Ponselku terjatuh begitu saja di kasur. Rendra adalah mantanku dulu saat kuliah, tepatnya saat aku berada di semester tiga. Kami menjalani hubungan selama setahun hingga akhirnya aku minta putus. Aku tidak tahan dengannya yang posesif dan obsesif, selain itu dia juga psikopat gila. Dia pernah merencanakan pembunuhan terhadap salah satu kating yang akrab denganku, padahal kami sudah putus saat itu. Akhirnya dia ditangkap dan masuk penjara, sepertinya masa hukumannya sudah selesai sekarang . Seharusnya aku mengikuti saran temanku dan keluargaku yang tidak menyukainya, terutama Ian, adikku yang berbeda delapan tahun denganku. Dia orang yang paling menolak aku berpacaran dengan Rendra. Setiap kali mereka bertemu, Ian akan menatap Rendra dengan sengit. Mantanku itu hanya menanggapi dengan senyuman.
Setelah lulus, aku mencari kerja di luar kota. Aku juga tidak lupa mengganti nomorku untuk berjaga-jaga. Setelah beberapa tahun kerja, akhirnya aku membeli rumah kecil. Hanya keluargaku dan teman terdekat yang kuberitahu alamat rumahku.
"Gimana Rendra bisa tau nomor gue?! Gue cuma kasih tau orang terdekat! Mereka gak mungkin ngasih tau Rendra!"
Orang-orang yang kuberitau nomorku hanya orang yang tidak kenal dengan Rendra dan yang tidak menyukainya. Aku tidak pernah memberitahukan nomorku pada teman-temannya, aku tau dia akan terus mencariku.
Ting!Ting!Ting!
Pesan darinya terus bermunculan.
Kamu pasti kaget kan gimana aku bisa dapat nomor kamu?
Awalnya aku tanya temen-temenku, katanya kamu gak bisa dihubungin
Katanya kayaknya kamu udah ganti nomor, tapi gak ada yang punya nomormu yang baru pas aku tanyain
Akhirnya aku ngehubungin temen-temenmu, eh ternyata temen-temenmu udah nge-block aku. Gara-gara dah tau sifatku ya, haha. Seharusnya dulu aku tanya alamat mereka ke kamu biar gampang nyarinya
Terus aku datang ke rumahmu, katanya keluargamu juga pindah rumah. Kamunya juga kerja di luar kota, aku tanya di kota mana katanya gak tau