapi juga untuk terus berusaha mencapai kesejahteraan spiritual, yang pada akhirnya akan membawa umat kepada kehidupan yang penuh berkah, adil, dan damai. 

Dengan terus menghidupkan lima pilar ini dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam di Nusantara dapat berkontribusi membangun dunia yang lebih baik, sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil-'alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Dengan penambahan ini, artikel ini semakin menegaskan pentingnya kelima pilar dalam membentuk peradaban Islam yang tidak hanya berkembang di ranah individu, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Semoga artikel ini semakin memperdalam pemahaman tentang peran penting kemalikussalehan dalam sejarah peradaban Islam Nusantara!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun