Namun, tampaknya pemberitaan terkait kudeta yang diakukan Indofood harga saham mengalami bullish reversal. Tren kenaikan ini dimulai sejak 31 Agustus. Sehari setelah tagar bertuliskan Mie Gaga menjadi trending topic di media sosial X. pada tanggal 31 Agustus 2023, saham WICO ditutup pada angka 117, mengalami kenaikan signifikan sebesar 9,35%.
Sejak penutupan tanggal 31 Agustus hingga 15 September, saham WICO melonjak hingga mencapai 132,47%. Harga saham tertinggi melonjak sebesar 42% dari bulan sebelumnya, dengan harga saham tertinggi sebesar 322.
Kenaikan harga saham karena berita positif seringkali tidak bertahan lama dan bisa diikuti oleh koreksi harga yang signifikan. Tercatat pada bulan Oktober 2023, harga saham terkoreksi sejak tanggal 1 hingga 16 Oktober dengan harga terendah 280, terkoreksi sebesar 13% dari bulan sebelumnya.
Kesimpulan
Penurunan harga saham setelah muncul berita negatif seringkali hanya bersifat sementara karena investor mungkin terpancing untuk menjual saham mereka sebagai respons awal terhadap berita buruk tersebut.
Pada kuartal III (September) tahun 2023, penjualan ICBP mengalami peningkatan sebesar 69% dari kuatal sebelumnya, menjadi 4,08 triliun. Penjualan ICBP kuartal ini juga meningkat sebesar 50% menjadi 48,9 triliun.
Meskipun, harga saham ICBP sempat terkoreksi karena adanya isu terkait konflik bisnis dengan Mie Gaga, aksi boikot Indomie oleh konsumen tidak berdampak banyak terhadap penjualan mie instan tersebut. Melainkan menyumbang penjulan neto terbesar, yaitu 35.74 triliun.
Sementara itu, WICO mencatat kerugian 120,25 trilliun pada kuartal III (September) tahun 2023 meningkat 26% dari kuartal sebelumnya. Mesikpun penjualan WICO meningkat sebesar 42%, harga pokok penjualan meningkat lebih besar, yaitu 43%.
Meskipun ICBP sedang diterpa berita negatif, terdapat peningkatan pada laba per saham dasar pada kuartal III yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan terus membaik. Situasi sebaliknya terjadi pada WICO, rugi per saham dasar terus menerus mengalami peningkatan sejak kuartal I 2023.
Menurut data dari Euromonitor pada tahun 2017, keluarga Salim, melalui Grup Indofood (melalui Indofood CBP Sukses Makmur/ICBP), mendominasi pasar dengan Indomie, memiliki pangsa pasar sekitar 70% selama periode 2012-2017. Di sisi lain, PT Jakarana Tama, yang dimiliki oleh Djajadi Djaja dengan merk Mie Gaga, memiliki pangsa pasar lebih dari 2%.
Indofood, yang telah lama memproduksi Indomie, memiliki citra merek yg melakat di masyarakat, menjadikan mereka sebagai pemimpin pasar dalam produk mie instan di Indonesia. Tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk ini sudah sangat tinggi, sehingga harga saham akan sangat sensitive terhadap berita negatif terkait perusahaan.