Sesampainya di mesh, ekspresi Yuas berubah melihat durian yang aku bawa.
"apaan tuh ? " Tanya Yuas
Aku menjelaskan, ini durian kasongan yang terkenal khas daerah sini. Namun, Yuas menjelaskan dengan serius dunia per durianan. Bahwa aku kena tipu, durian yang kubawa itu merupakan durian karbitan alias matangnya tidak alami.Â
Yuas menjelaskan bahaya zat kimia kalsium karbida yang digunakan untuk merangsang pematangan buah dengan paksa sebelum waktunya. kalsium karbida dapat mempengaruhi kesehatan seperti menyebabkan iritasi kulit seperti ruam, kemerahan dan sensasi terbakar, serta mengiritasi mulut, hidung, dan tenggorokan.
Yuas juga berbagi tips untuk membedakan durian karbitan atau bukan, bisa dilihat dari tangkainya. Kalau dia dipotong, bentuk tangkainya seperti terkena parang. Berbeda dengan kalau dia jatuh secara alami.
Karena Yuas ingin menunjukkan tangkai durian yang matang secara alami. Maka, dia berinisiatif untuk mengajakku pergi mengunjungi pamannya yang ada di Kasongan.
Keesokan paginya kami menuju rumah paman Yuas yang berada di Kasongan. Yuas menjelaskan mengenai pamannya yang memiliki kebun durian. Sesampainya disana aku bertemu paman Yuas yang sedang minum - minum.
"mehup ken !" Paman Yuas menawarkan minuman itu.
"anu, kawalku muslim" Kata Yuas.
Yuas menjelaskan padaku mereka sedang minum - minuman tradisional yang memang mengandung alkohol. Jadi Yuas memberitahukannya kalau aku seorang muslim. Sontak sang paman meminta anaknya untuk memindahkan minuman itu ke dalam.Â
"eweh hara ?" kata paman Yuas