Namun, dalam praktiknya, hal ini jarang terjadi. Akibatnya, banyak proyek investasi, seperti pembangunan smelter, lebih banyak menyerap tenaga kerja dari luar daerah.
“Sebetulnya ada banyak program pelatihan seperti Kartu Prakerja, tetapi program ini berjalan sendiri-sendiri dan tidak terhubung dengan investasi yang masuk,” ujar Faisal.
Jika mau membangun pabrik di Jawa Timur, misalnya, supaya bisa menyerap tenaga kerja lokal maka tenaga kerjanya harus disiapkan. Persiapan berarti harus ada training dulu, atau pusat pelatihan atau lembaga pendidikan yang kurikulumnya sesuai dengan investasi yang akan dibangun sehingga ketika mereka sudah lulus dari lembaga pendidikan, bisa langsung diserap oleh industri.
Untuk mewujudkan cita-cita Indonesia-sentris dan menciptakan pertumbuhan yang lebih merata, perlu adanya sinergi yang lebih terarah antara pembangunan infrastruktur, investasi, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Oleh karena itu, Pemerintah dan pemangku kepentingan harus terus bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap pembangunan infrastruktur maupun proyek investasi tidak hanya meningkatkan perekonomian regional, tetapi juga secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H