Pengendalian diri memungkinkan mahasiswa untuk tetap tenang dalam situasi sulit, seperti saat menghadapi tekanan akademik atau deadline tugas yang mendesak. Dengan pengendalian diri yang kuat, mahasiswa dapat menghindari gangguan, mengelola waktu dengan efektif, dan menjaga fokus pada tujuan jangka panjang.
2. Berpikir Bijaksana di Tengah Tekanan
Virtue juga melibatkan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan. Di tengah tekanan akademik dan sosial, seorang mahasiswa yang bijaksana tidak akan terjebak dalam emosi sesaat. Sebaliknya, dia akan merenungkan setiap pilihan dengan hati-hati dan mempertimbangkan dampaknya dalam jangka panjang.
Sebagai contoh, ketika dihadapkan dengan peluang untuk mencontek atau plagiarisme, mahasiswa yang bijaksana memilih untuk tetap jujur, meskipun mungkin hasil akademiknya tidak secepat mereka yang curang. Dalam jangka panjang, kebijaksanaan ini akan membangun integritas dan kepercayaan yang lebih berharga dalam dunia profesional.
3. Kekuatan Ketekunan dalam Menghadapi Kegagalan
Kegagalan adalah bagian dari perjalanan hidup yang tidak bisa dihindari. Dalam Stoicisme, kegagalan dipandang sebagai kesempatan untuk mengasah virtue. Ketekunan adalah kunci dalam menghadapi kegagalan, baik dalam kehidupan akademik maupun profesional.
Mahasiswa yang memiliki ketekunan akan belajar dari kegagalan mereka dan menggunakan pengalaman tersebut untuk menjadi lebih baik. Mereka tidak mudah putus asa, dan ini adalah karakteristik yang sangat diperlukan untuk menjadi seorang profesional yang unggul.
Bagaimana Menerapkan Stoicisme dalam Kehidupan Mahasiswa?
Menerapkan stoicisme dalam kehidupan mahasiswa dapat membantu menghadapi berbagai tantangan akademis, sosial, dan pribadi dengan lebih bijak. Berikut adalah beberapa cara bagaimana stoicisme bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai mahasiswa:
1. Membedakan antara Hal yang Bisa dan Tidak Bisa Dikendalikan
Stoicisme menekankan pentingnya membedakan antara hal-hal yang bisa kita kendalikan dan yang tidak. Dalam kehidupan mahasiswa, ini bisa berarti menerima bahwa tidak semua hal dapat diatur, seperti nilai akhir atau keputusan dosen. Namun, kita bisa mengendalikan bagaimana kita belajar, usaha yang kita lakukan, dan cara kita merespons hasil akhir.
Contoh: Alih-alih stres karena hasil ujian yang tidak sesuai harapan, fokuslah pada proses belajar dan upaya yang sudah Anda lakukan. Ini membantu mengurangi kecemasan dan lebih produktif dalam jangka panjang.
2. Mengembangkan Virtue: Disiplin, Ketekunan, dan Integritas
Virtue dalam stoicisme merujuk pada kualitas moral dan etika seperti kebijaksanaan, keberanian, disiplin, dan integritas. Dalam kehidupan mahasiswa, virtue ini sangat penting untuk mencapai kesuksesan akademis dan pribadi.