Chapter 7: Pertarungan Melawan Badai
Andi berdiri tegak di tengah badai yang semakin memburuk, wajahnya diterpa oleh hembusan angin yang kencang dan tetesan air hujan yang deras. Dia merasakan hatinya berdegup kencang di dadanya, tidak hanya karena fisiknya yang lelah, tetapi juga karena ketidakpastian yang menghantui pikirannya.
Namun, meskipun badai itu mengamuk di sekitarnya, Andi tidak menyerah pada keadaan. Dia tahu bahwa dia harus bertahan, untuk dirinya sendiri dan untuk semua yang dia cintai. Dengan tekad yang kuat, dia memusatkan pikirannya pada satu tujuan: keluar dari badai ini dengan selamat.
Dengan langkah yang mantap, dia melanjutkan perjalanannya, berusaha mencari perlindungan dari hujan yang semakin deras. Dia berlari menuju hutan yang terdekat, berharap bisa menemukan tempat yang aman di antara pepohonan yang rimbun.
Namun, semakin dia berlari, semakin kuat badai itu mengamuk di sekelilingnya. Angin yang kencang membuatnya kesulitan untuk bernafas, dan tetesan air hujan yang deras membuatnya basah kuyup hingga ke tulang.
Namun, Andi tidak menyerah pada keadaan. Dengan tekad yang kuat, dia terus maju, menolak untuk menyerah pada kekuatan alam yang menghantui dirinya. Dia tahu bahwa dia harus bertahan, untuk dirinya sendiri dan untuk semua yang dia cintai.
Sementara itu, di laboratorium, Sarah masih duduk di depan layar monitor, cemas menunggu kabar dari Andi. Wajahnya penuh dengan kekhawatiran, dan dia tidak bisa membantu tetapi merasa gelisah tentang nasib temannya.
Namun, di tengah kegelisahan dan kekhawatirannya, dia merasa ada sesuatu yang aneh dalam udara. Dia merasa seolah-olah ada kekuatan yang tak terlihat yang sedang bergerak di sekitarnya, sebuah kekuatan yang bisa mengubah segalanya.
Sementara itu, Andi terus berjuang melawan badai yang semakin memburuk, hatinya dipenuhi oleh perasaan penantian yang tidak pasti. Dia merasa seperti sedang berjuang melawan kekuatan yang jauh lebih besar dari dirinya sendiri, sebuah kekuatan yang tidak bisa dia lawan sendirian.
Namun, meskipun badai itu semakin mengamuk di sekelilingnya, Andi tidak menyerah pada keadaan. Dengan tekad yang kuat, dia terus maju, mencari perlindungan dari hujan yang semakin deras.
Saat dia terus berjuang, dia tiba-tiba melihat cahaya samar-samar yang berkedip-kedip di kejauhan. Dia menggelengkan kepala, mencoba menyingkirkan ilusi yang mungkin karena kelelahan. Namun, ketika dia melihat lagi, dia menyadari bahwa cahaya itu sebenarnya nyata.