Disamping konflik klaim tumpang tindih LCS, Indonesia sebenarnya tidak memiliki klaim wilayah di Laut China Selatan, akan tetapi Indonesia memiliki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang meliputi wilayah laut di sekitar pulau-pulau di Indonesia, termasuk di Laut China Selatan. Meskipun tidak terlibat langsung dalam sengketa Laut Cina Selatan, klaim Cina atas 200 mil wilayah Indonesia di Natuna Utara menjadi sumber ketegangan. Mengetahui hal ini, Indonesia telah mengajukan peta batas ZEE ke PBB dan mengakui beberapa pulau di Kepulauan Natuna sebagai wilayahnya.
Bentuk ancaman yang menimbulkan ketegangan bagi wilayah Indonesia tidak hanya berkat aktivitas ilegal yang dilakukan oleh China seperti penangkapan ikan di wilayah laut Indonesia, namun juga dilakukan oleh Amerika Serikat yang melakukan penerbangan pengintaian di wilayah Laut China Selatan, termasuk di Kepulauan Spartly. Tindakan ini tentu saja meningkatkan ketegangan geopolitik di kawasan LCS.Â
 Ancaman ini memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Di bidang ekonomi sendiri, akibat adanya potensi konflik di Laut China Selatan, industri perikanan di Indonesia akan terganggu dan pada akhirnya mengurangi pendapatan masyarakat. Tidak hanya itu, eksplorasi sumber daya alam bawah laut Indonesia juga dapat terganggu akibat adanya potensi konflik, padahal sumber daya alam bawah laut sangat penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia, mengingat masih banyak masyarakat yang memanfaatkan laut sebagai mata pencahariannya.
PENTINGNYA KERJASAMA REGIONAL UNTUK MENJAGA STABILITAS DAN KEAMANAN MARITIM
 Melalui kerja sama regional, negara-negara dapat berkoordinasi dan berbagi informasi mengenai ancaman keamanan dan sumber daya alam di kawasan Laut Cina Selatan. Hal ini membantu dalam mengantisipasi dan menangani ancaman keamanan yang datang, serta meningkatkan kesadaran dan kesepakatan di antara negara-negara yang terlibat. Kerja sama regional memungkinkan negara-negara untuk memantau wilayah laut mereka secara lebih efektif, sehingga memungkinkan mereka untuk mengelola sumber daya alam di wilayah laut masing-masing.Â
Cara ini dapat membantu meningkatkan pengembangan sumber daya alam dan meningkatkan pendapatan ekonomi. Kerja sama regional juga memungkinkan negara-negara untuk menghadapi ancaman global dari luar sehingga pada akhirnya diharapkan dapat mengingatkan kembali seberapa penting meningkatkan kesadaran akan keamanan maritim dan ancaman global.Â
ReferensiÂ
 Anugerah, M. (2020). Kedaulatan Maritim Indonesia dan Konflik di Laut China Selatan. Jakarta: Pustaka Maritim.
 Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS). (2021). Annual Report on Indonesian Maritime Security. Jakarta: ISDS.
 Isnaini, M., Sulistyo, H., Marlina, R., Staff, S., Tni, K., Laut, A., Info, A., & Artikel, A.S. (2023). Giat Multilateral Naval Exercise Komodo dalam Menjaga Stabilitas Perdamaian di Kawasan Regional Sekaligus Bukti Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan.
Johannes, R. (2023). Peningkatan Ketegangan Geopolitik Di Laut China Selatan. Jurnal Lemhannas RI.