"Ini makanlah." Katanya memberikan daging dan nasi pada Agam. Ia memakannya dengan lahap. Hanya 3 menit makanan itu telah habis.
      "Kamu mau tambah?"
      Agam tidak bisa menolak, ia masih terlalu lapar. Ia mengangguk.
      "ini." Kata bapak itu sambil menyodorkan piring yang telah diisi.
      Melihat makanan di depannya Agam kembali memakannya dengan lahap. Bapak itu hanya tersenyum melihat Agam.
      "Siapa kamu nak?" tanya bapak itu setelah Agam selesai makan. "Apa yang kamu lakukan malam-malam di hutan?"
      Jika aku bisa mengatakan tentang kondisi pikiran Agam saat ini, tentu pikirannya saat ini sangatlah tidak sehat. Dari mulai perceraian orang tuanya sampai ancaman pembunuhan, ia menerima banyak sekali syok psikologis. Ia tidak tau harus berpikir apa. Di usianya yang masih sangat muda, ia merasakan apa yang sejatinya tidak perlu untuk ia rasakan.
      'A-a a agam." Jawab agam dengan terbata-bata.
      "Dari mana asal kamu?"
      Agam tidak menjawab.
      "Mungkin kamu butuh istirahat. Bapak itu bangkit, mengambil tikar lalu menggelarnya di salah satu sudut ruangan. "tidurlah." Kamu disini, katanya sambil menaruh bantal lalu segera keluar pondok.