Mohon tunggu...
Shalu Duta Insani
Shalu Duta Insani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta

Memiliki minat dalam menulis di media

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengulik Sistem Komunikasi Interpersonal: Persepsi Interpersonal dan Konsep Diri

16 Desember 2024   06:00 Diperbarui: 16 Desember 2024   16:06 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelima elemen ini saling berhubungan dan memastikan komunikasi berjalan lancar. Jika salah satu elemen tidak berfungsi dengan baik, maka pesan yang disampaikan bisa saja disalahartikan. Dengan memahami elemen-elemen ini, kita bisa memperbaiki cara berkomunikasi dan menciptakan hubungan yang lebih kuat dan bermakna.

PERSEPSI INTERPERSONAL

Seperti namanya, persepsi interpersonal merupakan cara seseorang memandang lingkungan sekitarnya. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi, menjelaskan pengertian tentang persepsi interpersonal. Menurut Rakhmat, persepsi interpersonal adalah proses seleksi, organisasi, dan interpretasi informasi dari orang lain yang memungkinkan kita memahami mereka secara keseluruhan. Dalam proses membangun persepsi interpersonal ini melewati beberapa proses, yaitu:

  1. Seleksi. Pada tahap ini, individu secara selektif memilih informasi atau rangsangan yang dianggap relevan dalam suatu interaksi. Proses seleksi ini dipengaruhi oleh minat, harapan, dan perhatian individu terhadap situasi sosial yang dihadapi.

  2. Organisasi. Setelah seleksi informasi, berikutnya adalah mengorganisasikan informasi tersebut ke dalam pola atau kategori tertentu. Biasanya seseorang mengandalkan skema mental, stereotip, dan kategori sosial untuk menyusun dan memahami informasi tentang orang lain. Proses ini membantu individu merapikan data mentah dari rangsangan sosial menjadi gambaran yang lebih mudah dimengerti.

  3. Interpretasi. Ini adalah tahap terakhir dimana individu memberi makna pada informasi yang telah diseleksi dan diorganisasikan. Interpretasi sifatnya subjektif, jadi  orang yang berbeda bisa saja memberikan makna yang berbeda terhadap situasi yang sama. 

Persepsi interpersonal sifatnya subyektif, sesuai dengan tahap akhir dari dibangunnya persepsi interpersonal ini sendiri. Hal ini karena persepsi interpersonal yang dibagun seseorang atas sesuatu dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:

  1. Pengalaman. Pengalaman masa lalu mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan orang lain. Jika seseorang pernah memiliki pengalaman buruk dengan seseorang yang memiliki karakteristik tertentu, pengalaman tersebut dapat membentuk persepsi negatif terhadap orang lain yang serupa.

  2. Pengetahuan. Semakin banyak informasi yang dimiliki seseorang tentang situasi atau orang lain, semakin akurat persepsi mereka. Sebaliknya, apabila seseorang kurang pengetahuan akan sesuatu bisa menyebabkan kesalahan persepsi dan penilaian yang keliru.

  3. Motivasi. Persepsi interpersonal yang seseorang bangun atas sesuatu juga dapat dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi internal yang mempengaruhi seperti keinginan untuk disukai atau mendapatkan penghargaan. Selain itu, motivasi seperti keinginan untuk bekerja sama dengan seseorang cenderung membuat orang tersebut mempersepsikan orang lain secara lebih positif.

  4. Suasana hati. Suasana hati atau mood seseorang dapat berpengaruh besar dalam persepsi interpersonal yang dibangun. Ketika dalam suasana hati yang baik, seseorang cenderung mempersepsikan orang lain secara lebih positif dan ramah, sebaliknya, suasana hati yang buruk dapat membuat seseorang lebih kritis dan defensif.

Keempat faktor tersebut dapat sangat mempengaruhi persepsi interpersonal seseorang, dan persepsi tersebut berpengaruh pada komunikasi yang dilakukan. Ketika persepsi kita terhadap seseorang positif, kita cenderung terbuka dan lebih kooperatif dalam berinteraksi. Sebaliknya, jika persepsi kita negatif, kita mungkin menjadi lebih defensif, tidak percaya, atau bahkan cenderung menghindari komunikasi.

KONSEP DIRI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun