Damn, suaranya lembut sekali. Bibirnya mungil. Aku tersihir. “Ohh, ia dimana tu?”
“Dimana apanya kak.”
“Lokasinya.”
“Di jalan rajawali kak.”
Here it go. Dari dulu aku selalu dipuji dengan sekill ku dalam mendekati cewek. Aku selalu menguasai atsmofer percakapan dan tau pertanyaan apa yang tepat untuk menciptakan chemistry. And I must use that skill again now.
“Ohh kakak punya teman disana juga lagi sekolah.” Kataku mencoba mencari celah pembicaraan.
“Siapa kak?”
“Elina namanya.”
“Aku kenal kak.” Jawabannya membuatku terkejut. Namun fine. Ini bagus, celah pembicaraan makin terbuka lebar.
“Ia dia sekolah bidan disana.”
“Ia kak aku juga berteman ama anak kebidanan hehe.”