Kelima elemen ini saling berhubungan dan memastikan komunikasi berjalan lancar. Jika salah satu elemen tidak berfungsi dengan baik, maka pesan yang disampaikan bisa saja disalahartikan. Dengan memahami elemen-elemen ini, kita bisa memperbaiki cara berkomunikasi dan menciptakan hubungan yang lebih kuat dan bermakna.
PERSEPSI INTERPERSONAL
Seperti namanya, persepsi interpersonal merupakan cara seseorang memandang lingkungan sekitarnya. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi, menjelaskan pengertian tentang persepsi interpersonal. Menurut Rakhmat, persepsi interpersonal adalah proses seleksi, organisasi, dan interpretasi informasi dari orang lain yang memungkinkan kita memahami mereka secara keseluruhan. Dalam proses membangun persepsi interpersonal ini melewati beberapa proses, yaitu:
Seleksi. Pada tahap ini, individu secara selektif memilih informasi atau rangsangan yang dianggap relevan dalam suatu interaksi. Proses seleksi ini dipengaruhi oleh minat, harapan, dan perhatian individu terhadap situasi sosial yang dihadapi.
Organisasi. Setelah seleksi informasi, berikutnya adalah mengorganisasikan informasi tersebut ke dalam pola atau kategori tertentu. Biasanya seseorang mengandalkan skema mental, stereotip, dan kategori sosial untuk menyusun dan memahami informasi tentang orang lain. Proses ini membantu individu merapikan data mentah dari rangsangan sosial menjadi gambaran yang lebih mudah dimengerti.
Interpretasi. Ini adalah tahap terakhir dimana individu memberi makna pada informasi yang telah diseleksi dan diorganisasikan. Interpretasi sifatnya subjektif, jadi  orang yang berbeda bisa saja memberikan makna yang berbeda terhadap situasi yang sama.Â
Persepsi interpersonal sifatnya subyektif, sesuai dengan tahap akhir dari dibangunnya persepsi interpersonal ini sendiri. Hal ini karena persepsi interpersonal yang dibagun seseorang atas sesuatu dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
Pengalaman. Pengalaman masa lalu mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan orang lain. Jika seseorang pernah memiliki pengalaman buruk dengan seseorang yang memiliki karakteristik tertentu, pengalaman tersebut dapat membentuk persepsi negatif terhadap orang lain yang serupa.
Pengetahuan. Semakin banyak informasi yang dimiliki seseorang tentang situasi atau orang lain, semakin akurat persepsi mereka. Sebaliknya, apabila seseorang kurang pengetahuan akan sesuatu bisa menyebabkan kesalahan persepsi dan penilaian yang keliru.
Motivasi. Persepsi interpersonal yang seseorang bangun atas sesuatu juga dapat dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi internal yang mempengaruhi seperti keinginan untuk disukai atau mendapatkan penghargaan. Selain itu, motivasi seperti keinginan untuk bekerja sama dengan seseorang cenderung membuat orang tersebut mempersepsikan orang lain secara lebih positif.
Suasana hati. Suasana hati atau mood seseorang dapat berpengaruh besar dalam persepsi interpersonal yang dibangun. Ketika dalam suasana hati yang baik, seseorang cenderung mempersepsikan orang lain secara lebih positif dan ramah, sebaliknya, suasana hati yang buruk dapat membuat seseorang lebih kritis dan defensif.
Keempat faktor tersebut dapat sangat mempengaruhi persepsi interpersonal seseorang, dan persepsi tersebut berpengaruh pada komunikasi yang dilakukan. Ketika persepsi kita terhadap seseorang positif, kita cenderung terbuka dan lebih kooperatif dalam berinteraksi. Sebaliknya, jika persepsi kita negatif, kita mungkin menjadi lebih defensif, tidak percaya, atau bahkan cenderung menghindari komunikasi.