Mukaku merah seketika, aku tidak tau harus bereaksi bagaimana. "Terlalu berlebihan ya ma?" hanya jawaban itu yang bisa dikeluarkan.
        Kami pergi ke praktek dokter Arman di jalan setiabudi menggunakan motor yang sudah 7 tahun menemani kami. Vario putih kesayanganku. Udara sore yang nyaman serta macetnya lalu lintas sore menghiasi perjalananku dengan mama kesana. Setelah setengah jam perjalanan akhirnya aku sampai ke praktek itu lagi, Apotek Bona Farma. Dan ketika sampai di depan pintu ruang prakteknya, aku membaca papan nama itu lagi, 'dr Arman Maulana SpPD.
        Jujur seketika tubuhku lemas. Aku tidak tau harus bereaksi apa nanti ketika menatap wajah tampannya. Apa dia masih sama bereaksi seperti dulu, setelah insiden 'pembuntutan' ini?
        "mama ambil hasil lab dulu ya." Mama meninggalkanku dan menuju laboraturium untuk mengambil hasil pemeriksaan darahnya. Dan sesuatu yang tak diduga tiba. 'Dia' keluar dari ruangannya  untuk solat Maghrib dan dari situ mata kami bertemu. Dan saat mata tajam itu menatapku, aku tak berdaya.'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H