Mohon tunggu...
Shafa Varera
Shafa Varera Mohon Tunggu... Freelancer - Be better everytime

bercerita untuk berbagi dan bermanfaat. mom's of two child and a wife, blogger and listener

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Balada Mbok Emban Kos

9 Agustus 2020   05:59 Diperbarui: 9 Agustus 2020   05:47 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi ibu kos atau saya lebih suka menyebut Mbok Emban Kos memiliki segudang kisah seperti anak kos yang memiliki ibu kos dengan tipe yang aneh-aneh. Sekarang saya pun mengalaminya. Sejak menikah, suami sudah memiliki usaha kos yang baru saja selesai dibangung. Tanah yang sudah lama dibelinya itu dijadikan kos karena dia tidak berniat menikah dalam waktu dekat sehingga memanfaatkan lahan yang ada agar menghasilkan.

Saya pun baru tahu dia memiliki sebuah usaha kos-kosan sesaat sebelum menikah. Pilihan menikah jatuh padanya bukan karena harta atau pekerjaan yang melabelinya. Namun, sosok yang santun dan sholeh yang membuat saya mantab untuk menjadi makmumnya. Cukup ya, tentang hati, kita kan sedang membahas tentang jadi Mbok Emban Kos. >.<

Nah, sejak setelah menikah memang saya tidak langsung memegang sendiri urusan kos. Masa adaptasi, apalagi belum mengerti betul bagaimana sistemnya. Saya pun sedikit demi sedikit dikenalkan dengan kos-kosan oleh suami dengan meminta mengawasi tukang yang sedang membersihkan kos. Sesekali diminta mengecek kelengkapan kamar saat ada yang keluar dan akan ada yang menempati kembali dan saya juga diminta untuk mengawasi orang yang membersihkan kamar.

Pertama kali ke kos, ada sebuah keluarga baru tinggal disana. Istrinya sedang hamil. Kata suami, mereka orang-orang pertama yang kos, kebanyakan memang sudah setahun lebih, sisanya tiga kamar yang biasa silih berganti orang datang dan pergi. Beberapa kali menerima anak kos, saya belajar untuk selektif memilih anak kos dan memberitahu mereka peraturan yang ada di kos. 

Meski kami tidak berada di sana, kunci gerbang bawa masing-masing dan kos tidak dibatasi jenis kelami, bukan berarti kos yang kami sediakan merupakan kos bebas. 

Bebas membawa dan menginap bersama pacar, bebas bawa teman segudang, bebas melakukan semua hal. Kami selalu memberi pengertian kalau ada aturan rt setempat dan kami juga mempersilakan kalau sewaktu-waktu ada razia untuk pasangan mesum atau narkoba. Jadi, kami mengingatkan kalau kos kami terpantau dengan baik meski kami tidak berada di dekat kos.

Mau tahu tipe anak kos versi Mbok Emban? check this out ya...

1. Anak kos ngaku saudara

Ada yang sengaja mengaku kakak adik sepupu, ternyata katanya anak kos yang lain, mereka sering keluar berdua dan tak seperti kakak adik sepupu. Si kakak cowok ini sering membawa wanita ke kamar, si perempuan adik sepupu ini pun sering pergi keluar bersama pacarnya. 

Meski sudah memberikan fotocopy KTP, jelas sepupu tidak bisa dibuktikan dengan Kartu Keluarga. Meski kamar mereka terpisah, tapi keberadaan mereka membuat anak kos yang lain tidak nyaman. 

Kami pun tidak memperbolehkan mereka melanjutkan kos karena sesepuh di kos, Mas Haris dan Mbak Mey yang memang sudah kami titip untuk menegur mereka pun sudah menegur, tapi tak diindahkan.

2. Anak kos muka dua

Ada lagi tipe anak kos yang lain. Anak kos yang saat masuk sudah dijelaskan aturan, sudah mengiyakan, tapi baru hari pertama menginap di kos, pacarnya ikut menginap. Baeklaaah.... cari perkara dong ya. 

