Bulan hari itu purnama dan megah, saat yang paling tepat bagi bapak tersebut untuk menghidupakan rokok. Nama Bapak itu adalah Bokir. Mungkin kalian berpikir itu bukan nama aslinya? Kalian salah, Bokir memang namanya sejak lahir. Nama panjangnya adalah Untung Bokir Setiowibowo. Dari namanya sudah terlihat ia bukan orang Aceh. Ia seorang anak bangsa yang lahir di Jawa.
      Bapak itu tersenyum sambil melihat bulan, lalu masuk ke dalam sesaat lalu mengambil gitar kecil di pondoknya. Kembali duduk di depan, memetik gitar, kemudian bernyanyi.
      Nyanyian paling indah yang pernah didengar Agam.
      ****
      Bapak itu sedang memotong kayu dengan gergaji ketika Agam terbangun dan melihat keluar. Ia bingung apa yang sebaiknya ia lakukan sekarang.
      "Sudah bangun?" kata Bapak itu. "Kamu lapar?" tanyanya pada Agam.
      Agam menggeleng. Ia lalu duduk di depan anak tangga depan dan melihat bapak itu menggergaji.
      "Sini" kata bapak itu sambil memberikan isyarat tangan. Agam beranjak mendekat.
      "Mau coba?" katanya. Agam mengangguk.
      "Kamu sepertinya masih sangat muda. Berapa umurmu nak?" tanyanya.
      "sem-sembilan."