Dalam stoicisme, hasil bukanlah fokus utama, melainkan bagaimana kita menjalani proses. Mahasiswa sering kali terlalu fokus pada nilai akhir atau pencapaian jangka pendek, namun stoicisme mengajarkan untuk lebih menghargai usaha yang dilakukan.
Contoh: Saat mengerjakan tugas atau ujian, fokuslah pada proses belajar, usaha, dan dedikasi Anda. Nilai atau hasil akhirnya hanyalah refleksi dari usaha tersebut, tetapi proses adalah sesuatu yang bisa Anda kendalikan dan kembangkan.
Kesimpulan
Dalam mencapai kesuksesan sebagai sarjana unggul dan profesional, mahasiswa harus memahami perbedaan antara fortuna (hal-hal di luar kendali kita) dan virtue (nilai-nilai yang bisa kita kendalikan). Dengan menerapkan prinsip-prinsip Stoicisme seperti pengendalian diri, kebijaksanaan, ketekunan, dan keberanian, mahasiswa bisa mencapai kesuksesan yang lebih bermakna dan berkelanjutan.
Fokus pada virtue akan memberikan fondasi yang kuat untuk menghadapi perubahan dan ketidakpastian dalam dunia akademik dan profesional, sehingga mereka tidak hanya menjadi individu yang sukses, tetapi juga memiliki integritas dan ketahanan mental yang luar biasa.
Daftar Pustaka
- Irvine, W. B. (2009). A Guide to the Good Life: The Ancient Art of Stoic Joy. Oxford University Press.
- Pigliucci, M. (2017). How to Be a Stoic: Using Ancient Philosophy to Live a Modern Life. Basic Books.
- Ryan Holiday, S. H. (2014). The Obstacle Is the Way: The Timeless Art of Turning Trials into Triumph. Portfolio.
- Cousins, A. D. (2002). Augustine, Boethius and the fortune verses of Thomas More. Moreana, 39(1), 17-40.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H