Karena sudah bayar, aku kekeuh tidak mau mengembalikan uangnya dan memintanya menyelesaikan masa kos dengan menaati aturan. Sayangnya, yang seperti ini justru anak kuliah. Cowok dong, dari pulau sebrang. Kata orang, anak dari pulau sebrang memang seperti kuda lepas dari kandang. Mereka mencari kebebebasan sepenuhnya.

Dia meminta kembali separuh uangnya karena katanya tidak betah tinggal di kos itu karena ada penunggunya. Padahal, sebelumnya kena grebek security kompleks dan ngaku mereka pacaran. 

Pas sama ibu kos ngakunya saudara. Aku pun memberi pelajaran padanya tidak mau mengembalikan uangnya karena tidak menyewakan kos mingguan. 

Padahal kalau ada alasan yang baik, aku pun memberikan kelonggaran kalau memang hanya bisa setengah bulan. Namun, untuk anak-anak seperti ii harus diberikan pelajaran. Yang keselnya lagi, udah minta uang kembali, pas habis masa jatuh tempo kos mau molor pulak. Hadeeeh... kan compang camping ya lidahnya. Eh, Plin plan.

Anak begini nggak bisa dibiarkan. Aku pun tegas memintanya segera membereskan kamar karena ada yang mau masuk lagi. Pas begini sopan lah dia jadinya. So, wahai para ibu kos, jangan percaya dengan penampakan luar dan santun bicaranya ya. Mereka kadang nggak seperti kelihatannya. Namun, jangan semua disamakan, ada juga yang beneran anak baik-baik kok. Itu banyak.

3. Anak kos tampang rapi, kamar amburadul

Nah, ini nih yang sampai sekarang belum ketemu ciri khususnya. Ada anak kos yang kalau keluar tampangnya rapi dan bersih, pas sudah off dari kos, kamarnya jamuran buuk. 

Kamar mandi baunya bikin muntah, jamuran dan nggak pernah dibersihkan. Ampun... padahal beberapa kali ketemu penampakan luarnya beneran rapi dan bersih. Nggak nyangka aja bisa segitu joroknya tuh kamar.

Ada juga cewek yang begini. Pas udah keluar, baru kelihatan dari jejak kamar yang ditinggalkan. Aku pun hanya bisa mengelus dada dan istighfar. 

Memang dunia nggak akan berwarna kalau nggak ada yang begini. Mbok emban kos pun harus menerimanya dengan sabar, mengeluarkan lebih banyak uang untuk yang mau bersihkan.

4. Anak kos Rasa Pemilik Kos

Ini sih sebenernya mbok emban sedikit terbantu ya karena ada mereka yang ikut mengawasi kos karena sudah berkeluarga. Mereka juga bersih membersihkan halaman dan bercocok tanam sehingga kos terlihat lebih asri karena kami tidak tinggal disana dan tidak bisa kontrol sepenuhnya.

Mereka menjadi orang yang disegani sekaligus bisa menegur langsung anak kos yang sekiranya kurang baik seperti membawa pacar atau yang bersikap tidak baik. 

Tetangga sampai menyebut kos dengan nama mereka karena memang kami tidak memberi nama kos kami. Malah, saat itu kami pun tidak mencantumkan kontak kami di kos karena selalu ada mereka yang standby di kos memberi informasi dan menunjukkan kamar kos.

Suami memberi tahu kalau ada kamar kosong dan mereka mau memakainya, tidak usah dimintai biaya. Hitung-hitung wujud terimakasih pada mereka yang banyak dimintai tolong menjaga kos. 

Mungkin kami agak repot kalau tidak ada mereka. Sering mereka tempat aku bertanya karena mereka lebih tahu sutuasi dan kondisi kos. Sejak mereka memiliki rumah sendiri dan pindah, memang rasanya sepi. Kebanyakan orang kerja jadi kalau siang tidak banyak orang di kos.

5. Anak Kos PHP

Ada nggak nih Mbok Emban kos yang pernah merasakan dijanjiin bayar kapan ternyata nggak bayar-bayar sampai berbulan-bulan? Nah, berhubung Mbok Emban belum banyak pengalaman dan maksud hati pengen sama-sama nyaman, dikibulin anak kos pun Mbok Emban masih percaya.

