Karena itu perlu dicarai alternatif lain untuk sistem politik yang berbiaya murah tapi bisa menghasilkan penyelenggara negara yang berkualitas, berdedikasi tinggi, dan mampu melakukan tugasnya dengan baik.
Seorang pilot yang ditangannya tergantung nasib limaratusan orang penumpang pesawat jumbo yang dikemudikannya hanya bisa menjalankan tugas setelah lewat ujian berlapis, test berlapis dan memperoleh sertifikat kelayakan. Bukan cuma itu, setiap kali akan bertugas pilot diperiksa apakah sehat dan bugar untuk menjalankan tugasnya.Â
Sekarang pemimpin negara yang bukan hanya bertanggung jawab atas ratusan penumpang, bahkan ratusan juta orang rakyat yang dipimpinnya hanya ditunjuk lewat syarat yang sangat lemah dan bahkan hanya mensyaratkan lulus SMA atau Sarjana.Â
Jadi bisa dikatakan melakukan seleksi untuk mendapatkan pemimpin itu bukan jalan yang buruk, tapi jalan yang berlipat kali lebih baik dibanding lewat pemilihan. Dengan seleksi maka banyak dimensi dari kandidat bisa diukur. Seleksi untuk pemimpin bisa dilakukan lewat ujian, wawancara, dan berbagai test lain seperti :
1. Ujian pengetahuan ketatanegaraan
2. Ujian pengetahuan tentang hukum dan perundangan
3. Ujian tentang sistem perekonomian dan ekonomi makro
4. Ujian tentang sejarah negeri dan sejarah internasional
5. Ujian kemampuan bahasa asing lisan dan tulisan
6. Seleksi kemampuan berorganisasi dari pengalaman organisasi yang pernah dilakukan
7. Uji kesehatan melihat kesehatan sehingga kandidat bisa dipastikan tak mengidap penyakit kronis yang diperkirakan akan mengganggu tugasnya atau tak bisa bertugas di tengah masa jabatan