Dengan cara bertani inilah yang menjadikan suku Yamato mulai berdinamika lebih maju menuju ke tingkat peradaban yang lebih baik. Mengenai struktur masyarakatnya, terdapat kelas-kelas dalam masyarakat yang dapat dilihat dari keturunan Tenno yang memegang kelas tertinggi, sedangkan gozoku dan masyarakat biasa berada di kelas bawah.Â
Dapat diilustrasikan bahwa Tenno merupakan pemilik tanah, gozoku merupakan atasan, dan masyarakat biasa sebagai pekerja.
Masyarakat yang memiliki kelas terbawah berkewajiban mengelola tanah dan memenuhi perlengkapan yang dibutuhkan oleh pihak istana.Â
Kepercayaan masyarakat Jepang pada zaman Yamato terbentuk dari kepercayaan religius sebagai unsur-unsur agama Shinto. Shinto merupakan agama asli Jepang yang memiliki simbol, ritual, dan perayaan keagamaan yang sering dilakukan di dalam kuil-kuil yang sarat dengan mistik.Â
Awal periode zaman Yamato, kepercayaan masyarakat sebagian besar bersifat animistik dan pemujaan terhadap alam. Agama Shinto berpusat pada pemujaan animistik gejala-gejala alam, gunung-gunung, air, dan seluruh proses penguburan dijadikan objek pemujaan yang percaya bahwa suatu binatang atau benda yang mempunyai hubungan darah sebagai keluarga atau suatu kelompok sosial tertentu.
Dari sedikit pengenalan mengenai Suku Yamato di atas, membuka cakrawala baru dari sisi pengetahuan akan keberagaman suku bangsa di seluruh dunia dengan keunikan dan ciri khasnya tersendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H