Awalnya dia bilang mau DP dulu 100, nanti gajian dibayar. Sampai gajian banyak alasan, bulan berikut dan berikutnya sampai 2 bulan, baru dibayar satu bulan dan bulan berikutnya belum bayar.

Banyak banget alasannya akhirnya Mbok Emban minta baik-baik agar tidak sama-sama memberatkan ditinggalkan saja kos-kosannya. Selesai. Pernah lho Mbok Emban nemu yang begini sekali, selanjutnya sih ada yang kasih DP separo dan ternyata memang cuam setengah bulan kos. Ini sih nggakpapa, daripada berbulan-bulan dan banyak alasan kan.

Nah, mulai saat itu, Mbok Emban tidak menerima DP. Harus dibayar lunas di depan.

6. Kos jadi Markas

Ini nih yang membuat Mbok Emban harus berbusa-busa ngomong ke anak-anak. Disana banyak yang kerja jadi nggak suka ribut dan terlalu banyak orang yang ke kos membuat kos jadi nggak aman dan nyaman. 

Bukan tidak boleh membawa teman, tapi harus tertib. Kebanyakan anak baru masuk kuliah yang masih sibuk dengan segudang tugas tidak mengindahkan aturan ini. Mereka membawa banyak teman dan bikin ribut. Saya sudah meminta pada anak kos yang lain untuk saling menginagtkan, kalau tidak diindahkan bisa lapor saya.

Nah, ada suatu kejadian karena saking sering dipakai kumpul dan entah berapa orang yang ada dalam satu kamar, malah temennya yang kedapatan mesum di kos. 

Mbok Emban konformasi, yang punya kos malah nggak tahu, jadi untuk amannya, nggak usaha aja deh dilanjutin yang begini. Bikin telpon berdering malam-malam ganggu anak-anak tidur. Cari yang ngerti aturan saja.

7. Anak Kos Tukang Lapor

Ada Mbok Emban pernah dapat satu anak kos yang sering tidak cocok dengan anak kos yang lain. Memang soal bersih dan pembayaran juga aturan anak ini tidak ada masalah, hanya saja dia sering melapor tidak nyaman dengan beberapa anak kos terutama yang tidak mengunci gerbang kembali dan sering bawa pacar ke kos. 

Anak kos yang satu ini sering muncul dengan berbagai laporan di wa Mbok Emban yang membuat Mbok Emban jadi harus crosscheck ke teman kos yang lain perihal kebenarannya dan sejauh mana membuat yang lain tidak nyaman. Kalau memang benar ya ditegur, kalau tidak yang diamkan saja. Pantau dan terus komunikasi dengan yang lain.

Anak kos ini hampir sama dengan Pak Rt yang tinggal di sebelah kos yang menjadi tempat kami menitip mengwasi kos. 

Beliau sering lapor tentang kenakalan anak kos yang kadang salah tuduh. Sebelum mengambil tindakan, untungnya Mbok Emban selalu bertanya pada yang lain agar tidak salah mengambil keputusan dan menegur. Karena tidak tinggal disana, Mbok Emban terima laporan saja selama ini.

8. Anak Kos PHP

Nah, ini sih mungkin sering ya terjadi dimanapun. Ada yang udah janji mau masuk beberapa hari lagi membuat Mbok Emban membatalkan beberapa yang mau lihat, ternyata nggak jadi. Ya kalau begini memang bukan rezeki Mbok Emban. Allah memberi ganti yang lain mungkin yang lebih baik.

Yang menjadi fenomena yang menyedihkan adalah banyak anak kos yang mencari kos bebas. Miris sih, kebanyakan dari mereka yang seperti ini justru anak kuliah. 

Bebas pacar datang, bebas teman menginap dan lebih parahnya banyak yang tanya bebas pacar menginap. Mbok Emban pun menjawab pertanyaan itu dengan panjang dan lebar agar mereka mengerti kalau dimanapun seharusnya norma agama dan norma masyarakat harus dipatuhi. Kalau tidak mau mengikuti aturan, silakan mencari kos lain karena Mbok Emban ingin kos berkah, aman dan nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun